JENDERAL Bintang 4 Dicopot, Publik Melihat Ada yang Ganjil: Soeharto Menyesal 'Kamu Benar Ben'
TRIBUNJAMBI.COM - Benny Moerdani memiliki karier militer yang gemilang hingga mampu mencapai posisi
TRIBUNJAMBI.COM - Benny Moerdani memiliki karier militer yang gemilang hingga mampu mencapai posisi Panglima Angatan Bersenjata Republik Indonesia (Panglima ABRI) saat zaman Orde Baru.
Hubungan Benny Moerdani dengan Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Presiden ke-2 Republik Indonesia sangat erat.
Christianto Wibisono, mantan jurnalis dan pendiri Pusat Data Bisnis Indonesia, sempat menyebut Benny Moerdani sebagai anak emas Soeharto.
Baca: Pembakaran 5 Alat Berat PT LAJ di Tebo Jambi, Bupati Minta Perusahaan dan SPI Sama-sama Menahan Diri
Baca: Pengalaman Pertama Puasa Ramadan Artis Roger Danuarta, Cut Meyriska Beri Perhatian Lebih
Baca: Video Klarifikasi Jacklyn Choppers Terkait Kasus Anak Cina Ancam Tembak Jokowi dan Pemuda HS
Namun, hubungan harmonis Benny Moerdani dan Soeharto harus retak.
Melansir dari buku berjudul Benny Moerdani yang Belum Terungkap (2018), Soeharto mencopot Benny dari jabatannya sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
Publik merasa ada keganjilan dalam pencopotan yang serba mendadak itu.

Sebab, Benny diturunkan persis seminggu sebelum Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat digelar.
Peralihan tongkat komando tertinggi militer sebelumnya selalu dilakukan berbarengan dengan pembentukan kabinet baru.
Baca: Jadi Makanan Favorit untuk Membatalkan Puasa, Ini Bahaya Makan Gorengan saat Buka Puasa
Baca: Hasil Pemilu Ditolak, Jansen Sitindaon Demokrat Tantang Prabowo Buktikan Ucapannya
Baca: PERNAH Bikin Malu Pak Harto saat di Militer, Nasib 3 Jenderal Ini Tragis: 1 Korban Penculikan
Rumor mengenai tersingkirnya Benny Moerdani dari lingkaran Cendana menguat setelah Soeharto membubarkan Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkantib).
Pasukan yang dibubarkan oleh Soeharto tersebut dipimpin oleh Benny Moerdani.
Setelah itu, Soeharto memberikan Benny Moerdani jabatan sebagai menteri Pertahanan dan Keamanan dalam Kabinet Pembangunan V.
Namun, urusan Benny tak jauh-jauh dari kegiatan seremonial sementara kekuatan militer Benny semakin terkikis.
Ada yang mengatakan hubungan Soeharto dan Benny merenggang karena kabar Benny mengincar kursi wakil presiden hingga merencanakan kudeta.
Baca: Kevin Sanjaya Geregetan lalu Smash Keras Natasha Wilona hingga Terduduk, Benarkah Mulai PDKT?
Baca: Ancam Bawa ke Mahkamah Internasional, Amien Rais: Wiranto Hati-hati Anda
Baca: Tanoto Foundation Adakan Media Gathering Dengan Wartawan dan Humas Pemerintah, Sampaikan Program
Kepala Staf Sosial Politik ABRI Letjen Purnawirawan Haryoto PS mengatakan penyebab hubungan Soeharto dan Benny merenggang bukan karena dua rumor tersebut.
Haryoto mengatakan hubungan dua tokoh itu merenggang karena sikap Benny yang mengkritik Soeharto.
Benny Moerdani mengingatkan Soeharto mengenai bisnis anak-anak keluarga Cendana.
"Bapake nesu banget mergo anake dipermasalahke (Bapak marah sekali karena anak-anaknya dipermasalhkan)," kata Haryoto sesaat setelah Benny wafat.
Mantan dokter tentara dalam Operasi Mandala, Brigadir Jenderal Purnawirawan Ben Mboi sempat diceritakan oleh Benny mengenai kejadian munculnya kritikan tersebut.
Saat itu, Benny Moerdani tengah menemani Soeharto bermain biliar di kediaman Cendana.
Baca: Diduga Maling Kotak Amal Masjid, Pencuri Ini Menangis saat Dimandikan Seperti Jenazah

Benny memberanikan diri mengutarakan pendapatnya agar Soeharto 'menjauhkan' anak-anaknya dari kekuasaan.
"Ketika saya angkat masalah anak-anaknya itu, Pak Harto berhenti bermain, masuk kamar tidur, dan meninggalkan saya di kamar biliar," ujar Benny saat bercerita kepada Ben.
Sebelum kejadian tersebut, rupanya Benny sempat menolak campur tangan anak Soeharto dalam urusan pengadaan alat utama sistem senjata ABRI.
Hal tersebut diungkapkan oleh mantan asisten Benny yang enggan disebut namanya.
"Pak Benny beberapa kali menolaknya," ucapnya.
Baca: Rumah Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Kena Gusur untuk Jalan Tol Becakayu, Gini Kondisinya
Baca: TRAGIS! Uang Gambar Soeharto Tak Laku Pedagang Takut Sial, Yang Terjadi Saat Soeharto Terjengkang
Menurut Jusuf Wanandi, rekan Benny dari Centre for Strategic and International Studies, pada 1980-an bisnis anak-anak Soeharto merajalela ke semua sektor.
"Semua-semuanya ingin ditataniagakan," kata Jusuf, awal September 2014.
Keresahan Benny terhadap bisnis anak Soeharto juga dirasakan oleh Ali Moertopo.
Menteri Penerangan Kabinet Pembangunan III itu berpesan kepada Jusuf agar berbicara kepada Benny tentang anak-anak Soeharto.
"Minta dia bicara ke Pak Harto , tertibkan anak-anaknya," kata Ali yang ditirukan Jusuf.
Bahkan, Benny sempat menahan paspor, putra Soeharto, Sigit Harjojudanto.
Tujuannya agar Sigit tak bisa lagi ke luar negeri untuk berjudi.
Baca: Yayan Ungkap Keanu Reeves Minta Ada Dialog Bahasa Indonesia
Baca: Kronologi Massa Bakar 5 Alat Berat PT LAJ Tebo Jambi Menurut Polisi, Warga Tak Terima Land Clearing
Saat Benny Meordani terbaring di kasur perawatan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Soeharto menjenguknya.
Soeharto mengucapkan kata-kata yang nyaris tak terdengar sembari matanya berkaca-kaca.
"kowe pancen sing bener, Ben. Nek aku manut nasihatmu, ora koyo ngene (Kamu memang yang benar, Ben. Seandainya aku menuruti nasihatmu, tak akan seperti ini)," kata Soeharto seperti yang ditirukan oleh asisten Benny yang berada di ruang perawatan.
Baca: Ini Pernyataan Syafrudin Chan Wakil Ketua DPRD Merangin yang Baru Dilantik Gantikan Isnedi
Baca: Video Klarifikasi Jacklyn Choppers Terkait Kasus Anak Cina Ancam Tembak Jokowi dan Pemuda HS
Dua hari setelah kunjungan tersebut, Benny Moerdani menghembuskan napas terakhirnya.
(Tribun Jabar/Fidya Alifa)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Sikap Benny Moerdani Buat Soeharto Marah, Dia Ditinggal di Ruang Biliar & Dicopot dari Panglima ABRI