TERNYATA Pak Harto Tidak Pernah Ucapkan 'Mengundurkan Diri' Saat Turun dari Tahta Presiden RI

TRIBUNJAMBI.COM - Pak Harto menyusun konsep pidatonya dengan sangat hati-hati.

Editor: ridwan
Wikimedia/Creative Commons
Soeharto saat pembacakan surat pengunduran diri di Istana Merdeka, Jakarta, 21 Mei 1998. 

Lalu bapak memerintah saya untuk mengambil kertas dan bolpoint. Bapak meminta saya untuk menulis yang bapak katakan.

Soeharto dan BJ Habibie.
Soeharto dan BJ Habibie. (kolase tribunnews)

 Tetap Seru Saat Tulus Menyanyikan Adu Rayu Tanpa Glenn Fredly, Tompi dan Yovie Widianto

 Soeharto Ungkap Perbedaan Kalimat Mengundurkan Diri dan Berhenti dari Jabatan Sebelum Lengser

Saya tidak berani bertanya lagi karena bapak kelihatan serius. Saya tulis apa yang bapak katakan.

Berdebar jantung saya, dan bergetar tangan ini menulisnya, ternyata bapak membuat pidato berhentinya bapak dari jabatan Presiden R I.

Sambil menulis, tak henti-henti saya berdoa : “Yaa ALLAH, lindungi bapakku, kasihi bapakku, cintailah bapakku, berilah selalu petunjuk MU, yang terbaik kiranya ENGKAU berikan pada bapakku, aamiin.”

Akhirnya selesai bapak berucap. Setelah ada pembetulan beberapa kalimat, bapak membaca nya dan mengatakan : “Wis cukup.” Lalu bapak kantongin kertasnya.

 Ini Daftar Instansi yang Akan Buka Lowongan CPNS 2019 di Bulan Oktober

 CPNS 2019 Segera Dimulai, Ini 4 Berkas Penting yang Mesti Disiapkan dari Sekarang

Dan sebagian besar yang bapak ucapkan, sesuai dengan pidato berhentinya beliau.

“Bapak … kami bangga pada bapak, disaat masyarakat menghujat bapak dengan sangat kejamnya, bapak tetap mempertahankan semua tindakan bapak berdasarkan undang-undang yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan perlakuan apapun yang bapak terima, bapak tetap mencintai bangsa, Negara dan masyarakat Indonesia sampai akhir hayat bapak.”

***

Dengan pidato pengunduran diri ini, Soeharto menyerahkan kekuasaan kepresidenan kepada Wakil Presiden BJ Habibie.

"Sesuai dengan Pasal 8 UUD ’45, maka Wakil Presiden Republik Indonesia Prof H BJ Habibie yang akan melanjutkan sisa waktu jabatan Presiden Mandataris MPR 1998-2003," ucap Soeharto.

Gerakan reformasi merupakan penyebab utama yang menjatuhkan Soeharto dari kekuasaannya.

Aksi demonstrasi mulai terjadi sejak Soeharto menyatakan bersedia untuk dipilih kembali sebagai presiden setelah Golkar memenangkan Pemilu 1997.

 Daftar Formasi CPNS dan PPPK 2019 yang Dibutuhkan Sejumlah Pemerintah Daerah di Sumatera

 CPNS 2019 Tahap Kedua yang akan Diseleksi Calon P3K , Begini Penjelasan Resmi dari BKN

Timbul serangkaian peristiwa hilangnya aktivis demokrasi dan mahasiswa yang dianggap melawan pemerintahan Soeharto.

Sejak saat itu, perlawanan terhadap Soeharto semakin terlihat.

Aksi mahasiswa yang semula dilakukan di dalam kampus, kemudian dilakukan di luar kampus pada Maret 1998.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved