Semua Kebaikan Adalah Sedekah
Manusia adalah makhluk bermasyarakat yang tidak bisa hidup sendiri, tapi membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, setiap orang
Oleh : Dr Bahrul Ulum MA
Dosen UIN STS Jambi/PWNU Prov. Jambi/Pengurus MUI
Prov. Jambi
“Kamu menyingkirkan batu, duri dan tulang dari tengah jalan itu adalah sedekah bagimu”(HR. Bukhari).
Salah satu amal ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW pada bulan Ramadan ini adalah memperbanyak sedekah, suatu amaliyah yang tidak hanya berdimensi ukhrawi, tapi juga berdimensi duniawi.
Manusia adalah makhluk bermasyarakat yang tidak bisa hidup sendiri, tapi membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, setiap orang yang akan mengerjakan sesuatu pekerjaan, akan berfikir terlebih dahulu, apakah yang akan dikerjakan itu termasuk kebaikan ataukah keburukan, ketaatan atau kemaksiatan- kedurhakaan? Apabila yang dikerjakan itu ternyata kebaikan dan ketaatan, maka Ia akan mendapat pahala.
Tapi sebaliknya apabila keburukan atau kemaksiatan yang dilakukan, akan mendapatkan dosa dari-Nya. Jadi manusia akan mendapat pahala karena amal baiknya, dan mendapat dosa dan siksa karena amal jeleknya:
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejehatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya (pula.” (QS Zalzalah: 7-8).
Tentu yang dimaksud pahala dan dosa adalah akibat perbuatan sendiri, bukan karena orang lain. Karena itu kita diberi kesempatan untuk senantiasa berbuat kebaikansebanyak-banyaknya, kepada orang lain, kapanpun, di manapun dan dengan cara apapun, meskipun kebaikan itu hanya menyingkirkan batu, duri atau benda tajam di jalan, itu terhitung sebagai sedekah, bahkan tersenyum dengan ikhlas kepada orang lain adalah sedekah.
Artinya setiap kebaikan adalah sedekah, sehingga sedekah tidak harus berupa harta atau pakaian, namun bentuk kebaikan apa saja dapat digolongkan sedekah. (*)