PRAMUGARI Garuda Meronta Kesakitan Diterjang dan Ditampar Teroris: Selamat saat Kopassus Datang

TRIBUNJAMBI.COM - Pramugari Garuda Woyla pernah mengalami hal tidak mengenakan selama penerbangan

Editor: ridwan
kompas.com
Aksi Kopassus saat membebaskan sandera dari Pesawat Woyla yang dibajak teroris 

Hingga akhirnya pasukan Kopasandha atau Kopassus datang menyelamatkan mereka.
Penderitaan yang Dirasakan Penumpang

Pembajak meminta pesawat Woyla diterbangkan ke Sri Lanka. Pilot Herman Rante menolak dengan alasan bahan bakar tak akan cukup bila harus melintasi bagian utara Samudera Hindia.

Baca: Arief Puyuono Salahkan Pemerintahan Jokowi & Ragukan Keterlibatan Kivlan Zen di Aksi Rusuh 22 Mei

Maka pesawat Woyla dibelokkan rutenya menuju Penang, Malaysia, dan kemudian diarahkan ke Bangkok, Thailand.

Imran bin Muhammad Zein, pemimpin kelompok pembajak pesawat itu, meminta pemerintah Indonesia membebaskan 80 rekan mereka yang kala itu mendekam di penjara.

Rekan mereka dipenjara karena terlibat peristiwa penyerangan Kosekta 8606 Pasir Kaliki, Cicendo, Bandung.

Disebut juga, pembajak meminta uang tunai sebesar 1,5 juta dolar AS.

Mereka mengancam akan meledakkan pesawat bila tuntutan tersebut tak dikabulkan. Berhari-hari disandera membuat para penumpang merasa takut dan lelah.

Kala itu, korban sendera dicekoki ceramah yang isinya menjelekkan pemerintahan Soeharto. Para sandera tak boleh berkomentar mengenai ceramah tersebut.

Baca: Gerindra Bicarakan Jaminan, BPN Prabowo-Sandi akan Berikan Bantuan Hukum ke Kivlan Zen dan Soenarko

Tangan penumpang harus diangkat ke atas dan kedua telapak tangan harus di bagian atas sandaran kursi.

Penumpang baru boleh menurunkan tangannya setelah pesawat Woyla tiba di Bangkok, Thailand.

Pesawat tersebut mendarat di Bandara Don Mueng, Bangkok, Sabtu sekitar pukul 17.00.

Penderitaan yang dialami oleh penumpang pesawat belum berakhir. Bahkan, penderitaan yang dialami mereka semakin menjadi-jadi.

Mereka hanya diberi selembar roti tawar dan air putih. Para korban sandera itu terus diawasi secara ketat.

Saat menggunakan toilet, mereka tak boleh menutup pintu. Perlakuan tersebut berlaku juga bagi sandera perempuan.

Bahan bakar pesawat yang kian menipis semakin menambah penderitaan sandera.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved