Berita Nasional

Asisten Pribadi Beberkan Fakta Prabowo Bisa Bicara dengan Semut, Ini Rahasianya Secara Ilmiah

Asisten Pribadi Beberkan Fakta Prabowo Bisa Bicara dengan Semut, Ini Rahasianya Secara Ilmiah

Editor: Andreas Eko Prasetyo
istimewa
Sespri Akui Prabowo Bisa Bicara dengan Binatang, Ungkap Kisah Bosnya Taklukan Semut hingga Nyamuk 

Hal ini berisiko karena rute perpindahan gajah melewati pemukiman warga.

Dengan mind power, ia kemudian mengetahui bahwa kawanan gajah stres melihat mahout (penggembala

gajah) stres karena kelelahan dan takut perjalanan tidak berjalan mulus.

Gajah dan anaknya--akan lebih mudah menyelamatkannya dari kepunahan jika kita dapat mengetahui yang dia rasakan

Casey Allen/Unsplash
Gajah dan anaknya--akan lebih mudah menyelamatkannya dari kepunahan jika kita dapat mengetahui yang dia rasakan

Dari situ kemudian Rajanti menyarankan kepala tim pemindahan gajah agar para mahout dan gajah diistirahatkan seharian penuh.

Rupanya, setelah tim memutuskan mengistirahatkan para mahout dua hari penuh, para gajah berjalan mulus mendekati lokasi baru rumahnya di hutan.

Lain waktu, Rajanti pernah diminta kliennya untuk memeriksa kelinci yang mogok makan.

Lewat mind power, ia kemudian tahu bahwa sang kelinci ternyata enggan makan karena dipindahkan ke kandang baru, yang meskipun bagus, ternyata berbau cat.

Rajanti pun menyarankan kliennya agar si kelinci dikembalikan ke kandangnya yang biasa, sambil membujuk si kelinci agar mau makan lagi.

Diana sangat menyukai binatang. Dia tumbuh bersama anjing, kucing, hamster, dan kelinci.

Spen/AL/Camera Press/Redux
Diana sangat menyukai binatang. Dia tumbuh bersama anjing, kucing, hamster, dan kelinci.

Alhasil, si kelinci langsung mau makan.

"Ini bukan klenik, mind power adalah murni kemampuan otak kanan manusia yang luar biasa hebat, kita semua bisa,” ujar Rajanti.

Rajanti menuturkan, mind power merupakan kekuatan otak kanan kita untuk menyelami apa yang dirasakan atau dipikirkan makhluk hidup di sekitar kita lewat gelombang otak alfa dan tetha.

Di gelombang ini, ia menuturkan, manusia dapat “menarik data” dari manusia atau hewan yang tidak mengungkapkan perasaannya dan pemikirannya secara verbal.

Rajanti menuturkan, manusia bisa berada di gelombang ini saat rileks dan memusatkan pikiran untuk “mengundang” subjek yang ingin diketahui perasaan dan pemikirannya.

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved