Kisah Militer
Aksi Kilat Kopassus di Thailand, Datang Disepelekan, Nyatanya Tak Sampai 5 Menit Musuh Terkapar
Kisah Kopassus yang sempat disepelekan saat tiba di luar negeri untuk menumpas para teroris pembajak pesawat Garuda Indonesia
Usai tembak-menembak, empat pembajak terkapar (tiga meninggal di tempat dan satu di rumah sakit), sementara seorang prajurit dan pilot terkena tembakan.
Pemimpin pembajak, Imran bin Muhammad Zein selamat dalam kontak senjata itu dan ditangkap oleh pasukan anti teror.
Dalam tiga menit pasukan para komando telah menguasai situasi.
Pukul 02.46, seorang anggota pasukan khusus keluar dari pintu depan pesawat mengacungkan jempol.

Menit-menit berikutnya terdengar raungan sirine ambulans mendekati pesawat yang sudah tiga hari lebih terparkir di landasan.
Beberapa orang segera diangkut ke rumah sakit. Sebuah bus kemudian datang menjemput para sandera.
Seluruh penumpang selamat.
Baca: Tak Main-main, Tim Hukum Prabowo-Sandi Harusnya Bawa 12 Truk Bukti ke MK, Ini Alasannya tak Dibawa
Baca: Prada DP Ditangkap di Serang, Ibu Vera Oktaria Menangis, Sepupu Korban Langsung Update di Sosmed
Baca: Ingat Nania Indonesia Idol? Sempat Luncurkan Biografi hingga Eksis Menyanyi, Menangis Karena Lagu
Baca: Pernah Berlimpah Uang dari Batu Ajaibnya, Begini Kondisi Dukun Cilik Ponari Setelah 10 Tahun
Pukul 03.20, ambulans terakhir meninggalkan lokasi kejadian. Letnan Satu (Anumerta) Achmad Kirang dan Kapten Pilot Herman Rante meninggal saat dirawat di rumah sakit.

Atas jasanya dalam operasi pembebasan sandera itu, Kirang yang saat itu berpangkat capa (calon perwira) mendapat Bintang Sakti dan kenaikan pangkat istimewa dua tingkat, prajurit para komando lainnya juga mendapat Bintang Sakti dan kenaikan pangkat satu tingkat.
Pembajakan pesawat GA-206 rute Palembang-Medan –kemudian dibelokkan ke Bangkok setelah mengisi bahan bakar di Penang (Malaysia)— itu bermotif tuntutan pembebasan beberapa orang yang ditahan karena terlibat pembunuhan empat anggota polisi dalam Peristiwa Cicendo di Bandung, Jawa Barat.
Para pembajak juga menuntut tebusan 1,5 juta dollar AS.Kompas mencatat dua kali peristiwa pembajakan pesawat maskapai Indonesia sebelumnya.
Pertama, pesawat jenis Vickers Viscount milik Merpati Nusantara Airlines rute Surabaya-Jakarta, dengan nomor penerbangan 171, pada 5 April 1972 di Bandara Adi Sucipto, Jogjakarta.
Kedua, pesawat DC-9 milik Garuda dengan nomor penerbangan GA-488 dari Jakarta menuju Surabaya, 5 September 1977.

Sumber: Kompas, Kamis, 6 April 1972, halaman 1, Kompas, Selasa, 6 September 1977, halaman 1, Kompas, Minggu, 29 Maret 1981, halaman 1, Kompas, Selasa, 31 Maret 1981, halaman 1, Kompas, Rabu, 1 April 1981, halaman 1, Kompas, Jumat, 3 April 1981, halaman 1, Kompas, Sabtu, 4 April 1981, halaman 1.
Artikel Ini telah Tayang di Kompas.id