Pembunuh Bayaran Diupah Rp 150 Juta Bunuh Lima Orang, Aparat Temukan Senjata dan Rompi Anti Peluru

Para pembunuh bayaran dibayar Rp 150 juta untuk membunuh lima orang yang terdiri dari pimpinan lembaga survei dan tokoh nasional

Editor: Suang Sitanggang
Youtube/Source
ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM - Para pembunuh bayaran dibayar Rp 150 juta untuk membunuh lima orang yang terdiri dari pimpinan lembaga survei dan tokoh nasional.

Para pembunuh bayaran itu bergabung dalam aksi 22 Mei 2019 dan menjadi penumpang gelap di aksi yang dilakukan oleh pendukung Prabowo-Sandiaga Uno tersebut.

Para pembunuh bayaran yang ingin membuat kekacauan dan kerusuhan setelah aksi damai yang berlangsung pagi sampai sore 21 Mei itu telah berhasil ditangkap.

Siapa saja pembunuh bayaran itu, dan siapa tokoh yang ingin mereka bunuh?

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol M Iqbal M tidak mau merinci lebih detail siapa keempat tokoh nasional yang jadi target pembunuhan dengan menyewa pembunuh bayaran tersebut. 

Tersangka pembunuh itu ditangkap polisi berikut dengan sejumlah barang bukti.

Baca: Ketua Waria Palembang Dibunuh Pacar Prianya, Percintaan Sempat Putus Karena Kekasih Menikahi Wanita

Baca: Suami Bunuh Istri di Depan Anak-anaknya, Telepon Dari Sosok Ini Pemicu Pertengkaran Berujung Ajal

Baca: BEGINI Kondisi Negara Pasca MK Putuskan Sengketa Pilpres 2019, Mahfud MD Prediksi akan Terjadi Ini

Adapun barang bukti seperti senjata api laras panjang dan laras pendek beserta peluru serta rompi antipeluru.

"Jadi, salah satu tersangka sudah beberapa kali mengintai rumah pimpinan lembaga survei yang akan dibunuh itu," ujar Irjen Pol M Iqbal.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol M Iqbal memberi keterangan di Kantor Menkopolhukam di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, didampingi Wakil Kepala Pusat Penerangan TNI, Senin (27/5/2019).

Menurut M Iqbal, selain pimpinan lembaga survei itu, para tersangka yang sudah ditangkap tersebut juga akan membunuh 4 tokoh nasional.

"Semua ada 2 tokoh nasional yang akan dibunuh. Target sudah diberikan oleh pihak yang memesan tersebut," ujar M Iqbal.

Setelah itu, muncul dua target tokoh nasional lagi yang akan dibunuh.

Kelompok pembunuh bayaran tersebut adalah penunggang gelap aksi 22 Mei 2019.

Tujuan mereka adalah membuat kekacauan atua membuat kerusuhan setelah aksi damai yang berlangsung pagi sampai sore hari pada 21 Mei 2019.  

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
  • Berita Populer
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved