Terjungkal Karena Reformasi 1998, Para 'Penghianat' yang Ditolak Soeharto Sampai mati

"Lebih dari itu, ia merasa dikhianati. Ia ditinggalkan oleh teman-teman dan mereka yang ia percaya selama ini. Itu melukai perasaannya,"

Editor: Suci Rahayu PK
(REUTERS)
Momen terakhir BJ Habibie bersama Soeharto adalah ketika Soeharto lengser jadi Presiden RI setelah 32 tahun menjabat. 

Ribuan mahasiswa kemudian berdemo dan menduduki gedung DPR/MPR, Sabtu, 18 Mei 1998. Aksi menduduki gedung dewan itu merupakan puncak dari serangkaian aksi di sejumlah kota besar. Tuntutan utama mereka sama: Soeharto mundur.

"Dalam menanggapi situasi seperti tersebut di atas, pimpinan dewan, baik ketua maupun wakil-wakil ketua mengharapkan demi persatuan dan kesatuan bangsa, agar Presiden secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri," kata Harmoko, pada 18 Mei 1998.

Ketika itu, ia didampingi pimpinan parlemen lainnya, yaitu Ismail Hasan Metareum, Abdul Gafur, Fatimah Achmad, dan Syarwan Hamid.

Momen terakhir BJ Habibie bersama Soeharto adalah ketika Soeharto lengser jadi Presiden RI setelah 32 tahun menjabat.
Momen terakhir BJ Habibie bersama Soeharto adalah ketika Soeharto lengser jadi Presiden RI setelah 32 tahun menjabat. ((REUTERS))

Perang Dingin Habibie

Tak cuma Harmoko, Soeharto juga menjaga jarak dengan Wakil Presiden BJ Habibie ketika itu.

Habibie sudah tak diterima Soeharto Sejak 20 Mei 1998 ketika ia ingin berbicara melalui telepon soal rencana Presiden berhenti dari jabatannya, pada 21 Mei 1998.

Padahal, Habibie masih sempat bertemu dengan Soeharto beberapa jam sebelum mendapat telepon dari Saadilah Mursyid, Menteri Sekretaris Negara, saat itu.

Dalam pertemuan itu Habibie masih berdiskusi dengan Soeharto soal pembentukan Kabinet Reformasi dan rencana pengunduran diri pada 23 Mei 1998.

Pertemuan dengan Soeharto di Istana Merdeka saat dia menyatakan berhenti dan Habibie disumpah sebagai Presiden pada 21 Mei, menjadi yang terakhir bagi Harmoko dan Habibie.

Sejak hari itu, 'the Smiling General' tersebut selalu menolak permintaan Habibie untuk bertemu. Habibie pernah sekali waktu berbicara dengan Soeharto soal permintaan bertemu melalui sambungan telepon pada 9 Juni 1998.

"Pak Harto, mohon berkenan menerima saya. Saya mohon penjelasan dan saran bapak mengenai semua yang telah terjadi," tutur Habibie.

"Tidak menguntungkan bagi keadaan sekarang, jikalau saya bertemu dengan Habibie. Laksanakan tugasmu dengan baik, saya hanya dapat melaksanakan tugas sampai di sini saja. Saya sudah tua," timpal Soeharto.

Itu menjadi percakapan terakhir Habibie dengan mantan presiden itu.

"Mengapa Pak Harto tidak bersedia bertemu?" demikian Habibie dalam buku tersebut.

Baca: Ramalan Zodiak Selasa 16 April 2019 - Hari Berat Aquarius & Virgo, Pesona Cancer Mengundang Cemburu

Baca: Usai Pernyataan Sikap, Melalui Media Sosial AHY Ajak Massa Lakukan Satu Hal Penting Ini

'Tiji Tibeh'

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved