IDUL FITRI 1440 H, Niat dan Tata Cara Salat Id Dilengkapi Dengan Bacaan Setiap Takbir
Saat merayakan Hari Raya Idul Fitri 1440 H, salah satu sunnah adalah menunaikan salat Id.
Ketujuh: Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan) sebanyak 5 kali takbir -selain takbir bangkit dari sujud- sebelum memulai membaca Alfatihah.
Kedelapan: kemudian membaca surat Alfatihah dan surat lainnya sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
Kesembilan: mengerjakan gerakan lainnya hingga salam.
Kesepuluh: mendengarkah khutbah.
Tata Cara Khutbah
Di antara yang membedakan antara salat Id dan salat sunnah pada umumnya adalah adanya khutbah.
Keberadaan khutbah yang mengiringi pelaksanaan salat bisa dianggap penanda bahwa salat tersebut ada pada momen yang penting, seperti khutbah Jumat yang digelar pada hari berjuluk sayyidul ayyâm (rajanya hari) dan khutbah istisqa’ kala umat Islam dilanda kekeringan.
Idulfitri adalah waktu istimewa.
Karena posisinya yang spesial ini, Rasulullah memerintahkan umat Islam untuk berduyun-duyun keluar rumah untuk bersama-sama merayakan hari bahagia tersebut.
Perempuan haid juga bisa turut melakukan hal yang sama, meski terpisah dari tempat salat (lihat hadits riwayat Imam Bukhari nomor 928).
Mereka berhak mendengarkan khutbah, melantunkan takbir, doa, atau dzikir lainnya.
Dalam kitab al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î karya Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan 'Ali asy-Asyarbaji diterangkan bahwa berbeda dari salat jum’at, khutbah pada salat Id dilaksanakan setelah salat dua rakaat usai, bukan sebaliknya.
Hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim menjelaskan bahwa Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar juga menunaikan dua salat Id sebelum khutbah.
Hukum khutbah dalam salat Id memang sunnah.
Namun, ketika dikerjakan ia harus tetap memenuhi rukun khutbah.