Kisah Militer

Sejarah Loreng Darah Mengalir Kopassus Dirintis Kolonel Moeng Danjen Garang Pernah Telan Telur Sanca

Kolonel Moeng merupakan satu diantara Komandan Jenderal Kopassus yang namanya melegenda.

Editor: bandot
antara
Kopassus 

Pakaian loreng Macan Tutul ini cukup terkenal sebagai ciri khas prajurit prajuritBaret Merah, utamanya di kalangan masyarakat Jawa Barat, kaitannya dengan berbagai operasi yang dilakukan satuan komando ini dalam rangka menumpas gerombolan DI/TII.

Baca: DETIK-Detik Baku Tembak Kopassus Saat Buru Presiden Fretilin, Prajurit Lokal Tembak Mati Target

Baca: AKSI Mencekam Pasukan Kopassus Tangkap Mbah Suro, Dukun PKI Kebal Senjata Api

Beberapa tahun kemudian, dengan semakin berkurangnya persediaan pakaian loreng Macan Tutul yang sudah tidak diproduksi lagi di negara asalnya, kemudian dilakukan upaya untuk membuat sendiri pakaian seragam khusus bagi prajuritprajurit Baret Merah.

Adalah Kolonel Inf Moeng Parhadimoeljo, Komandan Menparkoad, yang kemudian menyetujui penggunaan pakaian seragam yang dirancang dengan corak khusus yang khas dan kemudian dikenal dengan nama loreng ‘Darah Mengalir.’

Pakaian loreng baru itu secara resmi diperkenalkan kepada publik untuk pertama kali pada acara parade dan defile pasukan di lapangan parkir Senayan dalam Hari Ulang Tahun Angkatan Bersenjata tanggal 5 Oktober 1964.

Kisah Operasi Kopassus di Papua, Misi Bebaskan 5 Anggota Koramil yang Seminggu Dikepung Pemberontak
Kisah Operasi Kopassus di Papua, Misi Bebaskan 5 Anggota Koramil yang Seminggu Dikepung Pemberontak (IST)

Pada tahun 1985, dan seiring dengan diberlakukannya kebijakan reorganisasi satuan-satuan di TNI AD, dan salah satunya merubah Kopassandha menjadi Kopassus, penggunaan seragam khusus loreng Darah Mengalir bagi satuan ini pun dihapuskan.

Prajurit prajurit Baret Merah ini kemudian menggunakan seragam loreng dengan corak yang sama dengan satuan-satuan lainnya di jajaran TNI, yang digunakan hingga saat ini. 

Pada tahun 1992, dirintis kembali untuk penggunaan seragam khusus loreng Darah Mengalir diberlakukan kembali untuk Kopassus dengan mempertimbangkan kepentingan pembinaan korps.

Usulan tersebut kemudian mendapat persetujuan dari komando atas dengan kebijakan bahwa penggunaannya terbatas pada acara-acara tradisi dan kegiatan-kegiatan lainnya dalam intern satuan, sedangkan pakaian dinas lapangan yang resmi tetap menggunakan pakaian seragam loreng TNI.

Atas dasar persetujuan tersebut, pakaian seragam loreng Darah Mengalir diproduksi kembali dengan corak yang telah disempurnakan, dan sejak tahun 1992 mulai digunakan oleh prajurit-prajurit Kopassus.

Kerasnya Didikan Kolonel Moeng

Kolonel Moeng Pahardimulyo terkenal keras. Dia sudah menjadi anggota pasukan khusus TNI sejak 1960-an, saat Komando Pasukan Khusus masih bernama RPKAD ( Resimen Para Komando Angkatan Darat).

Banyak cerita tentang Kolonel Moeng yang tak diketahui orang.

Di antara cerita yang terkenal tentang Moeng, saat dia menelan mentah-mentah telur ular piton. Padahal sebenarnya, ada banyak keteladanan darinya.

Moeng komandan yang keras dan disiplin, selain itu menerapkan hidup sederhana.

Jejak karier di RPKAD/Kopassus.

  • Danyonif Linud 305/Tengkorak (1949 - 1953)
  • Komandan RPKAD (1958 - 1964)
  • Pangkat terakhir: Mayor Jenderal TNI (Purn.) 
  • Tempat tanggal lahir: Yogyakarta, 11 Januari 1925 
  • Meninggal: Jakarta, 28 Desember 2012

Moeng menjabat Komandan RPKAD dengan pangkat letnan kolonel, pelantikan di Manado pada 3 Agustus 1958.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved