Gatot Nurmantyo: Wiranto Bakal Digantikan Mahfud MD, Ini Katanya Soal Marsekal Hadi, Luhut Panjaitan

Gatot ditanyai berbagai hal, mulai dari karir militer, sikap politik pasca-pensiun, hingga tanggapan mengenai pejabat militer

Editor: bandot
Kolase/TribunWow
Mahfud MD dan Wiranto 

Gatot Nurmantyo Sebut Wiranto Menteri di Segala Rezim, Prediksi Bakal Digantikan Mahfud MD 

TRIBUNJAMBI.COM - Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, menjadi tamu dalam acara e-talkshow di TV One.

Gatot ditanyai berbagai hal, mulai dari karir militer, sikap politik pasca-pensiun, hingga tanggapan mengenai pejabat militer dan pensiunan jenderal di lingkaran Presiden Jokowi.

Nama-nama yang ditanyakan kepada Gatot yakni Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menko Maritim Luhut Pandjaitan, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko hingga Menko Polhukam Wiranto.

"Panglima TNI. Pengganti saya. Kumisnya tebal," ucap Gatot menanggapi foto Marsekal Hadi Tjahjanto.

Setelah Panglima TNI, Gatot dihadapkan dengan foto Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

"Yang saya gantikan," kata Gatot.

Selanjutnya, adalah foto  Menko Maritim Luhut Pandjaitan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan saat ditemui di Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (29/3/2019).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan saat ditemui di Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (29/3/2019). (Ria Anatasia)

Momen ini, jawaban Gatot lebih panjang.

"Menteri yang paling terkenal, di mana-mana," tuturnya.

Lantas, bagaimana tanggapan Gatot tentang Menko Polhukam Wiranto?

"Itu Pak Wiranto, Menko Polhukam. Menteri di segala rezim," ucap Gatot.

Baca: Live Streaming RCTI Liverpool vs Barcelona Prediksi Pemain, Salah & Firmino Absen di Liga Champions

Baca: BREAKING NEWS: Polri Tetapkan Ketua GNPF MUI Bachtiar Nasir Sebagai Tersangka, Karena Masalah Ini

Baca: Hanya Mengandalkan Impor, Beberapa Komoditas Ini Warning selama Ramadan 2019 di Tanjabtim

Tak hanya itu, Gatot juga memprediksi Wiranto akan diganti pada periode selanjutnya.

Nama Mahfud MD diyakini Gatot menggantikan Wiranto.

"Mungkin, Prof Mahfud MD yang gantikan beliau. Mungkin ya Mungkin.. ," jelas Gatot.

VIDEO LENGKAP;

Jenderal TNI Purnawiran Gatot Nurmantyo beberkan ancamannya kepada para Jenderal terkait politik praktis saat dirinya masih menjabat sebagai Panglima TNI.

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo mengaku pernah memberikan ancaman kepada para jenderalnya yang 'bermain' politik praktis.

Dilansir dari acara e-Talkshow yang dipandu oleh Wahyu Muryadi, Jumat (3/5/2019), ancaman Gatot Nurmantyo itu ia lontarkan dalam sebuah rapat saat masih menjabat sebagai panglima TNI.

Gatot Nurmantyo yang saat itu menjabat sebagai Panglima TNI memegang komando opersional tiga matra TNI (AD, AU, dan AL) mengancam akan membuat pelakunya 'merintih'.

"Saya sampaikan kepada perwira tinggi dalam rapat itu, saya ingatkan jangan bermain dengan politik praktis, kalau ada para jenderal yang bermain dengan politik praktis, bukan saya buat menderita, saya buat merintih," ujar Gatot.

Ia lantas menuturkan sejumlah kekhawatirannya bagi TNI yang melakukan hal demikian.

Baca: UPDATE Ramalan Zodiak Hari Ini Senin 6 Mei 2019, Cancer Sukses, Lawan Jenis Tertarik Denganmu Pisces

Baca: Viral Ayah Sesak Nafas Sakit Jantung Naik Motor Sendiri ke Rumah Sakit, Anak Hanya Belikan Bensin

Baca: Jadwal Pernikahan Jessica Iskandar Bocor, Ini yang Ditunggu-tunggu Penggemar

"Mengapa demikian, daripada merintih di neraka, karena sumpahnya saja setia kepada negara Republik Indonesia," ungkapnya.

Gatot menegaskan bahwa para jenderal tersebut telah melakukan sumpah setia dan hanya kepada Indonesia.

"Dan kalau namanya pemimpin sudah berpihak kepada salah satu politik. Seperti berpihak salah satu, pasti dia pelacur politik, rendah," kata Gatot.

"Yang kedua, pasti dia seorang pemimpin yang suatu saat rela mengorbankan anak buahnya untuk kariernya dia, untuk pangkat dan jabatannya, itu tabu bagi TNI," jelasnya kembali.

"Apalagi pangkat jenderal, tidak boleh seperti itu, maka saya ingatkan dengan cara yang keras, supaya ingat selalu, kalau tentara ndak tahu diancam, kalau panglima ngomong begitu, 'wah wow sekali' itu sesuatu yang tabu," ujar Gatot yang mendapat tepuk tangan penonton studio.

Kisahkan Peringatkan Jenderal TNI tak Terlibat Politik Praktis

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengkisahkan pertemuan para elite di TNI yang masih menjabat maupun purnawirawan.

Elite tersebut yakni Panglima TNI menjabat Marsekal Hadi, mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto, dan Jenderal TNI Purnawirawan Hendropriyono.

Hal ini disampaikan Gatot saat berada di acara e-Talkshow tv One, Jumat (3/5/2019) malam.

Mulanya, Gatot datang di acara yang dipandu oleh Wahyu Muryadi itu dengan salaman bersama.

Lalu Wahyu bertanya soal pertemuan para elite TNI di acara ulang tahun Kopassus yang digelar pada Selasa (16/4/2019) lalu.

"Pak Gatot kemarin kan di acara ulang tahun Kopassus, jenderal kan hadir di antara para sesepuh Kopassus ya, termasuk Panglima TNI Pak Marsekal Hadi, kemudian Pak Prabowo juga hadir, Pak Hendropriyono juga hadir. Itu yang dibicarakan apa sih bos?," tanya Wahyu.

Gatot lalu menjawab percakapan antara mereka cukup serius.

"Ada satu yang dibicarakan cukup serius yaitu ketika Danjen Kopassus menyampaikan ikrar prajurit Kopassus," jawab Gatot.

Mendengar hal itu, Wahyu tampak terkejut.

"Wow," celetuk Wahyu.

"Wow," sahut Gatot kembali.

 

"Ikrar prajurit Kopassus?," tegas Wahyu

"Ikrar Prajurit Kopassus, di sini kita senior-senior membicarakan bahwa ini akan terjadi erosi, jadi prajurit-prajurit TNI pada umumnya, Kopassus pada khususnya adalah kumpulan orang-orang yang gila," jawab Gatot.

Ia lalu menerangkan yang ia maksudkan dengan istilah gila tersebut.

"Kumpulan orang-orang yang? Alias 'gendeng' ya?" tanya Wahyu.

"Kumpulan orang-orang yang gila. Iya, gila sangat mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia," jawab Gatot yang disambut tepuk tangan.

"Kalau ingat yang berkali-kali meneriakkan slogan NKRI Harga Mati, itulah Pak Jenderal Gatot Nurmantyo, betul ya jenderal," tutur Wahyu.

Setelahnya, mereka melanjutkan dengan berbincang di panggung yang telah disediakan.

"Kemarin kan waktu acara ulang tahun Kopassus ya orang-orang tahu lah pusat perhatian di situ ada tokoh-tokoh termasuk bapak. Tadi mengatakan tentang gila, tentang bagaimana menjaga utuhnya NKRI, kenapa kok sampai muncul anggapan erosi? Ada yang serius enggak?," tanya Wahyu.

Gatot lalu mengatakan keseriusan tersebut ada pada ikrar yang dikhawatirkan meleset dari sumpah TNI.

"Sangat serius, ini perlu saya sampaikan bukan ada niat apa-apa tapi saya ingin beramal karena begini Kopassus itu setiap akan berangkat tugas ada bendera merah putih," tutur Gatot.

"Dibuat sedemikian rupa sehingga sangat sunyi kemudian mereka menyanyikan Hymne Komando, kata-kata terakhirnya sengaja dibuat lebih baik pulang nama daripada gagal dalam tugas."

"Sehingga prajurit Kopassus itu setiap saat rela mengorbankan jiwa dan raganya," ujar Gatot.

"Mengapa? Karena memang semua prajurit termasuk Kopassus sumpahnya itu hanya satu, satu tok enggak ada yang lainnya, setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945."

"Bukan yang lain," tanya

"Bukan yang lain, nah ini ditambahkan, setia kepada pimpinan, kawan dan sesama prajurit," jawab Gatot.

"Nah ini enggak boleh, lah kalau pemimpinnya mabuk? Apa harus diikutin? Pimpinannya salah diikutin? Enggak, taat iya tapi setia hanya satu pada Negara Kesatuan Republik Indonesia maka semuanya siap mati," jawab Gatot lagi.

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Gatot Nurmantyo Kisahkan Pertemuan Prabowo, Marsekal Hadi hingga Hendropriyono, Pembawa Acara: Wow,

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved