Hari Emoji Sedunia Tanggal 17 Juli 2019 Simak Perbedaan Emoji dan Emoticon, Ada yang Multitafsir
Menjelang Hari Emoji Sedunia, banyak yang belum mengetahui bahwa penggunaan emoji juga diperingati setiap tahun.
Emoji pertama kali diciptakan oleh desainer asal Jepang, Shigetaka Kurita yang kala itu sedang menggarap sebuah platform mobile internet bernama i-mode di salah satu operator Jepang yakni Nippon Telegraph and Telephone (NTT).
Kurita terinspriasi dari simbol ramalan cuaca dan tanda-tanda di jalan yang terlihat simpel dan mudah dipahami secara universal.
Simbol-simbol tersebut mengomunikasikan sebuah arti.
Ia kemudian mewujudkan hasil pengamatannya pada sebuah proyek.
Emoji pertama hanya terdiri dari 176 piktogram dengan masing-masing resolusi 12 x 12 piksel.
Sebelas tahun kemudian atau pada tahun 2010, emoji diterjemahkan ke Unicode, dan mulai mendunia hingga hari ini.
Dirangkum KompasTekno dari Phone Arena, sejak saat itu pertumbuhan emoji begitu pesat hingga menyentuh angka 722.
Pada tahun 2016, emoji pertama yang diciptakan oleh Kurita dipajang di Museum of Modern Art (MoMA) di New York, Amerika Serikat.
Beda Emoji dan Emoticon
Banyak pengguna mobile yang acap kali kebingungan dengan perbedaan emoji dan emoticon.
Keduanya sama-sama bertujuan untuk mengungkapkan kata dengan hieroglif, atau karakter yang sukar di baca.
Namun, emotion icon atau disingkat "emoticon" usianya lebih tua dibanding emoji.
Emoticon lebih dijabarkan sebagai kumpulan karakter berupa tanda baca, huruf, dan angka yang membentuk ikon bergambar untuk menyampaikan suatu emosi atau sentimen.
Emoticon diciptakan tahun 1980 oleh para pengguna komputer barat, mulai dari emoticon senyum yang sederhana, terdiri dari tanda baca "titik dua" dan "kurung tutup".
Sementara emoji yang diciptakan oleh Kurita merupakan piktograf berbentuk wajah, objek dan simbol.