Pentahbisan Imamat Antonius Manik di Jambi, Pastor yang Pernah Sekolah di SMP Muhammadiyah
Ia mengatakan pengangkatan imam diibaratkan hari yang baru. Seperti pagi hari yang disambut burung berkicau, ayam berkokok dan suasana sejuk.
Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Duanto AS
"Saat ini Romo Manik sudah menjadi imam yang akan melayani seluruh umat di keuskupan ini. Itulah pengorbanan bapak-ibu," sambungnya.
Ia mengatakan pengangkatan imam diibaratkan hari yang baru. Seperti pagi hari yang disambut burung berkicau, ayam berkokok dan suasana sejuk.
Seperti itulah kondisi menyambut Imam yang akan membawa hari baru pada umat di paroki Santo Gregorius Agung Jambi.
"Pada saat lahir disambut tapi kita harus menempuh hidup berpanas-panasan. Imam harus berjuang bersama umat berpanas terik, membawa Kristus di perjuangan ini. Semoga hari ini membawa berkah bagi semua umat di keuskupan ini," ujarnya.
Sementara itu, Pastor Antonius Manik yang baru saja ditahbiskan menjadi Imam, menyampaikan rasa syukurnya karena upacara pentahbisan imam merupakan pertama kali di laksanakan di Paroki Santo Gregorius Agung Jambi.
"Saya bersyukur karena ditahbiskan di paroki asal saya. Tahbisan perdana di paroki ini. Ini bersejarah dalam hidup saya," ujarnya.
Dengan kerendahan hati, Pastor Antonius manik mengatakan masih banyak orang hebat dan berbakat dari dirinya, namun Tuhan memanggilnya untuk menjadi Imam.
"Ini bukan prestasi, tapi Tuhan memberikan anugerah dalam kehidupan saya. Ini berat tetapi akan terasa ringan jika bapak ibu mau bekerjasama dan mendoakan saya," ujarnya.
Disambut empat tarian
Usai menjalani upacara pentahbisan, Pastor Antonius Manik yang pernah menempuh sekolah di SMP Muhammadiyah Sungai Bahar tahun 2003-2005 ini berjalan keluar gereja untuk ikut bersama jemaat yang hadir makan bersama.
Sepanjang perjalanan menuju keluar gereja, dia didampingi kedua orang tuanya.
Imam yang dikenal ramah ini pun dihadiahi cinderamata empat komunitas suku di gereja tersebut.
Diawali dengan pemberian cinderamata dan tarian etnis Tionghoa, kemudian dilanjutkan pemberian cinderamata dan iringan tari Jawa.
Di depan pintu gereja, Pastor Antonius Manik disambut dengan tarian Maumere dan pemberian cinderamata, kemudian ditutup pemberian cinderamata dari etnis Batak dan diiringi tarian.
Pastor Antonius Manik sesekali terlihat ikut menggoyangkan tangannya menikmati tarian dan disambut meriah para jemaat.