Kisah Militer
Tim Rahasia Kopassus Pakai Sandi Rahasia 'Cewek', Sebut Satu Kata Intelijen Tempur Langsung Siap
Terkadang, sandi yang dipakai pasukan rahasia di Kopassus ini terdengar remeh-temeh. Tapi begitu mendengar itu, prajurit langsung bergegas siap.
Terkadang, sandi yang dipakai pasukan rahasia di Kopassus ini terdengar remeh-temeh. Tapi begitu mendengar itu, prajurit langsung bergegas siap. Apa saja kata-kata sandi itu?
TRIBUNJAMBI.COM - Kopassus kerap mendapat misi rahasia yang penting. Informasi tentang misi tersebut tidak sembarang orang mengetahui.
Selain pasukan elite TNI yang terlibat, hanya segelintir orang yang mengetahui sandi rahasia itu.
Kata sandi rahasia yang kerap digunakan, terkadang remeh-temeh. Tapi jangan salah, ketika Kopassus yang mendengarnya akan langsung siap siaga.
Di tubuh Komando Pasukan Khusus, ada satu tim kecil intelijen.
Baca Juga
Kenangan Pahit Pasukan Elite Inggris Lawan Kopassus, Pertempuran Tak Terlupakan di Hutan Kalimantan
Mardi Rambo Malah Senang Dikirim ke Bosnia, Kisah Kopassus Kawakan 14 Kali Ikut Misi Berbahaya
Hartini Pacaran dengan Kopassus, Pramugari Garuda Ini Akhirnya Sadar Suami Kerap Mendadak Hilang
UPDATE Keluarga Audrey Tunjukkan Foto Luka-luka, Bantah Visum Polisi, Siswi SMP Pontianak Dianiaya
Kisah Asmara Budi Hartanto dan 2 Pria yang Memutilasinya, Ini Alasan Hanya Kepala yang Dipotong
Tim kecil yang disebut Nanggala ini kerap menggunakan sandi rahasia, dan pernah terlibat di beberapa misi penting.
Tim ini berada di bawah organisasi (military order) Pasukan Sandiyudha ( Kopassandha ).
Sebelum menjajaki wilayah operasi, intelijen tempur Kopassus diturunkan terlebih dahulu.
Berikut ini sekilas tentang Kopassandha:
- Nama lengkap: Komando Pasukan Sandi Yudha
- Waktu pemberian nama: 17 Februari 1971
- Terlibat operasi: Operasi di Timor Timur, Operasi pembebasan sandera pesawat DC-9 Woyla Garuda Indonesian Airways, dll
- Ganti nama: Kopassandha menjadi Komando Pasukan Khusus atau Kopassus, pada 26 Desember 1986
Nanggala dan asal muasal nama
Dalam legenda Kitab Mahabarata, dikenal adanya pusaka ampuh bernama Nanggala.
Pusaka ini merupakan senjata Prabu Baladewa dari Kerajaan Mandura.
Senjata itu berupa tombak bergagang pendek yang sangat ampuh.

Jika Nanggala digunakan, misalnya ditancapkan ke bumi, maka akan terjadi gempa dahsyat yang luar biasa.
Terinspirasi kehebatan senjata ini, Danjen Kopassus kala itu (1975), Brigjen TNI Yogie Soewardi Memed atau lebih dikenal sebagai Yogie S Memed, menggunakan "Nanggala" sebagai nama tim kecil intelijen tempur Kopassus.
Sebagai tim kecil intelijen Kopassus, personel Nanggala berada di bawah organisasi (military order) Pasukan Sandiyudha (Kopassandha).
Tersangka Pembunuh Guru Honorer Berdandan Seperti Cewek yang Diduga Punya Hubungan Spesial
Dihantam Angin Kencang saat di Jembatang Gantung Teluk Pandah, Zahra Belum Ditemukan Pagi Ini
Ogah Pulang ke Belanda, Sosok Bule Ini Jadi Mualaf & Cetak Pasukan Mengerikan Kopassus di Indonesia
Sejak itu, seluruh operasi Sandiyudha ( intelijen tempur ) dalam bentuk tim-tim kecil diberi nama sandi Nanggala.
Pembentukan tanpa seremonial
Proses pembentukan tim pun berjalan alami. Tidak memakai acara pelantikan atau seremoni tertentu.
Dalam setiap operasinya, tim-tim kecil Nanggala kerap menamai timnya justru dengan nama-nama yang tidak sangar.
Kadang, tim itu menggunakan sandi rahasia berupa nama seorang wanita, seperti Susi, Tuti, Umi, dan lainnya.
Maka tidak mengherankan, jika Tim Susi yang saat itu tengah mengendap-endap di Timor Timur langsung saja diputuskan menjadi Nanggala 2.
Ceritanya bermula pada Mei 1975, ketika Brigjen Yogie S Memed berniat mengirim tim intelijen tempur ke Timor Timur
Ketika perintah diturunkan, Tim Karsayudha grup 4 atau Tim Susi di bawah pimpinan Kapten Inf Yunus Yosfiah yang semula akan ditunjuk, telah berangkat ke Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) dua bulan sebelumnya.
Satu Karsayudha lainnya juga telah diberangkatkan ke Irian Jaya.
Agar tidak bertele-tele, Tim Susi diputuskan sebagai Nanggala 2 dan Karsayudha yang beroperasi di Irian Jaya diberi kode Nanggala 1.
Jauh sebelumnya, dalam Perjuangan Pembebasan Irian Barat Agustus 1962, RPKAD telah menyusupkan para pasukan komando untuk menyusup di sebelah barat Hollandia (Jayapura).
Mereka dikirim menggunakan kapal selam kelas Whiskey buatan Soviet milik ALRI.
Guna mendukung kebutuhan Kolonel Inf Dading Kalbuadi sebagai Komandan Operasi Flamboyan dalam melancarkan operasi intelijen tempur di Timtim, Brigjen TNI Yogie, lagi-lagi membentuk tim intelijen tempur bernama Nanggala.
Terbentuklah Nanggala 3 (Tim Tuti) dan Nanggala 4 (Tim Umi). Masing-masing dipimpin Mayor Inf Tarub dan Mayor Inf Sofian Effendi.
Anggotanya dihimpun dari Grup 4 di Cijantung.
Jadi, baik Nanggala 1, 2 maupun 3 telah beroperasi di Timtim sejak sebelum dimulainya Operasi Seroja yang merupakan operasi militer terbuka.

Grup 1 dipimpin Letkol Inf Soegito yang melaksanakan serbuan linud di Dili 7 Desember 1975.
Grup 1 dipimpin Mayor Inf Kuntara, Wakil Komandan Grup 1 yang melakukan kegiatan intelijen dari perbatasan Timtim sejak September 1975, adalah Nanggala 5.
Nanggala 6 Grup 2 dari Magelang, bertugas melakukan pembersihan di sekitar Dili.
Nanggala 7 dioperasikan di Kalimantan Barat, semntara Nanggala 8 diterjunkan di Suai tanggal 4 Februari 1976.
Jika Nanggala 10 sampai 13 dioperasikan di Timtim, Nanggala 9, 14 dan 20 dioperasikan di Irian Jaya.
Mayor Inf Sofian Effendi memimpin Nanggala 16 di Aceh yang kemudian disusul Nanggala 27 dipimpin Kapten Inf Sutiyoso.
Salah satu peran penting Nanggala 28 pimpinan adalah mengoordinasikan pasukan yang beroperasi di Maubessie Kecil, Sektor Tengah.
Dalam penyergapannya, Nanggala 28 berhasil menewaskan Nikolau Lobato, Presiden Republik Demokrasi Timor Leste pada tanggal 30 Desember 1978.
Sehubungan pengejaran Nikolau Lobato, sebelumnya telah dibentuk batalion Parikesit yang merupakan batalion gabungan.
Anggotanya terdiri dari satu kompi Para Komando TNI AD, satu kompi Marinir TNI AL dan satu kompi Komando Pasukan Gerak Tjepat TNI AU.
Seluruhnya menggunakan senapan AK-47.
Tujuan pembentukan batalion untuk melancarkan operasi mobil udara di Sektor Tengah guna menutup kemungkinan Lobato lolos dari pengepungan.
Untuk memantapkan integrasi antar ketiga angkatan, mereka melakukan latihan bersama selama satu minggu di Batujajar, Bandung.

Batalion Parikesit tiba di Laklobar dan Soibada sebagai pangkal tolak operasi mobil udara pada 14 Desember.
Operasi mobil udara menggunakan dua helikopter SA-330 Puma TNI AU dengan daya angkut 19 pasukan dan tiga awak pesawat.
Pergantian Nanggala
Tapi keberadaan tim Nanggala yang sangat lekat dengan sosok Yogie S Memed, keberadaannya tidak bertahan lama di jajaran Kopassus.
Seiring digantinya Brigjen TNI Yogie SM (1975-1983) dengan Brigjen TNI Wismoyo Arismunandar (1983-1985) berakhir pula pemakaian nama Nanggala.
Fungsi Nanggala saat ini diambil-alih Satuan 81 (Sat-81) Penanggulangan Teror (Gultor) atau Grup 3 Sandi Yudha. (A. Winardi)
Baca kisah Kopassus dan pasukan elite TNI di Tribunjambi.com. (*)
Subscribe Youtube
Mardi Rambo Malah Senang Dikirim ke Bosnia, Kisah Kopassus Kawakan 14 Kali Ikut Misi Berbahaya
Kisah Misteri Kopassus Tersesat di Hutan Papua Lakukan Evakuasi hingga Penyamaran Elite Militer
Mayor Umar Berdoa Lalu Minum Air Aneh, Perwira Kopassus Ambil Risiko karena Hormati Tuan Rumah
Misteri Potongan Kepala Budi Hartanto (28) Terungkap, Disimpan di Lokasi Ini Selama 9 Hari