VIDEO: Nasib Hutan Pematang Damar, Habitat Anggrek Alam yang Terlupakan

Di tahun 2013 hutan Pematang Damar yang berlokasi di tiga desa di Kecamatan Muara Sebo, Kabupaten Muarojambi sempat menjadi pembicaraan dikanca nasio

Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Teguh Suprayitno

VIDEO: Nasib Hutan Pematang Damar, Habitat Anggrek Alam yang Terlupakan

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Di tahun 2013 hutan Pematang Damar yang berlokasi di tiga desa di Kecamatan Muara Sebo, Kabupaten Muarojambi sempat menjadi pembicaraan dikanca nasional.

Ini dikarenakan kekayaan anggrek alam dari Pematang Damar sempat masuk jajaran terbaik dalam kontes anggrek di tingkat nasional.

Sejak itu pula, namanya banyak dikenal pecinta anggrek. Apa lagi di hutan purba seluas 240 hektare itu ditemukan hingga 84 jenis anggrek.

Bagi masyarakat Muarojambi, terutama di desa sekitar Pematang Damar anggrek atau zakat ini dikenal sebagai mahkota hutan.

Namun saat perusahaan Agro Bumi Lestari membangun kanal yag membelah hutan anggrek mengakibatkan kekeringan di kawasan hutan anggrek.

Baca: Nasib Hutan Pematang Damar Pacsa Kebakaran Gambut, Habitat Anggrek Alam yang Terlupakan

Baca: BPK Temukan Banyak Masalah di Laporan Keuangan Pemprov Jambi

Baca: Tak Terima Divonis 3 Tahun, Terdakwa Kasus Kredit Fiktif Bank Mandiri Tebo Ajukan Banding

Baca: Bupati Romi Ingin Usulan 6 Kelurahan Jadi Desa Dibatalkan

Baca: Baliho Cek Endra Mulai Bermunculan di Jalan Sarolangun

Ini pertama kalinya hutan Pematang Damar yang selama ini dikenal sebagai sumber air yang mengairi sawah warga di tiga desa mengalami kekeringan.

Akibatnya 2015 tepat dibulan Juli secara tiba-tiba muncul 30 titik api mengelilingi hutan Pematang Damar yang dalam kondisi kering.

Pihak manggalaagni bersama komunitas Gerakan Muarojambi Bezakat (GMB) pun tak mampu memadamkannya. 240 hektar kawasan hutan yang selama ini dikeramatkan warga yang juga menjadi surga anggrek pun hangus terbakar.

Padahal bukan hanya surga bagi angrek alam berkembang biak, kawasan yang di perjuangkan menjadi lokasi konservasi anggrek ini juga menjadi sumber penghidupan masyarakat.

Sejak dulu warga sering mencari ikan di dalam kawasan hutan anggrek, pohon rotan serta rumbai untuk membuat kerajinan.

Selain anggrek, hutan Pematang Damar juga menjadi lokasi warga mencari madu alam. Hutan ini juga menjadi tempat tiggal bagi tuntung yakni kura-kura air tawar yang besarnya bisa mencapai bobot 100kg dan sering ditemukan warga disana.

Empat tahun pasca kebakaran, Senin (1/7/2019) Tribunjambi.com bersama jurnalis kilasjambi.com serta ditemani Adi Isnanto dari komunitas GMB melihat kondisi pasca kebakaran.

Adi mengatakan saat ini anggrek yang pernah hidup subur hampir tak lagi bisa ditemukan. Hanya beberapa jenis tumbuhan seperti rumbai dan kantong semar yang bisa di jumpai di sana.

Baca: Inilah Nama-nama Capres yang Bakal Maju di 2024 Versi LSI, Sebut Dukungan Jokowi Sangat Penting

Baca: Sahabat Ungkap Kondisi Agung Hercules, Ada Tumor Baru yang Tumbuh hingga Dibawa Pulang ke Rumah

Baca: Tayang Saat Ini! ILC dengan Tema Wajah Demokrasi Kita, Debat Seru Kubu 01 dan 02 Usai Putusan MK

Baca: Kekurangan Staf, Pemkab Merangin Positif Buka Rekrutmen CPNS 2019, Usulkan 280 Formasi

Baca: Rawan Gempa, BPBD Kerinci Minta Dipasang Alat Pendeteksi Gempa Bumi

Bahkan kondisi Pematang Damar saat ini mulai kembali kering, kanal perusahaan masih belum ditutup. Ironisnya hutan Pematang Damar yang merupakan kawasan gambut tak masuk dalam rencana restorasi gambut pemerintah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved