Pilpres 2019
Prabowo Tolak Hasil Pemilu 2019, Begini Tanggapan AM Hendropriyono dan Yusril Ihza
AM Hendropriyono meyakini tak akan terjadi kericuhan karena masyarakat akan menerima apapun yang diputuskan KPU.
Prabowo Tolak Hasil Pemilu 2019, Begini Tanggapan AM Hendropriyono dan Yusril Ihza
TRIBUNJAMBI.COM - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara, AM Hendropriyono, meyakini situasi Indonesia akan tetap aman dan kondusif setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan pemenang pilpres pada 22 Mei 2019.
"Enggak ada apa-apa. Rakyat tenang saja," tuturnya.
"Saya yakin, kita semua bagaimanapun di lubuk hati di tiap kita adalah nasionalis. Masa kita enggak mau jadi bangsa Indonesia lagi, kan enggak mungkin," kata Hendropriyono usai buka puasa bersama di kediaman Ketua DPD Oesman Sapta Odang, di Jalan Karang Asem Utara, Kuningan, Jakarta, Rabu (15/5/2019) malam.
Hal ini disampaikan Hendropriyono menanggapi sikap calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menolak hasil penghitungan suara oleh KPU.
Baca Juga
Real Count KPU Pilpres 2019 Jumat (17/5) pukul 02.30 WIB, Cek Angka setelah Prabowo Tolak Hasil
Catatan Sintong Panjaitan, Murid Kopassus Tak Menduga Sang Komandan Lakukan Hal Nekat
Gondrong dan Urakan Preman Terminal yang Garang Daftar TNI, Akhirnya Menjadi Kopassus yang Disegani
Banyak Kejutan di Ramalan Zodiak 17 Mei 2019, Bagaimana Kondisi Cancer, Taurus Dkk Hari Ini?
Salman Tewas, Wanita Asal Bengkalis Sewa Pembunuh Bayaran Rp 10 Juta untuk Bunuh Suami
Di sisi lain, kubu Prabowo juga sudah menyatakan tidak akan mengajukan gugatan sengketa pemilu ke Mahkamah Konstitusi.
Hendropriyono menilai, sikap Prabowo itu tak akan mempengaruhi apapun.
Ia juga meyakini tak akan terjadi kericuhan karena masyarakat akan menerima apapun yang diputuskan KPU.
Aksi people power yang disuarakan oleh sejumlah pendukung Prabowo diyakini tak akan berjalan.
"Apapun namanya, kalau mau capai kekuasaan tidak mengikuti aturan undang-undang yang berlaku dan konstitusi, itu namanya kudeta. Tapi kudeta sipil, itu enggak boleh," kata Hendropriyono.
"Kudeta sipil pun enggak pernah ada sejarahnya berhasil kecuali didukung TNI-Polri.
Selama tidak didukung, maka tidak mungkin, jauh panggang dari api," kata purnawirawan Jendral TNI ini.
Sebelumnya, Prabowo menyatakan penolakan terhadap perhitungan resmi yang dilakukan oleh KPU karena dinilai penuh kecurangan.
Sebaliknya, Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi mengklaim mereka memenangi Pilpres 2019 dengan perolehan suara 54,24 persen dan Jokowi-Maruf Amin 44,14 persen.
Perolehan suara yang diklaim hasil perhitungan internal paslon 02 itu bertolak belakang dengan hasil Situng KPU yang sudah menembus 82,68 persen data masuk.

Perhitungan KPU menunjukkan Jokowi-Maruf Amin unggul dengan 56,23 persen dan Prabowo-Sandi kalah dengan 43,77 persen.
Meski mengklaim ada kecurangan, namun Dewan Penasihat DPP Partai Gerindra Raden Muhammad Syafi'i mengatakan, Prabowo-Sandi tidak akan mengajukan gugatan ke MK. Ia mengaku pihaknya sudah tidak percaya lagi terhadap Mahkamah Konstitusi.
Tanggapan Yusril
Sementara, pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra menanggapi penolakan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto terhadap penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Yusril mengatakan, jika memang penolakan tersebut didasarkan pada klaim kecurangan, maka Prabowo harus bisa membuktikannya.
Caranya satu-satunya untuk membuktikan kecurangan itu adalah dengan menempuh jalur hukum melalui Mahkamah Konstitusi.
"Jadi kita ingin segala proses berjalan secara konstitusional. Karena itu kalau kita menuduh ada kecurangan, maka kita wajib membuktikan bahwa kecurangan itu ada," kata Yusril usai menghadiri buka puasa bersama di kediaman Ketua DPD Oesman Sapta Odang, di Jalan Karang Asem Utara, Kuningan, Jakarta, Rabu (15/5/2019).
Ia meminta Prabowo tidak sekadar melakukan penolakan dan melempar asumsi bahwa Pemilu berlangsung curang tanpa membeberkan bukti.

"Bukan orang lain yang harus menyanggahnya, kita harus membuktikan kecurangan itu. Jadi itu prinsip dalam hukum, jadi bukan asumsi ada kecurangan. Intinya ada di situ," kata Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) ini.
Menurut Yusril, tindakan Prabowo dan kubunya yang menolak hasil penghitungan KPU serta menolak mengajukan protes melalui Mahkamah Konstitusi (MK) tidak akan memberikan pengaruh terhadap hasil pemilu tanggal 22 Mei mendatang.
"Justru kan kalau diputuskan KPU, dia legitimate, apalagi diputuskan oleh MK. Tapi ya kalau orang ngaku 'saya menang. jadi presiden' tapi tidak dilantik MPR, tidak ada gunanya," kata dia.
Sebelumnya, Prabowo menyatakan penolakan terhadap perhitungan resmi yang dilakukan oleh KPU karena dinilai penuh kecurangan.
Sebaliknya, Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi mengklaim mereka memenangi Pilpres 2019 dengan perolehan suara 54,24 persen dan Jokowi-Maruf Amin 44,14 persen.
Perolehan suara yang diklaim hasil perhitungan internal paslon 02 itu bertolak belakang dengan hasil Situng KPU yang sudah menembus 82,68 persen data masuk. Perhitungan KPU menunjukkan Jokowi-Maruf Amin unggul dengan 56,23 persen dan Prabowo-Sandi kalah dengan 43,77 persen.
Meski mengklaim ada kecurangan, namun Dewan Penasihat DPP Partai Gerindra Raden Muhammad Syafi'i mengatakan, Prabowo-Sandi tidak akan mengajukan gugatan ke MK.
Ia mengatakan pihaknya sudah tidak percaya lagi terhadap Mahkamah Konstitusi.
Update Jumat (17/5) pukul 02.30 WIB
Berikut ini hasil real count KPU Pilpres 2019 pada Jumat (17/5/2019) pukul 02.30 WIB.
Data yang masuk ke Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) KPU terus mengalir.
Pengumuman penetapan pemenang Pilpres 2019 tinggal lima hari lagi, tepatnya pada 22 Mei 2019.
Sebelum pengumuman hasil penghitungan suara, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto telah menyatakan menolak.
Itu disampaikan pada Pernyataan Prabowo saat berbicara dalam acara "Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019" di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019).
Walau hasil real count atau data dalam Situng KPU bukan merupakan hasil resmi penghitungan perolehan suara, tapi bisa menjadi pembanding hasil akhir rekapitulasi KPU.
Dilihat dari keseluruhan data yang masuk ke Situng KPU hingga Jumat (17/5/2019) pukul 02.30 WIB, sudah ada data dari 698.805 TPS.
Data yang masuk ke Situng KPU sudah mencapai 85,91 persen dari 813.350 jumlah TPS di Indonesia.
Jumlah total wilayah pemilihan terbagi menjadi 35 wilayah, yakni 34 provinsi di Indonesia dan luar negeri.
Dari jumlah tersebut, paslon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih unggul atas rivalnya, paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Jokowi-Ma'ruf mendapatkan suara sebanyak 73.747.009 suara atau 56,02 persen.
Sementara Prabowo-Sandi mendapatkan suara sebanyak 57.898.501 suara atau 43,99 persen.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Manuver Prabowo Tolak Rekap KPU dan MK, Begini Tanggapan Mantan Kepala BIN Hendropriyono dan Yusril
Subscribe Youtube
Real Count KPU Pilpres 2019 Jumat (17/5) pukul 02.30 WIB, Cek Angka setelah Prabowo Tolak Hasil
Daftar Tokoh BPN yang Tak Setuju Langkah Prabowo Tolak Hitungan Pilpres 2019 dari KPU
Banyak Kejutan di Ramalan Zodiak 17 Mei 2019, Bagaimana Kondisi Cancer, Taurus Dkk Hari Ini?
Salman Tewas, Wanita Asal Bengkalis Sewa Pembunuh Bayaran Rp 10 Juta untuk Bunuh Suami
Keluarga Agnez Mo yang Tak Pernah Terungkap ke Publik, Akhirnya Terungkap Foto-foto Ibu-Ayahnya