Kisah Militer

Nama-nama Tim Rahasia Kopassus Saat Jalankan Misi Penting Berisiko Tinggi, Digunakan Saat Bertempur

Mampu masuk ke garis pertahanan lawan tanpa terdeteksi, menyusup dengan menjadi mata-mata jauh ke belakang garis pertahanan musuh.

Editor: bandot
TRIBUNNEWS
Prajurit Kopassus 

Tujuan pembentukan batalion untuk melancarkan operasi mobil udara di Sektor Tengah guna menutup kemungkinan Lobato lolos dari pengepungan.

Untuk memantapkan integrasi antar ketiga angkatan, mereka melakukan latihan bersama selama satu minggu di Batujajar, Bandung.

Baca: Ngaku Masih Sayang, Prada DP Tak Lanjutkan Mutilasi Vera Oktaria Walau Sudah Potong Tangan Korban

Baca: Wanita yang Ada di Video Tak Senonoh Rexona Hijau Kerinci, Ancam Polisikan Mantan Pacarnya

Batalion Parikesit tiba di Laklobar dan Soibada sebagai pangkal tolak operasi mobil udara pada 14 Desember.

Operasi mobil udara menggunakan dua helikopter SA-330 Puma TNI AU dengan daya angkut 19 pasukan dan tiga awak pesawat.

Pergantian Nanggala

Tapi keberadaan tim Nanggala yang sangat lekat dengan sosok Yogie S Memed, tidak bertahan lama di jajaran Kopassus.

Seiring digantinya Brigjen TNI Yogie SM (1975-1983) dengan Brigjen TNI Wismoyo Arismunandar (1983-1985), berakhir pula pemakaian nama Nanggala.

Saat ini, fungsi Nanggala diambil-alih Satuan 81 (Sat-81) Penanggulangan Teror (Gultor) atau Grup 3 Sandi Yudha. (A. Winardi)

Tentang Kopassandha:

Nama lengkap: Komando Pasukan Sandi Yudha

Pemberian nama: 17 Februari 1971

Operasi: Operasi di Timor Timur, Operasi pembebasan sandera pesawat DC-9 Woyla Garuda Indonesia

Perubahan nama: Kopassandha berubah menjadi Komando Pasukan Khusus atau Kopassus, pada 26 Desember 1986

Tiga Orang Kopassus Mampu Porak-porandakan Markas Musuh

Tentang kehebatan pasukan Kopassus tersebut juga diungkapkan mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Gatot Nurmantyo
Gatot Nurmantyo ()

Gatot Nurmantyo menyinggung soal Operasi Sandi Yudha Kopassus.

"Ini yang harus saya jelaskan bahwa dalam konteks ini satu hal hampir semua Prajurit Koppassus dan Taipur yang melaksanakan Operasi Sandi Yudha hampir dikatakan 50 persen dia punya senjata itu, tapi entah di mana sekarang karena memang salah satu tugas Operasi Sandi Yudha itu adalah melakaksanakan operasi di belakang garis lawan bukan di depan."

"Tempat sarangnya musuh dia beroperasi, kemudian dia melipatgandakan dan melangsungkan perlawanan dari garis dalam, jadi bayangkan dia berangkat 3 orang ke sana dengan terpisah-pisah nanti bertemu di tempat musuh kemudian dia merekrut orang-orang yang jadi musuhnya itu."

"Dia mempersenjatai entah dari mana senjatanya ia melakukan perlawanan dari belakang, itulah Operasi Sandi Yudha."

Baca kisah-kisah Kopassus dan pasukan elite TNI di Tribunjambi.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved