PERJALANAN Politik Prabowo Subianto sejak 2004, Kekalahan hingga Peluangnya di Pilpres 2024
TRIBUNJAMBI.COM - Prabowo Subianto telah empat kali mencalonkan diri sebagai calon presiden pada Pemilu 2019.
Menanggapi pertanyaan ini pengamat politik Sri Budi Eko Wardhani yang biasa dipanggil Dhani ini mempertanyakan apakah hal ini masih relevan untuk dibicarakan, mengingat tren politisi muda sedang naik daun, dan Indonesia harus siap dengan banyaknya politisi muda yang akan bersaing.
Baca: Teriak Panggil Mama-mama Mana dan Minta Tolong, Peserta Aksi 22 Mei Ini Terkena Gas Air Mata
"Kemungkinan Prabowo untuk kembali lagi di tahun 2024 dengan lawan-lawan yang bukan Jokowi sepertinya kecil," kata Dhani.
Selain nama Sandiaga Uno yang menurut Dhani telah menanam investasi besar di tahun 2019 ini, masih banyak politisi muda seperti Agus Harimurti Yudhoyono, Puan Maharani, Ganjar Pranowo dan lain-lain yang mungkin akan meramaikan kontestasi kepemimpinan nasional.
Peneliti pada lembaga Power, Welfare and Democracy, Willy Purna Samadhi, melihat bahwa secara konstitusional Prabowo masih mungkin untuk mencalonkan diri lagi pada pemilu 2024.
Namun secara politik peluang Prabowo akan sangat kecil.
Baca: Link Live Streaming CCTV Pantau Kondisi Jakarta Terkini Demo 22 Mei, KPU, Bawaslu, Gedung DPR/MPR
"Dalam lima tahun ke depan, peta politik akan berubah. 2024 akan didominasi oleh nama-nama baru, nama-nama muda dimana politik akan didominasi oleh pemimpin politik angkatan baru," kata Willy.
Namun Dhani menyoroti pemilihan ketua umum partai antara 2019 hingga 2024 yang akan menjadi momentum bagi para politisi muda ini.
Apakah akan terjadi regenerasi di tubuh partai politik yang memberi kesempatan kepada politisi muda untuk memimpin. Partai seperti PDIP, Gerindra dan PKB akan mengalami pergantian pemimpin pada periode ini.
"Kita tak tahu apakah Pak Prabowo atau Ibu Mega akan membuka kompetisi pada kader-kader mudanya meraih posisi ketua umum, misalnya," kata Dhani lagi.
Baca: Syahrini dan Luna Maya Bertemu Satu Panggung, Ini Jadwal Pertemuan Mereka di Program Shopee Ramadan
Tantangan politik identitas
Pada pemilu 2019, pasangan Prabowo-Sandiaga didukung oleh partai-partai dan kelompok organisasi masyarakat Islam. Politik identitas mendapat momentum dan disuarakan secara terbuka.
Willy melihat bahwa hal politik identitas ini akan terulang pada pemilu 2024, terutama karena tidak adanya mobilisasi politik yang baru yang bisa menjadi alternatif bagi politik identitas.
"Partai-partai kita ini relatif punya ideologi yang sama, malah bisa dibilang tidak punya ciri khas ideologi tertentu," kata Willy.
Baca: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Sebut Ada 6 Korban Meninggal dan 200 Luka Saat Aksi 22 Mei,
Dengan batas-batas yang kabur, maka publik masih sulit melihat secara kontras beda antara satu partai dengan partai yang lain.
"Terlebih lagi politik kita lucu. Tidak ada garis koalisi yang kuat yang mengelompokkan partai-partai dengan ideologi tertentu dengan ikatan koalisi yang mapan. Koalisi di tingkat nasional bisa berbeda dengan koalisi di tingkat daerah."