Habis Wawancara Brigadir Popy dan Bripda Fitri Disuruh Masuk Kamar, Penyamaran Polwan Cantik di Bali
Demi tugas, dua polwan cantik Polres Garut meluncur ke Pulau Bali. Mereka melakukan penyamaran ke...
Awalnya kerjaan itu hanya sebagai pegawai kafe atau bar.
Ternyata, pekerjaan yang dilakukan oleh si perempuan ini setelah di Bali, tidak sesuai dengan tawaran dari penyalurnya.
Pendek kata, perempuan itu malah disuruh untuk bekerja di Bungalow 505, yaitu tempat prostitusi.
Si perempuan yang jadi korban perdagangan atau human trafficking ini sudah meminta pulang.
Tapi dia ditahan-tahan oleh si pemilik.

"Korban meminta pulang karena tidak sesuai dengna pekerjaannya. Tapi tak kunjung diberi pulang, akhirnya melapor ke orangtuanya," tutur Kapolresta.
Orangtuanya kemudian melaporkan kejadian itu ke Polres Garut.
Tak lama setelah penggerebekan, si mucikari atau penyalur perempuan dijadikan bisnis pekerja seks komersial (PSK) itu ditangkap petugas Polres Garut.
Mucikarinya ditangkap setelah berkoordinasi dengan anggota dari Polres Denpasar.
"Bahwa dalam praktik pengungkapan itu memang Polres Garut menggunakan dua orang polwan sebagai pancingannya. Seorang pemilik Bungalow bernama Imam dan anak buahnya ditangkap," ujar Kapolresta Denpasar Kombespol Hadi Purnomo.
Kelahiran Polwan
Menelusuri sejarah kelahiran polisi wanita (polwan) di Indonesia, sangat menarik.
Di Indonesia, polwan lahir pada 1 September 1948. Ini berawal dari kota Bukittinggi, Sumatera Barat, tatkala Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) menghadapi Agresi Militer Belanda II.
Melansir wikipedia, saat itu terjadi pengungsian besar-besaran pria, wanita, dan anak-anak meninggalkan rumah mereka untuk menjauhi titik-titik peperangan.
Untuk mencegah terjadinya penyusupan, para pengungsi harus diperiksa oleh polisi, namun para pengungsi wanita tidak mau diperiksa apalagi digeledah secara fisik oleh polisi pria.