Peran Kivlan Zen Tentukan Rencana Bunuh 4 Jenderal Diungkap, Beri Rp 150 Juta Cari Senjata dan Intai

Peran Mayjen (Purn) Kivlan Zen pada rencana pembunuhan terhadap empat tokoh nasional diungkap.

Editor: bandot
ist
Kivlan Zen 

TRIBUNJAMBI.COM - Peran Mayjen (Purn) Kivlan Zen pada rencana pembunuhan terhadap empat tokoh nasional diungkap.

Empat tokoh nasional yang juga pensiunan Jenderal TNI maupun Polri jadi sasaran rencana pembunuhan.

Empat Jenderal tersebut diantaranya Menko Polhukam Jenderal (Purn) Wiranto, Menko Kemaritiman Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Gories Mere.

Satu lagi yakni seorang pimpinan lembaga survei yang belakangan diketahui yakni Yunarto Wijaya.

Selasa (11/6/2019) Kepolisian merilis peran tersangka Kivlan Zen dalam kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal dan pembunuhan berencana terhadap 5 tokoh nasional dan seorang pimpinan lembaga survei.

Peran Kivlan terungkap dari keterangan para saksi, pelaku dan sejumlah barang bukti.

Baca: Mantan Komandan Ungkap Fakta Tim Mawar Pasca Tahun 1999, Tak Terima Tudingan Terlibat Rusuh 22 Mei

Baca: Siapa Sebenarnya Fauka Noor Farid? Blak-blakan Eks Tim Mawar yang Dituding Rencanakan Rusuh 22 Mei

Baca: Siapa Sebenarnya Habil Marati, Politisi Senior PPP, Diduga Donatur Eksekutor Pembunuh Bayaran 22 Mei

"Berdasarkan fakta, keterangan saksi dan barang bukti, dengan adanya petunjuk dan kesesuaian mereka bermufakat melakukan pembunuhan berencana terhadap 4 tokoh nasional dan satu direktur eksekutif lembaga survei," ujar Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary Syam Indradi dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Pertama, Kivlan diduga berperan memberi perintah kepada tersangka HK alias I dan AZ untuk mencari eksekutor pembunuhan.

Mayor Jenderal TNI Purn Kivlan Zen tiba di gedung Bareskrim Polri untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Rabu (29/5/2019). Kivlan Zein diperiksa sebagai tersangka dalam kasus dugaan makar. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Mayor Jenderal TNI Purn Kivlan Zen tiba di gedung Bareskrim Polri untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Rabu (29/5/2019). Kivlan Zein diperiksa sebagai tersangka dalam kasus dugaan makar. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Kivlan memberikan uang Rp 150 juta kepada HK alias I untuk membeli beberapa pucuk senjata api.

Menurut Ade, setelah mendapatkan 4 senjata api, Kivlan masih menyuruh HK mencari lagi satu senjata api.

Kivlan juga diduga berperan menetapkan target pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional dan satu pimpinan lembaga survei.

Keempat target itu adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere.

Sementara, pimpinan lembaga survei yang dijadikan target adalah Yunarto Wijaya.

"KZ (Kivlan Zein) memberikan uang Rp 5 juta pada IR untuk melakukan pengintaian, khususnya target pimpinan lembaga survei," kata Ade.

Sosok Sopir Kivlan Zen Ditangkap

 Sosok AZ alias Azwarmi atau Armi satu diantara dalang kerusuhan 22 Mei yang ditangkap polisi diketahui sebagai sopir part time atau sopir paruh waktu mantan Kepala Staf Kostrad Meyjen TNI (Purn) Kivlan Zen.

Armi menjadi satu diantara lima orang tersangka tekait kerusuhan 22 Mei besama lima orang tesangka lainnya.

Tak hanya sosok yang betanggung jawab tejadinya keusuhan, Ami juga menyandang status tesangka perencanaan pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional.

Siapa sebenarnya sosok Armi ini banyak yang tak tahu mengenai dirinya.

Seorang sopir yang menjadi dalang kerusuhan dan berencana membunuh 4 tokoh nasional yang notabene merupakan para Jenderal diantaranya Menko Polhukam Jenderal (Purn) Wiranto, Menteri Kemaritiman Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan dan Staf Kepresidenan Komjen Pol (Purn) Gories Mere.

Mungkinkah Armi meupakan sosok penggagas? Ataukah ada orang lain yang memerintahkan Armi?

Djuju Purwantoro selaku kuasa hukum Kivlan Zen mengungkap AZ sejak 3 bulan ke belakang ini menjadi sopir paruh waktu untuk kliennya.

Baca: Menikah dengan Anggota TNI, Artis FTV, Winda Khair Umumkan Kehamilan Anak Kedua, Lihat Potretnya

Baca: Seperti Ini Kondisi Rumah Mewah AHY dan Annisa Pohan, Konsep Klasik dan Nuansa Kayu Megah, Elegan

Baca: Sehari Bisa 5 Kali dengan Galih Ginanjar, Rahasia Ranjang Malam Barbie Kumalasari Dibocorkan

Baca: Selain Jisoo Blackpink, Anggota Boyband 2PM Ini Akan Main Drama Arthdal Chronicles

 

"Armi ini baru saja bekerja paruh waktu dengan Pak Kivlan Zen itu baru sekitar tiga bulanan. Armi juga termasuk salah satu tersangka pemilik penggunakan senjata api secara tidak sah," kata Djudju di Polda Metro Jaya, Kamis (30/5/2019).

Meskipun begitu, Djuju membantah bila penetapan tersangka terhadap Kivlan Zeb terkait kasus dugaan pembunuhan empat tokoh nasional.

"Tidak ada kaitannya," kata Djuju.

Kivlan Zen ditahan
Kivlan Zen ditahan (Kompas)

Namun ia mengatakan, kliennya mengetahui Armi memiliki senjata api.

Bahkan kliennya pernah menasehati Armi yang juga diketahui bekerja sebagai kordinator satpam di sebuah perusahaan terkait kepemilikan senjata ilegal itu.

"Setahu Pak Kivlan itu ada yang kegiatannya koordinator satpam, dia juga pernah sarankan kalau miliki senjata api harus sesuai prosedur. Itu sudah dikasih tahu di pemeriksaan," kata Djuju.

Asal Usul AZ

Diketahui AZ (44) ditangkap polisi terkait kepemilikan senjata api dan berperan sebagai penyuplai senjata serta eksekutor atau pembunuh bayaran dalam kelompoknya.

Selain itu, AZ pun berperan dalam merekrut eksekutor lainnya.

Tribunjakarta.com (grup trinbunnews.com) menyambangi kediaman AZ yang berada di RT 3 RW 9, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Ketua RT setempat bernama Kaliman menjelaskan seluk beluk AZ.

AZ diketahui bernama Azwarmi, pria kelahiran 6 Juni 1975 asal Sama Dua, Aceh.

Azwarmi memiliki seorang istri bernama Mely (42) dan tiga anak perempuan.

Ia baru tinggal di Ciputat sekira tiga tahun lalu.

Kaliman, mengungkapkan Azwarmi kepada dirinya mengaku sebagai anggota TNI.

"Ngakunya si TNI cuma saya enggak pernah ngeliat seragamnya apa gimana," ujar Kaliman ditemui di rumahnya, Rabu (29/5/2019).

Namun, pada 2018 Azwarmi meminta ganti keterangan pekerjaan kartu keluarga (KK) dan KTP dari yang sebelumnya anggota TNI menjadi wiraswasta.

Kaliman mengatakan, pergantian identitas itu sebagai syarat untuk masuk sebagai tim sukses Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.

"Dia memang pernah bilang masuk BPN. Ya saya bilang Alhamdulillah namanya kalau bergabung BPN kan sudah dianggap namanya," ujar Kaliman.

Namun, saat pergantian KK dan KTP itu, Kaliman meminta bukti ketidakaktifan Azwarmi di TNI.

Azwarmi memperlihatkan surat disersinya di ponsel hanya sebentar.

"Saya ngelihat dikit doang. Tapi Saya langsung lihat 'dengan tidak hormat' gitu," ujarnya.

Kaliman tidak heran dengan disersi tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menurut Polri, Peran Kivlan Zen Menentukan Target hingga Rencana Pembunuhan"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved