Lamarannya ditolak, Afridi Tembak Hingga Tewas Mahasiswi Cantik Ini, Sempat Bikin Video Sebelum Mati
Ia baru saja meninggalkan becak bersama saudara perempuan iparnya, ketika Mujahid ditemani oleh saudaranya, Sadiqullah, melepaskan tembakan. Mujahid
Lamarannya ditolak, Afridi Tembak Hingga Tewas Mahasiswi Cantik Ini, Sempat Bikin Video Sebelum Mati
TRIBUNJAMBI.COM - Lamarannya ditolak, Afridi Tembak Hingga Tewas Mahasiswi Cantik Ini, Sempat Bikin Video Sebelum Mati
Pernikahan menjadi salah satu hal sakral yang mungkin didambakan banyak pasangan.
Ajakan menikah seharusnya menjadi hal yang menggembirakan dan berakhir romantis.
Namun tidak bagi perempuan ini, yang harus berakhir maut setelah menolak lamaran seorang pria.
Baca: AWAS! Bisa Keracunan, Jangan Konsumsi Telur Bersamaan dengan 5 Makanan Ini
Baca: Kisah Pilu Ifan Seventeen, Saat Nama Sang Istri Tertera di Surat Suara Pemilu: Jadi Dewan di Surga
Baca: Usai Nangis & Luka Akibat Barang Reino Barack, Inces Buru-buru Tinggalkan Indonesia Naik Jet Pribadi
Baca: Pemilu Dianggap Selesai, Jokowi - Maruf Pemenangnya, Hasil Quick Count Akhiri Ketidakpastian Pasar
Baca: Ibu Guru Ini Mau Kirim Foto Bugilnya ke Pacar, Justru Malah Terkirim ke Murid, Digugat Rp 60 Miliar!
Seorang siswa MBBS tahun ketiga dari Abbottabad Medical College ditembak mati di kampung halamannya di Kohat, Pakistan.
Perempuan yang diketahui bernama Aasma Rani ini meinggal setelah ditembak oleh seorang pria.
Penembakan dilakukan pria itu lantaran lamarannya pada Rani telah ditolak.
Pria yang menembak Rani ini diduga bernama Mujahidullah Afridi.
Terdakwa, Mujahidullah, yang ingin menikahinya menembaknya, karena menolak lamarannya.
Ia adalah seorang pria dengan latar belakang politik yang kuat.
Baca: Sebabkan Kebakaran Hutan, Dua Pemuda Italia Diwajibkan Bayar Ganti Rugi Rp 427 Milar
Baca: Teriak dan Saling Ejek karena Berbeda Pilhan Caleg, Pria Ini Tusuk Korban Hingga Tewas di Depan TPS
Baca: KRONOLOGI Massa Bakar Kotak Suara di Sungai Penuh, Lampu Mati Mendadak Pukul 04.00 WIB
Baca: Kepala Suku di Papua Rela Sumbang 10 Hektar Tanahnya untuk Jokowi Usai Menang Versi Hitung Cepat
Aasma Rani sendiri adalah seorang mahasiswi kedokteran tahun ketiga di Abbottabad Medical College tewas.

Aasma terus menerus menyebutkan nama pembunuhnya sebelum meninggal.
Insiden ini terjadi pada 27 Januari lalu ketika korban sedang bersama kakak iparnya.
Rani ketika itu berada di Kohat untuk vaksinasi.
Ia baru saja meninggalkan becak bersama saudara perempuan iparnya, ketika Mujahid ditemani oleh saudaranya, Sadiqullah, melepaskan tembakan.
Mujahid pun dikabarkan langsung menembak Rani tiga kali.
Gadis itu telah dilarikan ke rumah sakit dan akhirnya meninggal karena luka-lukanya keesokan harinya.
Namun, ia masih berusaha kuat untuk menyampaikan sesuatu dalam video.
Dalam video Rani menyebutkan bahwa Mujahidullah Afridi adalah pria yang menambak dirinya.
Keluarga Rani menduga Mujahidullah dendam pada Rani karena ia menolak lamarannya.
Mujahid bahkan sempat menyergap Rani di dekat rumahnya.
Keluarga Aasma menuduh pelaku telah mengeluarkan ancaman sebelumnya.
Ayah Aasma telah memohon keadilan dari pejabat tinggi.
Mereka juga memberi tahu polisi bahwa Mujahid adalah keponakan pemimpin lokal yang berpengaruh dan khawatir dia akan menggunakan pengaruhnya untuk membuat keponakannya lolos.
Namun, pihak berwenang dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa polisi adalah lembaga penegak hukum independen.
Mereka akan melanjutkan penyelidikan secara profesional dan membawa pelaku ke pengadilan.
"Yakinlah tidak akan ada bantuan khusus dan pelaku akan segera ditangkap," tambahnya.
Polisi Khyber Pakhtunkhwa menghubungi Badan Investigasi Federal (FIA) karena mengeluarkan surat perintah atas tersangka Mujahid.
Ketika pertama kali melaporkan kasus penembakan itu, kakak Rani, Muhammad Irfan menyebutkan dua nama kakak beradik sebagai pelaku, yaitu Mujahidullah Afridi dan Sadiq Ullah.
Ullah berhasil diciduk di Kohat sementara Mujahidullah belum ditemukan.
Selama penyelidikan, terungkap bahwa Mujahid Afridi telah meninggalkan Pakistan ke Arab Saudi.
Dia mengatakan terdakwa telah berangkat ke bandara Islamabad segera setelah melakukan kejahatan.
Sebuah tim investigasi gabungan (JIT) juga telah dibentuk untuk menyelidiki pembunuhan mahasiswa kedokteran ini.