OKNUM Guru Honorer Cabuli Siswi di Ruang UKS, Pencabulan Pertama Dilakukan di Warung

TRIBUNJAMBI.COM - Seorang guru honorer di Karimun berinisial Z (41) tega mencabuli seorang anak di bawah umur

Editor: ridwan
ist
Ilustrasi 

Atas perbuatannya, pelaku diduga melanggar Pasal 81 Ayat (2) yo 76D atau Pasal 82 Ayat (1) yo 76E UU RI No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.

Baca: Rencana Aksi 22 Mei, Pengurus DPD PDIP Jambi Imbau Peserta Pemilu untuk Patuhi Hukum

DIPERKOSA DI DEPAN SUAMI:

Kisah sedih dialami seorang wanita muda berusia 20 tahun. Ia diperkosa di depan suaminya sendiri, aksi tersebut bahkan direkam.

Melansir artikel kompas.com, seorang perempuan berusia 20 tahun diperkosa sejumlah pria di hadapan suaminya saat keduanya sedang bepergian bersama pada akhir bulan lalu.

Baca: PRESIDEN Filipina Terancam Kudeta, Kopassus Dikirim jadi Paspampres: Nyamar Pakai Baju Tagalog

Dalam insiden yang berlangsung selama tiga jam itu, perempuan yang berboncengan sepeda motor dengan suaminya di Alwar, Rajashtan, India, dihentikan sejumlah pria yang kemudian menyeretnya ke sebuah lembah.

Tak hanya memperkosa, kelima tersangka juga merekam seluruh peristiwa itu dan mengancam akan mengunggahnya ke internet jika pasangan itu melapor ke polisi.

Awalnya, pasangan yang berasal dari komunitas Dalit ini memilih diam karena khawatir kelima tersangka akan mewujudkan ancaman mereka.

Baca: Moeldoko: Penyelundukan Senjata Untuk Aksi 22 Mei Berhasil Digagalkan Intelijen

Namun, ketika akhirnya video pemerkosaan itu tetap muncul di media sosial, keduanya memutuskan untuk melapor ke polisi.

Mereka memutuskan melapor karena berharap tak ada orang lain yang akan mengalami kekejian seperti itu lagi.

Suami perempuan itu kemudian menggambarkan apa yang disebutnya sebagai "tiga jam di neraka".

Dia menceritakan, kelima orang itu memaksa dia dan istrinya menanggalkan pakaian sebelum melakukan perkosaan.

Baca: Group Astra Agro Lestari Gelar Buka Bersama Media di Jambi, Bicarakan Soal SAD hingga Harga Sawit

Pria itu menambahkan, awalnya dia sudah melapor ke polisi.

Namun, saat itu laporan ditolak dengan alasan semua petugas sedang mengamankan pemilu.

Kini keduanya mengatakan, tidak takut lagi dengan ancaman para pemerkosa yang diyakini berasal dari komunitas Gujjar.

"Kami akan terus berjuang. Tujuan akhir kami bukan agar mereka ditangkap tetapi agar mereka dijatuhi hukuman mati," ujar si suami kepada harian The Times of India.

Baca: DUEL Berujung Maut Berebut Janda, Andrew Tersungkur, Ijinkan Aku Dengar Suara Adek Terakhir Kali

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved