Kisah Militer
Kehebatan Pasukan yang Dibentuk Luhut dan Prabowo di Kopassus, Satgultor yang Sangat Rahasia
Kemampuan dan keterampilan bertempur satu diantara tentara elite TNI AD ini bikin musuh bergidik mendengarnya.
Hanya saja urung dipakainya karena para personel Kopassus ternyata sudah ada di pesawat. Di buku yang sama dijelaskan bahwa semua bentuk pinjaman ditolak oleh Benny.
L.B. Moerdani saat itu menjadi sutradara operasi. Sedangkan komandan lapangan diserahkan kepada Letkol Inf Sintong Panjaitan.
Operasi pembebasan sandera yang diwarnai baku tembak itu sendiri berhasil dengan gemilang.
Unit Operasi Woyla inilah yang dijadikan cikal bakal Detasemen 81 (Den-81) yang dibentuk 30 Juni 1982.

Hanya saja kalau melihat kondisi waktu itu, bisa dibayangkan repotnya menyiapkan satuan dadakan ini.
Pasalnya saat bersamaan tengah berlangsung Latihan Gabungan ABRI di Timor Timur dan Halmahera, Maluku.
Disamping operasi militer yang tengah digelar di Timor Timur sejak 1975.
Seluruh petinggi ABRI, kecuali Wakil Panglima ABRI/Pangkokamtib Laksamana Sudomo, berkumpul di Ambon.
Dengan demikian berarti hampir semua kekuatan TNI (Kopassandha) tidak berada di Jakarta.
Baca: Mahfud MD Ingatkan Hakim MK Waspadai Teror Saat Tangani Gugatan Pilpres 2019, Jangan Sudi
Baca: Link Pendaftaran CPNS 2019 - Pemerintah Buka 100 Ribu Lowongan CPNS 2019, Lengkapi Berkas Sekarang!
Baca: Ramalan Zodiak Jumat 31 Mei 2019, Aquarius Bakal Hadapi Masalah Rumit Nih, Simak Zodiak Lainnya!
Laporan soal pembajakan ini diterima Benny dari Sudomo yang mengirimkan telegram.
Sintong yang karena lagi sakit tidak ikut ke Ambon tengah berada di Markas RPKAD ketika telepon mengabarkan berita pembajakan itu.
Sore itu juga, Sintong mengumpulkan 70-an prajurit Kopassandha yang masih ada di markas.
Setelah diseleksi, akhirnya terpilih 35 personel.
Keputusan membentuk Den-81 memang datang dari Kepala Badan Intelijen Strategis ABRI saat itu Letjen TNI L.B.Moerdani.
Ia memerintahkan dibentuknya kesatuan baru setingkat detasemen di lingkungan Kopassandha.