RAMADAN 2019

CEK FAKTA Benarkah Kurma Disebut Mengandung Virus Corona dari Kelelawar, Begini Penjelasan Kemenkes

Menjelang Bulan Ramadan, muncul sebuah pesan berisi imbauan kepada masyarakat untuk mencuci kurma yang berasal dari Timur Tengah dengan bersih.

Editor: andika arnoldy
net
Buah Kurma 

Hingga saat ini unggahan tersebut telah mendapat respon sebanyak belasan kali dari pengguna Facebook lainnya.

Penelusuran Kompas.com:

Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (PTVz), dr Siti Nadia Tirmizi menyampaikan bahwa kabar virus corona yang dibawa Kelelawar untuk ditularkan ke manusia melalui kurma adalah hoaks.

"Kalau Kelelawar merupakan vektor dari corona virus, tapi kalau berhubungan dengan kurma itu hoaks ya," ujar dr Siti saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (7/5/2019).

Dr Siti mengungkapkan bahwa Kelelawar menjadi reservoir (wadah) dan juga terinfeksi penyakit virus corona.

Hal ini diketahui ketika mengisolasi virus yang ada pada Kelelawar, salah satunya virus corona.

Menurut dr Siti, virus corona ini memiliki banyak bentuk, seperti Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV).

Dua penyakit yang disebabkan oleh virus corona ini yang menyerang saluran pernafasan dengan cepat.

"Penyakit yang disebabkan virus MERS-CoV dan virus SARS bisa menular melalui udara, sehingga bisa dengan mudah menular ke banyak orang. Jadi, tidak menular melalui makanan seperti kurma," ujar dr Siti.

Selain itu, dr Siti juga mengungkapkan bahwa ada penyakit virus corona pada Kelelawar dan virus corona pada manusia.

Namun, virus corona pada Kelelawar bukan menyebabkan infeksi virus corona pada manusia.

Adapun hingga saat ini belum ada bukti yang kuat bahwa manusia terinfeksi dari Kelelawar yang mengandung virus corona.

Namun, teori yang ada menyebutkan bahwa virus ini berpindah ke binatang lain seperti unta pada contoh kasus penyebaran virus MERS-CoV.

"Di Indonesia ada dua spesies Kelelawar yang menjadi reservoir penyakit japanese encephalitis (JE), nipah virus, lyssa virus, dan hendra virus. Jadi belum ada bukti virus corona dari Kelelawar menginfeksi manusia. Jenis bisa sama, tapi ini tidak menginfeksi manusia," ujar dr Siti.

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved