AKSI Kolonel Moeng Telan 6 Telur Ular Sanca Mentah dalam Sekejap, Bikin Prajurit Kopassus Terbelalak
TRIBUNJATIM.COM - Sosok Kolonel Moeng Pahardimulyo, yang legendaris di kalangan Kopassus.
TRIBUNJATIM.COM - Sosok Kolonel Moeng Pahardimulyo, yang legendaris di kalangan Kopassus. Dia memang kharismatik, dan sangat disegani di kalangan prajurit Kopassus.
Kolonel Moeng Pahardimulyo pernah membuat pasukan terbelalak karena menelan telur-telur ular sanca.
• Kisah Mantan Preman Jadi Prajurit Kopassus, Ditolak Karena Garang, Akhirnya 17 Kali Naik Pangkat
Memang, Kopassus dikenal sebagai pasukan dengan segala kemampuan di medan perang.
Selain miliki reputasi bagus, pemimpin atau biasa dikenal Komandan Jenderal (Danjen), pasukan baret merah itu juga memiliki segudang prestasi dan reputasi ditakuti anak buah.
Sosok Kolonel Moeng Pahardimulyo di antaranya.
• Mimpi Aneh Soeharto 2 Tahun Sebelum Wafat, Sempat Diceritakan Tanpa Ekspresi, Keluarga Hanya Tertawa
Dilansir dari TribunJambi (grup TribunJatim.com), nama Kolonel Moeng telah dikenal sejak pasukan elite TNI AD masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat ( RPKAD).
Pada masa itu, pelatihan untuk anggota Para Komando dirintis.
Pada masa itu juga, terjadi perubahan warna baret Kopassus dari cokelat menjadi merah darah.
Perubahan warna baret Kopassus itu memiliki cerita tersendiri, di tengah kondisi Republik Indonesia yang masih berumur muda.
• Kemurkaan Tentara Saat 1 Foto Terakhir Soekarno Sebelum Wafat Tersebar, 2 Anaknya Sampai Diperiksa

Kolonel Moeng merupakan komandan yang terkenal keras dan disiplin.
Dia dikenal gemar menerapkan hidup sederhana.
Moeng pernah menjabat sebagai Komandan RPKAD dengan pangkat letnan kolonel.
Pelantikannya berlangsung di Manado, pada 3 Agustus 1958.
Kala itu Moeng Pahardimulyo langsung terjun ke medan operasi memimpin RTP 1 untuk merebut Kota Tondano.
Baca: MARDI Rambo, Prajurit Kopassus Tak Pernah Mendarat Pakai Pesawat, Malah Gembira Dikirim ke Bosnia
Baca: PRAJURIT Kopassus 5 Hari Bertahan di Tumpukan Mayat Rekan yang Membusuk, Tiba-tiba Lewat Sosok Ini
Baca: Tim Hukum Kubu Jokowi-Maruf Mengaku Siap Kalah, Bagaimana dengan Kubu Prabowo-Sandi
Dalam masa kepemimpinan itu terjadi perubahan baret prajurit dari warna cokelat (seperti baret artileri) menjadi warna merah.
Pada masa Moeng juga, diciptakan pakaian pakaian dinas lapangan (PDL) loreng khusus "darah mengalir", mengantikan seragam PDL loreng lama yang digunakan prajurit para komando.
Pria ini memiliki prinsip yang sangat keras.
Setiap prajurit Kopassus, walau hanya bersenjata sebilah pisau komando, harus bisa memenangkan pertempuran.
Kolonel Moeng juga berpesan supaya pasukan khusus bisa survive ketika sedang berada di hutan selama berhari-hari hanya berbekal pisau komando.
Dalam soal survival, Kolonel Moeng memang bukan hanya bisa memberikan perintah. Dia langsung memberikan contoh nyata.
Baca: Debat Rocky Gerung vs Ngabalin Seru Bahas Bisakah Jokowi Diskualifikasi, Orde Baru Saya di Penjara
Baca: Baru Kenal Setahun dari Facebook, Gadis 16 Tahun Asal Lampung Dicabuli Berkali-kali
Cerita saat para siswa kaget
Suatu kali, Kolonel Moeng melaksanakan inspeksi ke lokasi pendidikan siswa komando di Citatah, Bandung, Jawa Barat.
Dalam suatu latihan survival, siswa komando berhasil menangkap ular sanca.
Setelah dikuliti, ternyata terdapat sekira 20 telur di dalam perut ular sanca itu.
Telur sanca berbentuk untaian seperti batang rokok berderet memanjang itu masih terbungkus balutan lemak yang tebal.
Baca: Terbongkar Trik SBY Bebaskan Meutya Hafid yang Pernah Disandera di Irak, Info Dini Hari Jadi Kunci
Baca: 4 Artis yang Meninggal saat Produksi Film sedang Berlangsung, No 3 Sinetronnya Lagi Disukai Penonton
Tak diduga, Kolonel Moeng lalu mengambil enam untaian telur sanca dan lemaknya, lalu menelannya mentah-mentah dalam sekejap.
Semua siswa komando dan para instrukturnya hanya bisa terbelalak melihat ‘keganasan’ Kolonel Moeng saat menelan untaian telur sanca.
Para siswa dan pelatih hanya bisa menjawab, ‘Siap...!’, ketika diperintahkan untuk menelan telur-telur sanca yang masih terbalut lemak dengan cara seperti dilakukan oleh Kolonel Moeng.
Jejak karier di RPKAD (Kopassus):
Komandan RPKAD (1958 - 1964)
Tempat tanggal lahir: Yogyakarta, 11 Januari 1925
Meninggal: Jakarta, 28 Desember 2012
Baca: Dikenal Sebagai Ratu Film Panas Era 80, Kini Kehidupan Eva Arnaz Berubah Drastis, Kini Jual Lontong
Baca: Salurkan Hobi dan Berlajar Berorganisasi, Ini 5 UKM Seni yang Ada Diberbagai Kampus di Jambi
Baca: 5 Artis yang Dulunya Anggota TNI & Polisi, Banyak yang Gak Nyangka No 3 Dulunya Seorang Marinir
Kisah tersebut pernah diulas Intisari yang mengambil sumber buku berjudul: Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, 2009.
• Sat-81, Pasukan Kopassus Bentukan Luhut Panjaitan & Prabowo Subianto, Satuan yang Serba Rahasia
Anak didik yang berhasil
Letjen TNI (Purn) Sintong Hamonangan Panjaitan atau biasa dipanggil Sintong Panjaitan lahir di Sumatera Utara, 4 September 1940.
Ia merupakan stau di antara anak didik kolonel Moeng.

Minat Sintong pada bidang militer muncul saat berumur tujuh tahun.
Saat itu rumahnya kerap terkena bom pesawat P-51 Mustang Angkatan Udara Kerajaan Belanda.
Itulah yang membuat Sintong ingin masuk angkatan udara.
Baca: Jelang MTQ Tingkat Provinsi Jambi, Bupati Mashuri Tempatkan Kafilah di Tempat Pemusatan Pelatihan
Baca: Terbongkar Trik SBY Bebaskan Meutya Hafid yang Pernah Disandera di Irak, Info Dini Hari Jadi Kunci
Baca: PRAJURIT Kopassus 5 Hari Bertahan di Tumpukan Mayat Rekan yang Membusuk, Tiba-tiba Lewat Sosok Ini
Sintong Panjaitan merupakan TNI lulusan Akademi Militee Nasional (kini Akademi Militer) tahun 1963.
Artikel ini pernah tayang di TribunJambi.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Kisah Kolonel Moeng yang Ditakuti Prajurit Kopassus, Buat Pasukan Kaget saat Telan Telur Ular Sanca