Sejarah Indonesia

Soeharto Disebut Punya Kekayaan 7 Turunan Disimpan di Luar Negeri, Ajudan Beberkan Fakta Ini

Sosok Soeharto merupakan Presiden Indonesia yang paling lama, selama 32 tahun Soeharto menjadi Presiden

Editor: bandot
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Mantan Presiden Soeharto. 

Soeharto Disebut Punya Uang Triliunan yang Disimpan di Luar Negeri, Ajudan Beberkan Fakta Ini 

TRIBUNJAMBI.COM - Sosok Soeharto merupakan Presiden Indonesia yang paling lama yakni selama 32 tahun menjabat sebagai Presiden.

Selama puluhan tahun memimpin negara Indonesia, Soeharto disebut-sebut memiliki kekayaan bahkan nilainya hingga tujuh turunan. 

Uang tersebut dikabarkan juga disimpan di luar negeri, lalu benarkah kabar tersebut? 

Selama 32 tahun memimpin Indonesia banyak yang penasaran dengan jumlah harta kekayaan Soeharto.

Dikabarkan mempunyai harta yang banyak, mantan ajudan Soeharto blak-blakan tentang kebiasaan Pak Harto.

Presiden kedua Indonesia memang merupakan presiden dengan masa menjabat terlama dalam sejarah pemerintahan Indonesia.

Soeharto menjadi Presiden Indonesia yang kedua setelah kekuasaan Soekarno tumbang.

Baca: Cuman Masalah Sepele, Soeharto Todongkan Pistol ke Penjaga Istiqlal, Pengawal Sempat Ancam Tembak

Baca: Terungkap Detik-detik Ibu Tien Meninggal, Gara-gara Tommy-Bambang? & Tanda Soeharto Berakhir

Kekuasaan Soeharto selama menjadi presiden terbilang cukup lama, yaitu selama 32 tahun.

Pada tahun 1998, kekuasaan Soeharto mulai goyah.

Hingga pada puncaknya, kekuasaan Soeharto benar-benar jatuh pada Mei '1998.

Meski telah jatuh, namun Soeharto masih meninggalkan kenangan bagi sejumlah orang.

Kenangan yang tidak terlupakan oleh para pengawalnya.

Satu di antaranya adalah Letjen TNI Purnawirawan Soegiono.

Dalam buku 'Pak Harto, The Untold Stories' yang diterbitkan pada tahun 2012, Soegiono mengaku pernah menjadi ajudan Soeharto.

Saat dipilih, dia sedang menjabat sebagai Komandan Brigade Lintas Udara 17 Kostrad.

Soegiono mengaku memiliki sejumlah kenangan selama menjadi ajudan Soeharto.

Satu di antaranya terkait pakaian yang dikenakan oleh Soeharto.

Menurutnya, Soeharto merupakan orang yang bandel apabila sudah berurusan dengan pakaian kesayangannya.

"Beberapa kali saya meminta pengurus rumah tangga agar menyimpan saja celana dan kaus golf Pak Harto yang usang, tetapi beliau malah menanyakan celana dan kaus yang biasa dipakainya," ujar Soegiono dalam buku itu.

Tidak hanya itu, Soeharto kemudian meminta kaus barunya yang sudah disiapkan Soegiono di dalam koper untuk dikeluarkan.

Bukannya dikenakan, kaus-kaus baru itu justru dibagikan Soeharto kepada staf yang lainnya.

Sehingga, Soeharto tetap mengenakan kaus yang lama saat bermain golf.

Oleh karena itu, Soegiono pun heran saat banyak orang yang menghujat Soeharto.

"Cobalah kita pikirkan kembali, siapakah yang menikmati apa yang sudah diperjuangkan Pak Harto selama hidupnya,selain kita semua?" kata Soegiono.

Tommy Mandala Putra, anak kelima Soeharto (Kiri) bersama Soeharto dan Ibu Tien
Tommy Mandala Putra, anak kelima Soeharto (Kiri) bersama Soeharto dan Ibu Tien (Tribun Timur)

Selain itu, menurut Soegiono juga masih ada orang yang menuduh Soeharto menyimpan uang triliunan.

"Malah saya juga dibilang sebagai penyimpan uang Pak Harto. Saya berani katakan bahwa saya tahu persis berapa besar uang yang dimiliki Pak Harto," ucap Soegiono.

Soegiono mengungkapkan, Soeharto memiliki rasa kepedulian terhadap banyak hal yang terkait kemanusiaan.

Di antaranya kesejahteraan keluarga para veteran, keluarga prajurit, pendidikan untuk anak-anak tidak mampu, pemberdayaan ekonomi rakyat, pelestarian budaya, dan masih banyak lagi.

Bahkan, Soegiono berpendapat semua yayasan yang dimiliki Soeharto memang ditujukan untuk hal itu.

"Ketika orang lain mencerca yayasan-yayasannya tersebut, Pak Harto pun bergeming. Bahkan, hebatnya, Pak Harto tidak pernah marah atas hujatan-hujatan itu," kata Soegiono.(*)

Pesta Mewah Cucu Soeharto di Amerika Serikat

Cucu Presiden Soeharto,  putra dari pasangan Bambang Trihatmojo dan Halimah Agustina Kamil kembali menjadi sorotan publik. 

Nama anak bungsu Bambang Trihatmodjo, Aditya Trihatmanto baru saja menggelar pesta mewah di Amerika Serikat. 

Resmi menikah sebulan yang lalu, anak bungsu Bambang Trihatmodjo, Aditya Trihatmanto dan suami menggelar sebuah pesta mewah di Los Angeles, Amerika Serikat.

Ya, diketahui anak bungsu pernikahan Bambang Trihatmodjo dengan Halimah Agustina Kamil, Aditya Trihatmanto resmi menikah pada 8 Maret 2019.

Prosesi pernikahan Aditya Trihatmanto dengan kekasihnya Kezia Toemion digelar di kediaman keluarga Cendana, Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat.

Pernikahan tersebut digelar secara meriah dengan adat Jawa-Solo dan tertutup dari sorotan media.

Kabar pernikahan anak bungsu Bambang Trihatmodjo ini diketahui pertama kali dari postingan akun Instagram istri Panji Trihatmodjo, Varsha Strauss Adhikumoro.

Sebulan pasca pernikahan, anak tiri Mayangsari tersebut kembali ramai dibicarakan.

 

Baca: Pocong Jadi-jadian Diciduk Polisi, Lakukan Aksinya Menjelang Sahur, Ternyata Begini Pengakuan Pelaku

Baca: Viral Anton Budi Ojek Online Ngantar Pesanan Meski Motor Hilang, Pelangan Tergerak Hatinya

Baca: Hari Ini dan Besok Matahari Tepat Diatas Kabah Saatnya Bagi Umat Koreksi Arah Kiblat, Begini Caranya

Baca: VIDEO: Hukum Menikah Beda Agama dalam Islam Menurut UAS, dan 5 Pernikahan Artis Beda Agama

Bagaimana tidak, sebulan resmi jadi suami istri, Aditya Trihatmanto dan Kezia Toemion terpergok gelar pesta super mewah di Los, Angeles Amerika Serikat.

Tak main-main, pesta mewah tersebut digelar pada sebuah villa ternama di kawasan Malibu, Villa de Leon.

Hal ini pertama kali diketahui dari unggahan terbaru akun Instagram pribadi milik anak sulung Hotman Paris, Frank Hutapea.

Dalam unggahan terbaru Frank tersebut, Aditya Trihatmanto dan Kezia Toemion tengah berdiri di antara ratusan tamu undangan yang memenuhi area ruang makan.

Anak bungsu Bambang Trihatmodjo gelar pesta mewah di Amerika Serikat hingga habiskan dana ratusan juta Rupiah.
Anak bungsu Bambang Trihatmodjo gelar pesta mewah di Amerika Serikat hingga habiskan dana ratusan juta Rupiah. (Instagram/@frankhutapea)

Para tamu undangan ini duduk berderet dengan rapi memenuhi ruangan aula yang dihias serba merah.

Di atas meja makan dengan panjang bermeter-meter tersebut, terletak hidangan mewah bak acara pernikahan yang berhias bunga mawar merah disana-sini.

Pemandangan tersebut sungguh semewah yang dibayangkan publik.

Terlebih lagi ketika ditelusuri lebih lanjut dari akun Instagram para sahabat pasangan Aditya dan Kezia, pesta mewah ini adalah pesta pernikahan mereka yang tertunda.

Tidak ada satupun media yang meliput pesta pernikahan mereka yang tertunda ini.

Seolah pesta ini digelar hanya untuk kedua pasangan dan para sahabat saja.

Pesta mewah yang digelar anak bungsu Bambang Trihatmodjo hanya dihadiri oleh para sahabat.
Pesta mewah yang digelar anak bungsu Bambang Trihatmodjo hanya dihadiri oleh para sahabat. (Instagram/@sabjoseph)

Dilansir dari laman LA Mag, Villa de Leon adalah bangunan bersejarah bergaya arsitektur Mediteranian milik seorang pengusaha kaya raya, Leon Kauffman.

Villa ini termasuk bangunan terkenal di kawasan Malibu karena sering digunakan pihak industri hiburan Amerika sebagai lokasi syuting atau pemotretan artis ternama.

Sebut saja Beyonce, Lady Gaga, Heidi Klum, Robert Pattinson, Agnez Mo dan masih banyak lagi.

Villa mewah berukuran ini sendiri telah lama disewakan untuk umum pada 1973 setelah melalui masa panajng restorasi selama 20 tahun.

Melansir laman LA Mag, untuk biaya sewa villa mewah ini per 6 jamnya hingga mencapai 10 ribu dolar AS.

Atau jika dikonversikan, biaya sewa yang harus dikeluarkan oleh Aditya dan Kezia adalah sekitar Rp 140 juta per 6 jam.

Bila ditotal, kemungkinan pesta mewah yang digelar kedua pasangan Keluarga Cendana tersebut bisa mencapai ratusan juta Rupiah.

Bila menilik kekayaan keluarga Cendana, termasuk aset kekayaan keluarga Kezia Toemion, biaya yang dikeluarkan ini sungguh bukan sebuah masalah. (*)

Sosok Sederhana

Mei 1998 huru-hara terjadi di Jakarta, Ibu kota Indonesia ini mencekam dengan aksi demonstrasi dan penjarahan.

Pusat-pusat perbelanjaan dijarah dan dibakar, demonstrasi menuntut Soeharto turun terjadi.

Di gedung DPR/MPR mahasiswa melakukan aksi menduduki Senayan mendesak Soeharto untuk segera turun tahta.

Selama 32 tahun menjabat sebagai Presiden, Soeharto berulang kali mengalami unjuk rasa menentang dirinya, namun baru pada Mei 1998 dirinya seperti kehabisan cara untuk bisa meredamnya.

Krisis ekonomi parah yang terjadi pada periode tersebut membuat rakyat bergerak menuntut Soeharto mundur.

Pasalnya satu diantara penyebab parahnya krisis ekonomi di Indonesia yakni kebijakan perekonomian pemerintah Soeharto yang rapuh karena tudingan sarat dengan KKN.

Dan puncaknya pada 23 Mei 1998 Soeharto akhirnya memutuskan untuk lengser.

 

Baca: Ada Dua Potensi Besar Kemenangan Prabowo-Sandi Usai Ajukan Gugatan ke MK, Ternyata Mudah Dilakukan

Baca: Aiman Witjaksono Bongkar Operasi Rahasia di Balik Rusuh 22 Mei, Ini 3 Kelompok yang Beraksi

Baca: Pistol Mertua KSAD Melorot ke Dalam Celana, Profesor Intelijen Kopassus Duel di Gubuk yang Terbakar

Baca: Baru Sebulan Nikah, Perut Irish Bella Jadi Sorotan Alami Perubahan Signifikan, Dituding Hamil Duluan

Setelah "lengser", tak banyak yang mengetahui kehidupan kesehariannya.

Soeharto dilengserkan melalui gerakan mahasiswa pada 1998, setelah 32 tahun berkuasa.

Peristiwa itu puncaknya pada 23 Mei 1998, setelah desakan mahasiswa dari penjuru Tanah Air.

Meski lengser, Soeharto masih mendapat pengawalan khusus dari militer.

Soeharto mengumumkan pengunduran diri dari jabatan Presiden RI, di sampingnya ada BJ Habibie. Peristiwa ini terjadi di Istana Merdeka, Jakarta, 21 Mei 1998.
Soeharto mengumumkan pengunduran diri dari jabatan Presiden RI, di sampingnya ada BJ Habibie. Peristiwa ini terjadi di Istana Merdeka, Jakarta, 21 Mei 1998. (Wikimedia/Creative Commons)

Cerita sosok 'The Smiling General', sebutan orang Barat untuk presiden ke-2 RI itu karena raut mukanya yang selalu tersenyum, disampaikan oleh Maliki Mift.

Maliki Mift menyimpan kenangan berarti selama mendampingi Soeharto, setelah lengser pada 1998.

Dia diperintahkan Kepala Staf Angkatan Darat kala itu menjadi pengawal khusus Soeharto.

Kesan tersebut ditulisnya dalam salah satu bab di buku berjudul Soeharto: The Untold Stories (2011).

Pak Harto, begitu Maliki menyebut Soeharto, kerap mendapat pandangan miring selama memimpin Indonesia.

Namun, dia mendapati sisi lain Soeharto yang jarang terekspose, yakni kesederhanaan.

Satu di antaranya soal pengawalan.

Soeharto sangat anti dikawal setelah tak lagi menjadi presiden.

Padahal, hak mendapat pengawalan dari polisi masih melekat kepada mantan presiden.

"Tetapi, begitu satgas polisi datang dan mengawal di depan mobil kami, Pak Harto mengatakan, 'Saya tidak usah dikawal. Saya sekarang masyarakat biasa. Jadi, kasih tahu polisinya'," tulis Maliki dalam buku tersebut, menirukan ucapan Soeharto waktu itu.

Momen terakhir BJ Habibie bersama Soeharto adalah ketika Soeharto lengser jadi Presiden RI setelah 32 tahun menjabat.
Momen terakhir BJ Habibie bersama Soeharto adalah ketika Soeharto lengser jadi Presiden RI setelah 32 tahun menjabat. ((REUTERS))

Maliki mencoba memahami keinginan Soeharto, tetapi ia tetap merasa pengawalan sangat penting.

Dia memutar otak mencari cara agar Soeharto tetap dikawal, tetapi tanpa terlihat.

Akhirnya, Maliki meminta polisi mengawal di belakang saja, bukan di depan untuk membuka jalan.

Jika jalanan macet, barulah petugas pengawal maju ke depan.

"Namun, tetap saja Pak Harto mengetahui siasat itu. Beliau pun bertanya, 'Itu polisi kenapa ikut di belakang? Tidak usah'," kata Maliki.

Hari berikutnya, ide baru melintas di benak Maliki.

Ia meminta pihak kepolisian agar tidak lagi mengawal mobil Soeharto.

Sebagai gantinya, ia akan berkoordinasi dengan petugas lewat radio.

 

Jadi, setiap kali mobil Soeharto melewati lampu lalu lintas, petugas harus memastikan lampu hijau menyala.

Kalau lampunya merah, harus berubah menjadi hijau.

Akhirnya, hari itu, Soeharto berangkat tanpa pengawalan polisi.

Setiap kali melewati lampu lalu lintas di persimpangan, lampu hijau selalu menyala agar mobilnya tidak berhenti menunggu rambu berganti.

Namun, lagi-lagi Soeharto mengendus keanehan.

Ia mempertanyakan mengapa setiap persimpangan yang ia lewati tidak pernah ada lampu merah.

Ia pun menegur Maliki agar jangan memberi tahu polisi untuk mengatur lalu lintas.

"Sudah, saya rakyat biasa. Kalau lampu merah, ya, biar merah saja," ujar Pak Harto sebagaimana ditulis Maliki.

Maliki, saat itu, hanya terdiam dengan perasaan malu.

Kesederhanaan Soeharto, menurut Maliki, juga terlihat dari cara berpakaian.

Soeharto saat dilantik jadi Presiden
Soeharto saat dilantik jadi Presiden (net)

Sewaktu awal-awal menjadi pengawal khusus Soeharto, Maliki berpikir bahwa ia harus punya baju bagus untuk mendampingi Soeharto, paling tidak batik berbahan sutra.

Di hari pertama bertugas, Maliki mengenakan pakaian terbaiknya untuk mendampingi Soeharto keluar rumah.

Namun, apa yang dikenakan Soeharto sama sekali berbeda dengan bayangannya.

Soeharto hanya mengenakan baju batik sederhana yang biasa dia pakai sehari-hari di rumah.

"Diam-diam saya langsung balik ke kamar ajudan untuk mengganti batik sutra yang saya kenakan dengan batik yang sederhana pula," kata Maliki.

Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul "Cerita Paspampres Soeharto dan Lampu Hijau yang Tak Pernah 'Merah'"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved