Pengakuan Sang Ibu Penyapu Jalan di Jambi Bikin Para Alumni UGM Terkaget-kaget, Lalu Kagum
Pengakuan ibu-ibu penyapu jalan di Kota Jambi membuat alumni Universitas Gajah Mada kaget sekaligus bangga.
Pengakuan Sang Ibu Penyapu Jalan di Jambi Bikin Para Alumni UGM Terkaget-kaget, Lalu Kagum
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pengakuan ibu-ibu penyapu jalan di Kota Jambi membuat alumni Universitas Gajah Mada kaget sekaligus bangga.
Peristiwa ini terjadi saat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada ( Kagama ) Wilayah Jambi mengadakan berbagi bingkisan kepada penyapu jalan di Kota Jambi, Selasa (28/5/2019).
Saat itu, beberapa anggota Kagama Jambi melakukan kegiatan bersempena bulan Ramadan di Simpang Rimbo, SPBU Kuburan Cina, Simpang Mayang, Simpang Kawat dan Tugu Keris Siginjai.
Sembari membagikan bingkisan dan uang tunai, anggota Kagama Jambi merekam obrolan tersebbut.
Seorang ibu penyapu jalan melontarkan kalimat yang mengagetkan para anggota Kagama Jambi yang saat itu berada di sana.
Baca Juga
SBY Bungkam Dua Bulan karena Misi Rahasia, Anak Buah Kapal Saksikan Perkelahian antar Perompak
FINAL Liga Europa antara Chelsea vs Arsenal, Berikut Prediksi dan Head to Head, Cara Live Streaming
Mantan Kapolda Jambi Jadi Target Pembunuh Bayaran, Ini Karier BG hingga di Pucuk Intelijen Indonesia
Inilah Jadah Telok, Penganan Khas Dusun Tanjung Agung Sambut Lebaran yang Bikin Ngiler
Sejak 1941, Tradisi Unik Masjid Bersejarah di Bungo, Pukul Beduk Tiap 1 Jam Selama Ramadan
Ibu-ibu berjilbab yang memakai kaca mata itu mengaku berasal dari Yogyakarta. Di Jambi, dia bekerja sebagai penyapu jalan.
Meski sebagai penyapu jalan, dia bersyukur bisa menyekolahkan anaknya ke Universitas Gajah mada.
"Sebelumnya assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya di sini bisanya cuma bisa terima kasih matur nuwun. Mudah-mudahan tahun depan bisa membagikan lagi ke tukang sapu lagi. Bagaimanapun kita cari rejeki, seharusnya bersyukur, Insya Allah di Jambi bisa hidup," tuturnya.
Namun, yang membuat anggota Kagama itu terkejut, saat sang ibu penyapu jalan memberikan testimoni bahwa anaknya juga kuliah di UGM.
"Anaknya alumni fakultas mana, bu?" tanya seorang anggota Kagama Jambi.
"Geografi," ujarnya.
Anggota Kagama Jambi ini terkejut, kemudian terkagum-kagum atas kegigihan sang ibu yang bisa membiayai kuliah anaknya, meski hanya bekerja "hanya sebagai" penyapu jalan.
Anak dari sang ibu penyapu jalan ini baru saja lulus Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada.
Saat ini, dia baru melamar ke Pertamina dan menunggu panggilan.

Mengapa anaknya tidak kembali ke Jambi?
Anak sang ibu penyapu jalan ini belum bisa balik ke Jambi, karena sembari mencari pekerjaan, dia mengurusi sawah di Yogyakarta.
(Lihat videonya di akhir berita)
Ke depan, sang ibu berkaca mata itu berharap ke depan para tukang sapu lebih diperhatikan.
"Besok ke depannya, mudah-mudahan tukang sapu seperti ini diperhatikan'
100 paket sembako
Koordinator kegiatan, Dr Tedjo Sukmono, mengatakan ada 100 paket bingkisan yang dibagikan.
Paket-paket itu berisi sembako (sembilan bahan pokok keperluan sehari-hari) dan sejumlah uang tunai.
Saat penyerahan bingkisan kepada para penerima, Ketua Umum Kagama Jambi, Farti Suandri, yang memimpin.
Acara yang dilangsungkan sore hari itu berlangsung lancar dan penuh keakraban.
Farti Suandri bertekad, bersama Kagama Jambi akan melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan yang lainnya sebagai ungkapan berbagi kepada sesama.

Pengurus Kagama Jambi, Ade Lubis, mengatakan pengumpulan paket dari alumni UGM yang disalurkan kepada sesama ini dilakukan mulai 25 Maret 2019, saat berbuka puasa di Rumah Makan Pagi Sore.
"Selanjutnya, sehari kemudian, ditambah paket dari all Kagama di Jambi," tutur Ade.
Tes masuk UGM
Sementara itu, Ade Lubis juga menceritakan bahwa Kagama Jambi menjadi kandidat kuat untuk membuka tes ujian masuk ke UGM untuk tes di masa depan.
"Info ini kami dapat dari Pak Rektor, saat Pak Ketum Kagama Jambi menjadi perwakilan PP Kagama dalam penyematan wisudawan wisudawati UGM pada 22 Mei kemarin," kata Ade.
Kampus tertua
Universitas Gadjah Mada atau UGM merupakan kampus tertua yang didirikan Pemerintah Republik Indonesia.
Alumni kampus ini banyak sekali yang menjadi tokoh penting di tingkat nasional dan internasional, satu di antaranya Presiden Joko Widodo.
Kampus ini didirikan pada 19 Desember 1949 dan merupakan universitas pertama yang didirikan Pemerintah Republik Indonesia setelah Indonesia merdeka.
Awalnya, UGM hanya memiliki enam fakultas.
Sekarang, kampus ini memiliki 18 fakultas dan dua sekolah, yaitu sekolah vokasi dan sekolah pascasarjana (dahulu bernama program pascasarjana).
Ada lebih dari 100 program studi untuk S-2, S-3 dan spesialis di sana.
Alumni UGM
Organisasi persatuan para alumnus UGM timbul tahun 1956. Pada saat itu mulai terselenggara berbagai pertemuan yang dilakukan alumni dari berbagai fakultas.
Dalam peringatan Dies Natalis UGM pada 1958, Ir Suwarno (alm) didesak Panitia Dies Natalis Dewan Mahasiswa UGM untuk mengambil inisiatif pertama menyelenggarakan musyawarah para alumnus UGM pertama dari berbagai kota pada 18 Desember 1958 di Yogyakarta. Dari musyawarah ini lahirlah organisasi "Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada" disingkat KAGAMA.
Di Provinsi Jambi pun ada Kagama Jambi yang eksis berkegiatan. (*)
Subcribe Youtube
SBY Bungkam Dua Bulan karena Misi Rahasia, Anak Buah Kapal Saksikan Perkelahian antar Perompak
Mantan Kapolda Jambi Jadi Target Pembunuh Bayaran, Ini Karier BG hingga di Pucuk Intelijen Indonesia
Video Pengakuan Polly Alexandria Robinson Balik Indonesia, Nur Khamid akan Nyusul ke England
Si Cantik Shandy Aulia Memakai Hijab, Berfoto Bersama Tiga Saudari untuk Ayahnya
Inilah Jadah Telok, Penganan Khas Dusun Tanjung Agung Sambut Lebaran yang Bikin Ngiler
Sejak 1941, Tradisi Unik Masjid Bersejarah di Bungo, Pukul Beduk Tiap 1 Jam Selama Ramadan