Pilpres 2019

Situs kawalpemilu.org Dikirimi C1 Palsu hingga Upaya Perusakan Data, Dapat Kiriman Hingga 10 Kali

situs kawalpemiu.org mendapat kiriman C1 dari TPS banyak yang ditemukan palsu. Tidak hanya palsu, ada juga yang dikirim berulang kali

Editor: andika arnoldy
istimewa
Perolehan Suara Real Count 01 & 02 

TRIBUNJAMBI.COM- Situs kawalpemilu.org mendapat gangguan. 

situs kawalpemiu.org mendapat kiriman C1 dari TPS banyak yang ditemukan palsu.

Tidak hanya palsu, ada juga yang dikirim berulang kali hingga sampai 10 kali.

Baca: Update Real Count KPU Minggu (21/4/2019) Pukul 06.00, Jokowi 54,33 %, Prabowo 45,67% Selisih 1 Juta

Baca: Highlight & Cuplikan Gol Barcelona vs Real Sociedad Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Spanyol

Baca: Mahfud MD Sebut Deklarasi Prabowo Sebagai Presiden Terpilih Tak Melanggar Hukum, Ingatkan Ini ke 02

 
Hal tersebut tentu membuat proses penghitungan terganggu. Ada upaya perusakan data hasil pemilu 2019.

Situs https://kawalpemilu.org hadir dalam posisi untuk mengawal penghitungan suara Pemilu 2019 yang tugasnya diemban Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

Seperti dikutip twitter @KawalPemilu2019, Sabtu (20/4/2019), pihak admin kawalpemilu.org melakukan rekonsiliasi mendadak karena sejumlah kejanggalan dari laporan para moderator.

Temuan KawalPemilu, banyak data C1 atau form hasil penghitungan suara di TPS yang diunggah ke situs KawalPemilu, terindikasi palsu.

Tidak Ada Hologram

Ciri-ciri C1 palsu, yakni tidak ada hologram dan terjadi penggelembungan jumlah suara yang melampaui jumlah pemilih di TPS tersebut.

Selain itu, ada indikasi upaya perusakan data di situs kawalpemilu.org dengan cara mengunggah foto C1 yang sama hingga 200 foto.

Selain itu, mengunggah foto-foto non C1 dengan jumlah yang lumayan banyak.

Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini Minggu 21 April 2019, Cancer Tegang, Usaha Libra Berhasil, Virgo Beruntung

Baca: Final Quick Count Versi LSI Denny JA: Jokowi Menang di 20 Provinsi, Prabowo Unggul 14 Provinsi

Dampaknya pada proses perhitungan real count, yakni Tim Moderator menjadi kesulitan memproses secara efektif karena banyaknya foto-foto non C1 serta C1 terindikasi palsu.

"Apabila tim moderator kewalahan dengan derasnya data yang tidak relevan ini, tentunya proses digitize terhambat," tulis admin twitter @KawalPemilu2019.

Ketika proses digitize terhambat, barisan admin verifikasi (di atas moderator) tentunya juga menjadi terhambat dalam verifikasi datanya.

Dampaknya, pemrosesan C1 dari seluruh TPS Indonesia menjadi melambat juga.

KawalPemilu mengimbau semua simpatisan dan tim pendukung kedua kandidat capres-cawapres untuk membantu tim relawan KawalPemilu secara jujur dan berintegritas.

"Ingatlah, apabila kalian berupaya mengacaukan perhitungan real count KP, KITA SEMUA RUGI," tulis admin.

Sistem IT Sangat Kuat

Menyikapi hal tersebut, Tim Admin dan Pengawasan KawalPemilu akan lebih tegas memonitor akun-akun Facebook yang terindikasi berupaya melakukan perusakan atau mengacaukan proses perhitungan real count KawalPemilu2019 "Kami akan melakukan "BAN" bagi yang tetap bersikukuh," tulis admin.

Selain itu, tim moderator diminta lebih teliti melakukan moderasi dengan memperhatikan keaslian formulir C1, jumlah suara dengan data jumlah pemilih sesuai aturan KPU.

"Kami melakukan monitor dan verifikasi selalu, tidak ada data mentah yang tidak diproses dan diteliti. Ini sudah biasa kami lakukan, 5 tahun yang lalu dan tahun ini. Sistem IT kami sgt kuat :) , partisipasi terbuka demokrasi memang ada downside selalu :) - sudah diantisipasi," tulis admin.

Baca: Begini Penjelasan Apakah Jokowi Tak Bisa Menang Pilpres meski Raih 51 Persen Suara Lebih ?

Baca: Mahfud MD Sebut Deklarasi Prabowo Sebagai Presiden Terpilih Tak Melanggar Hukum, Ingatkan Ini ke 02

Baca: Final Quick Count Versi LSI Denny JA: Jokowi Menang di 20 Provinsi, Prabowo Unggul 14 Provinsi

"Mari kita Kawal bersama dengan JUJUR dan BERINTEGRITAS. Terima kasih," pungkasnya.

KawalPemilu.org adalah proyek urun daya (crowdsourcing) netizen pro data Indonesia yang didirikan tahun 2014 untuk menjaga suara rakyat di Pemilu melalui penggunaan teknologi.

Kawalpemilu.org melakukan real count secara cepat dan akurat. Pada Pemilu 2014, perbedaan suara KawalPemilu dengan hasil rekapitulasi KPU, yaitu 0,14 persen.

Gerakan bernama KawalPemilu hendak mengulang keberhasilan penghitungan suara yang mendekati hasil akhir Pilpres 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum ( KPU) pada Pemilu serentak 2019.

Gerakan itu juga diharapkan dapat memperkuat legitimasi KPU. Salah satu penggagas gerakan KawalPemilu, Ruly Achdiat mengungkapkan, pada Pilpres 2019, hasil penghitungan suara yang mereka lakukan hanya berbeda 0,14 persen dari KPU.

"Kawal Pemilu 2019 ingin mengulang apa yang sudah terbukti kami lakukan pada 2014. Pada waktu itu, perbedaan suara KawalPemilu dengan KPU yaitu 0,14 persen," ujar Ruly konferensi pers peluncuran gerakan KawalPemilu di Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019).

Ia menjelaskan, pada 2014, jumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang ditabulasi oleh KawalPemilu.org yaitu sebesar 97,76 persen dari total 472.000 TPS di Indonesia.

Adanya gerakan KawalPemilu, lanjut Ruly, sebenarnya membantu KPU dalam mendapatkan legitimasi kuat dari masyarakat sebagai penyelenggara pemilu.

Baca: Highlight & Cuplikan Gol Barcelona vs Real Sociedad Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Spanyol

Baca: Kondisi Cawapres Sandiaga Uno Membaik, Amien Rais Langsung Telepon Sandiaga Uno, Soal Apa ?

Baca: Highlight & Cuplikan Gol Man City vs Tottenham Hotspur, Hasil Liga Inggris dan Klasemen Sementara

"2019 harapannya KPU mendapatkan data pembanding yang membuat legitimasinya makin kuat," ungkapnya kemudian.

Untuk itu, kata Ruly, gerakan tersebut memerlukan partisipasi masyarakat secara sukarela berada di 809.500 TPS di seluruh Tanah Air.

"Ada tiga alasan mengapa Pilpres dan DPR RI di 2019 harus dipantau. Pertama, pemilu di Indonesia adalah pemilu yang kompleks, rumit, dan terbesar di dunia," jelasnya.

"Kedua, Pilpres dan Pileg 2019 untuk pertama kalinya dilakukan di hari yang sama. Ketiga, integritas hasil pemilu akan meningkatkan kepercayaan publik, maka kami ingin mengajak keterlibatan publik," jelasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kerja KawalPemilu Diganggu, Dikirimi C1 Palsu hingga Upaya Perusakan Data"

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved