Pilot & Pramugari Garuda Berencana Mogok, Ketahuan Laporan Keuangan yang Janggal? Ini Pengakuannya
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah menyurati pihak maskapai Garuda Indonesia terkait kabar akan mogoknya pilot dan pramugari.
Ia mengatakan, substansi surat tersebut baru sebatas rencana.
Namun surat itu sudah bocor ke publik. Oleh karena itu ia menegaskan bahwa maksud surat tersebut yakni meminta agar Chairul Tanjung selaku pemegang saham menyelesaikan persoalan internal.
"Surat tersebut ditujukannya ke Bapak CT supaya diselesaikan dengan baik," kata dia.
Seperti diberikan sebelumnya, meski sudah diterima dalam RUPS, laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tahun lalu justru ditolak oleh dua komisarisnya yakni Chairal Tanjung dan Dony Oskaria.
Keduanya merupakan perwakilan dari PT Trans Airways, pemegang saham Garuda Indonesia dengan kepemilikan sebesar 25,61 persen.
Garuda disebut akan mengantongi 239 juta dollar AS dari Mahata, dengan 28 juta dollar AS di antaranya merupakan bagi hasil antara Garuda dan Sriwijaya.
Meski belum ada pembayaran yang masuk, hal itu dinilai harus tercantum dalam Laporan Keuangan Garuda Indonesia 2018.
Chairul Tanjung Tolak Laporan Keuangan Garuda
Melansir dari Kontan.co.id, dua komisaris Chairul Tanjung dan Dony Oskaria telah melihat kejanggalan dalam Laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) 2018. Karena itu keduanya menolak laporan tersebut.
Chairal Tanjung merupakan perwakilan dari PT Trans Airways dan Dony wakil dari Finegold Resources Ltd yang menguasai 28,08 persen saham GIAA.

Penolakan keduanya didasarkan atas Perjanjian Kerjasama Penyediaan Layanan Konektiivitas Dalam Penerbangan antara PT Mahata Aero Teknologi dan PT Citilink Indonesia tanggal 31 Oktober 2018 lalu beserta perubahannya.
Dari perjanjian tersebut, pendapatan GIAA dari Mahata sebesar 239,94 juta dollar AS yang sebesar 28 juta dollar AS yang didapatkan dari bagi hasil yang didapatkan PT Sriwijaya Air seharusnya tidak dapat diakui dalam tahun buku 2018.
“Tadi tidak dibacakan surat keberatan kami karena tadi pimpinan rapat menyatakan cukup dengan dinyatakan dan sudah dilampirkan di Annual Report (2018),” ujar Chairal Tanjung, Komisaris GIAA di Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Menurut dia, dirinya meminta surat keberatan dirinya dan Dony Oskaria bisa dibacakan dalam RUPST yang digelar hari ini.
Namun tidak disetujui oleh pimpinan rapat sehingga hanya disertakan sebagai lampiran dalam laporan tahunan perusahaan ini.