Kisah Militer
Misteri 'Hell Week' Kopassus di Cilacap, Puncak dari Segala Pelatihan yang Bagai 'Neraka'
Mengapa markas hanya mengirim segelintir anggota Kopassus saja saat misi? Sebenarnya berapa jumlah prajurit komando
Di sini, para calon prajurit komando berlatih untuk menjadi pendaki serbu, penjejakan, anti penjejakan, survival di tengah hutan.
Dalam pelatihan survival, calon Prajurit komando harus bisa hidup di hutan dengan makanan alami yang tersedia di hutan.
Dengan latihan ini Prajurit Komando harus bisa membedakan tumbuhan yang beracun dan dapat dimakan, dan juga mampu berburu binatang liar untuk mempertahankan hidup.
Tahap latihan hutan gunung diakhiri dengan long march dari Situ Lembang ke Cilacap.
Saat perjalanan, calon prajurit komando harus membawa amunisi, tambang peluncur, senjata dan perlengkapan perorangan.
Ketiga, Tahap Rawa Laut
Latihan terberat sudah menanti saat sampai di Cilacap.
Calon prajurit komando berinfliltrasi melalui rawa laut.
Di sini, materi latihan meliputi navigasi laut, survival laut, pelolosan, renang ponco dan pendaratan menggunakan perahu karet.
Para calon prajurit komando harus mampu berenang melintasi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.
“Latihan di Nusakambangan merupakan latihan tahap akhir, oleh karena itu ada yang menyebutnya sebagai hell week atau minggu neraka. Yang paling berat, materi latihan ‘pelolosan’ dan ‘kamp tawanan’,” kata Pramono.
Dalam latihan itu para calon prajurit komando dilepas pagi hari tanpa bekal, dan paling lambat pukul 10 malam sudah harus sampai di suatu titik tertentu.
Selama “pelolosan” si calon harus menghindari segala macam rintangan alam maupun tembakan dari musuh yang mengejar.
Dalam pelolosan itu, kalau siswa sampai tertangkap, maka itu berarti neraka baginya.
Bila calon prajurit Kopassus tertangkap, dia akan diinterogasi layaknya dalam perang.