AHY Klaim Koalisi Solid, Wakil Sekjend Partai Demokrat: Kenapa Justru Pak SBY yang Diserang?
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik tidak mengikuti acara debat kelima Pilpres 2019
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik tidak mengikuti acara debat kelima Pilpres 2019 hingga akhir.
Di tengah acara, Rachland meninggalkan lokasi acara.
Saat ditanya para awak media mengapa ia meninggalkan acara debat di tengah jalan, Rachland mengaku, sedang lapar.
Baca: KRONOLOGI Lengkap 2 Pelaku Memutilasi Kepala Guru Honorer Budi Hartanto: Mereka Kerja Gantian
Baca: ISTRI Pergoki Suami Berhubungan Intim Sama Tetangga:Wanita Selingkuhan Ditikam Pakai Gunting
Baca: Pembunuhan Aprizal di Kerinci Bermotif Perselingkuhan, Istri Pelaku Beri Keterangan Mengejutkan
Baca: Petinggi Demokrat WO Saat Debat Capres, Rachland Nashidik : Kenapa Pak SBY yang Diserang
"Saya enggak pulang. Saya cuma ingin cari makan. Nanti balik lagi kok ya," ujar Rachland sambil terus berjalan.
Saat awak media menanyakan lagi apa aksinya tersebut disebabkan pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, ia mengatakan, tidak.
"Enggak. Menurut kamu, memang harus ada masalah," ujar Rachland bertanya balik.
Ia pun berjalan keluar area hotel sendirian. Tidak lama kemudian, Rachland rupanya mengunggah cuitan melalui akun Twitter-nya.
Ia menulis, "Pak prabowo sebenarnya sedang berdebat dengan siapa? Kenapa justru Pak SBY yang diserang?"
Belum diketahui apa tepatnya pernyataan Prabowo yang menyinggung kader Partai Demokrat tersebut.
Masih dari sekitar lokasi debat kelima, kader Partai Demokrat Ardy Mbalembot berteriak-teriak partainya agar keluar dari koalisi pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat debat kelima Pilpres 2019 berlangsung.
Ia berteriak di luar lokasi debat, tepatnya di bagian belakang Golden Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4) malam.
Ardy meneriakkan hal tersebut tak lama setelah Prabowo menyalahkan Presiden-presiden sebelum Joko Widodo terkait kegagalan perekonomian negara.
"Bila perlu kita keluar dari koalisi. Gue Ardy Mbalembout. Kalau perlu kita keluar dari koalisi. Saya Sekretaris Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat," ujar Ardy.
Ardy lantas langsung dikerubungi para awak media yang hendak memperjelas apa keluhannya.
Namun, Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari langsung mendatangi Ardy begitu mengetahui ada keributan di luar lokasi debat.
Selain Imelda, Kepala Divisi Adovokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean juga menghampiri dan berbicara dengan Ardy.
Usai berbicara dengan Ferdinand dan Imelda, Ardy enggan menyampaikan maksud teriakannya tadi, apakah terkait dengan peryataan Prabowo sebelumnya.
Ia berkilah teriakannya merupakan spontanitas karena tak bisa masuk ke ruangan debat. "Enggak ada (masalah), spontan aja tuh," ujar Ardy.
Sementara, Ferdinand juga enggan menyampaikan pembicaraannya dengan Ardy. Ia menegaskan Demokrat tetap mengusung Prabowo-Sandi.
Ferdinand berkilah bahwa presiden yang dimaksud Prabowo bukan Presiden kelima RI Susilo Bambang Yudhoyono.
"Yang dimaksud mungkin Presiden California kali," ujar Ferdinand lantas pergi meninggalkan lokasi debat.
Pada debat terakhir, Capres Prabowo Subianto menilai kegagalan perekonomian saat ini bukan hanya menjadi tanggung jawab capres petahana Joko Widodo.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam debat kelima Pilpres 2019 yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta.
"Saya tidak menyalahkan Bapak (Jokowi). Ini kesalahan besar presiden-presiden sebelum Bapak. Kita harus bertanggung jawab," ujar Prabowo.
Dalam debat tersebut, hadir Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, yang merupakan putra Presiden kelima RI Susilo Bambang Yudhoyono.
AHY datang mewakili Demokrat yang tergabung dalam koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga Uno.
Apa tanggapan AHY atas pernyataan Prabowo tersebut?
AHY mengatakan, semua pihak mesti melihat objektif kerja para pemimpin masa lalu.
Setiap generasi kepemimpinan, kata dia, pasti menghasilkan pencapaian di berbagai bidang.
"Tentu ada perubahan dilakukan dari satu presiden ke presiden berikutnya, yang sudah baik dilanjutkan, yang belum baik diperbaiki," kata AHY seusai debat.
Ketika ditanya apakah dirinya tersinggung atas pernyataan tersebut, AHY enggan mengomentari lebih jauh.
"Yang jelas bagi saya setiap yang dilakukan generasi dahulu wajib diapresiasi segala yang baik, apalagi kalau itu memang terasa oleh rakyat kita," kata AHY.
Meski demikian, ia mengakui, tentunya ada masalah-masalah yang belum tuntas dalam 10 tahun pemerintahan SBY.
Penyelesaian masalah tersebutlah yang menjadi tugas pemimpin selanjutnya.
"Artinya yang sebaiknya kita inginkan para pemimpin terus menghargai para pendahulu dengan semangat menjadi lebih baik dari pendahulunya," kata AHY.
Baca: KRONOLOGI Lengkap 2 Pelaku Memutilasi Kepala Guru Honorer Budi Hartanto: Mereka Kerja Gantian
Baca: ISTRI Pergoki Suami Berhubungan Intim Sama Tetangga:Wanita Selingkuhan Ditikam Pakai Gunting
Baca: Pembunuhan Aprizal di Kerinci Bermotif Perselingkuhan, Istri Pelaku Beri Keterangan Mengejutkan
Baca: Petinggi Demokrat WO Saat Debat Capres, Rachland Nashidik : Kenapa Pak SBY yang Diserang
Ditanya soal soliditas di internal koalisi kubu Prabowo-Sandiaga, AHY berharap, media massa tidak membuat suasana di internal koalisi menjadi panas.
"Kami solid dan kami hadir di sini bisa memberikan support bagi Pilpres. Tapi kami juga punya tugas mandat untuk memenangkan Partai Demokrat dalam pemilihan legislatif," pungkas AHY. (tribun network)