Pilpres 2019
Prof Mahfud MD Peringatkan pada Pembawa Acara TV One yang Coba Potong Narasinya Soal Gari Keras
Prof Mahfud MD memberikan peringatan pada pembawa acara TV One yang coba memotong pernyataannya.
"Baik," ujar pembawa acara.
Merasa perkataannya akan dipotong, Mahfud lalu meberikan peringatan.
"Entar dulu, biar anu, baru Anda tanya nanti," ujar Mahfud.
Mantan ketua MK ini lalu melanjutkan pernyataannya soal garis keras.
Baca: Jawaban Mahfud MD Dikecam Kubu 02 Soal Provinsi Garis Keras, Saya Juga Dari Daerah Garis Keras
"Saya katakan garis keras, tapi di media sosial itu saya dibilang radikal. Bahwa di Aceh di Sulawesi di mana ekstrim, enggak ada," tutur Mahfud.
"Coba tadi Anda lihat ada enggak? Enggak ada. Garis keras itu bagus, saya juga garis keras. Garis keras itu artinya fanatik dan kesetiaan yang tinggi, tapi tidak radikal. Saya bilang Madura garis keras bagus. Garis keras itu punya prinsip tidak mau didikte," tambah Mahfud.
Lihat videonya:
Sementara itu diberitakan sebelumnya dari Metro Pagi Primetime, Selasa (23/4/2019), pernyataan Mahfud MD soal provinsi garis keras ini awalnya adalah untuk menyoroti soal sebaran kemenangan.
Saat itu, Mahfud MD menyatakan bahwa sebaran kemenangan pada Pilpres 2019, mengingatkan untuk segera melakukan rekonsiliasi.
Baca: Cek Fakta: Ibu Tiri Zumi Zola Ratu Munawarah Raih Suara Terbanyak Pemilu 2009 Capai 150 Ribu Suara
"Kalau melihat sebaran kemenangan, mengingatkan kita untuk lebih sadar, segera rekonsiliasi," ujar Mahfud MD.
"Karena saat ini kemenangan Pak Jokowi ya menang, dan mungkin sulit dibalik kemenangan itu dengan cara apapun."
"Tetapi kalau lihat sebarannya, di provinsi-provinsi yang agak panas, Pak Jokowi kalah," sambungnya.
"Dan itu, diidentifikasi tempat-tempat kemenangan Pak Prabowo, itu diidentifikasi dulunya dianggap dulunya sebagai provinsi garis keras."
"Dalam hal agama, misalnya Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Selatan juga," ungkap Mahfud MD.
Oleh karena itu, menurut Mahfud MD saat ini sangat penting untuk membuat bangsa sadar akan keberagaman.