Pembunuh Bayaran Diupah Rp 150 Juta Bunuh Lima Orang, Aparat Temukan Senjata dan Rompi Anti Peluru

Para pembunuh bayaran dibayar Rp 150 juta untuk membunuh lima orang yang terdiri dari pimpinan lembaga survei dan tokoh nasional

Youtube/Source
ilustrasi 

Tetapi, M Iqbal tidak mau merinci lebih detail siapa keempat tokoh nasional yang menjadi target pembunuhan tersebut. 

"Itu bukan kapasitas saya. Jadi, siapa tokoh itu tidak akan saya sebutkan," ujar M Iqbal.

Ketika ditanya lebih jelas, apakah target tersebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi, M Iqbal mengatakan, "Bukan Presiden targetnya."

M Iqbal menambahkan, para pelaku tersebut juga telah menerima uang Rp 150 juta untuk pembelian senjata laras penjang dan senjata laras pendek.

Senjata itu dipesan dari Cipacing, Jawa Barat. 

"Meski ini senjata rakitan, tetapi sangat mematikan," ujar M Iqbal.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol M Iqbal di jumpa pers di kantor Kemenko Polhukam, pada Senin (27/5/2019).
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol M Iqbal di jumpa pers di kantor Kemenko Polhukam, pada Senin (27/5/2019). (KOMPAS TV)

6 Tersangka Perusuh

Pada kesempatan itu, polisi juga menjelaskan penangkapan enam orang tersangka terkait penjualan senjata api, rencana pembunuhan, dan kerusuhan aksi 22 Mei 2019.

Para tersangka itu juga sudah menerima perintah untuk membunuh 4 tokoh nasional dan satu orang pimpinan lembaga survei atau quick count (hitung cepat).

Keenam tersangka yang sudah ditangkap tersebut adalah HK alias Iwan, AZ, IF, TJ, AD, dan AF alias Fifi.

Keenam tersangka itu masing-masing memiliki peran berbeda.

M Iqbal dalam keterangan pers seperti disiarkan langsung oleh Kompas TV menjelaskan kronologi itu.

1. 14 Maret 2019

Pada tanggal 14 Maret 2019, HK menerima uang Rp 150 juta dan TJ menerima Rp 25 juta dari seorang.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved