Kisah Militer
'Kolonel Misterius' Ahli Penyamaran Legendaris, Zulkifli Lubis Pernah Dituduh Coba Bunuh Soekarno
Pertengahan 1944, Zulikfli Lubis diajak Rokugawa (bekas komandan Seinen Dojo) ke Malaysia dan Singapura.
Jika berhasil tidak dipuji, jika gagal dicaci maki. Jika hilang, tidak akan dicari, dan jika mati, tidak ada yang mengakui. Itulah kira-kira gambaran dari seorang intelijen andal.
TRIBUNJAMBI.COM - Ada beberapa intelijen legendaris Indonesia yang berasal dari TNI.
Pada Era 1980-an ada Ali Moertopo dan Benny Moerdani, kemudian Yoga Soegomo. Pada 1990-an AM Hendropriyono, dan sederet nama-nama yang melegenda lainnya.
Pada generasi awal, zaman terbentuknya badan intelijen di Indonesia, ada nama Kolonel Zulkifli Lubis.
Kolonel legendaris ini merupakan cikal bakal terbentuknya badan intelijen di Indonesia. Dia memiliki kemampuan tinggi bidang intelijen, tatkala Indonesia masih dalam masa pascakemerdekaan.
Menjadi bagian dari Badan Intelijen Negara (BIN) bukan hal mudah. Ada beban berat yang harus diemban oleh setiap personel intelijen.
Baca: Haji Umar Bisa Putar 4 Golok Sekaligus, Ahli Silat Kopassus Bikin KO Master Karate Jepang
Baca: Tiga Jawara Beraksi Jadi Benteng Spiritual Kopassus, Lindungi dari Serangan Hitam Musuh
Baca: Siapa Sebenarnya Anggota Satuan Bravo 90? Personel Pilihan Hanya Jumlah Tertentu di Indonesia
Baca: Ramalan Zodiak Jumat 12 April 2019 - Hari Menyenangkan Taurus, Scorpio Kanker (Kantong Kering)
Jika berhasil tidak dipuji, jika gagal dicaci maki. Jika hilang, tidak akan dicari, dan jika mati, tidak ada yang mengakui. Itulah kira-kira gambaran dari seorang intelijen andal.
Beban berat itulah yang setidaknya mengharuskan seorang personel intelijen menjaga kerahasiaannya dan belajar menjadi sosok yang misterius.
Kuat menutupi jati diri
Kisah intelijen yang kuat menutupi jati diri adalah Kolonel Zulkifli Lubis.
Jauh sebelum Benny Moerdani, Kolonel Zulkifli Lubis telah ditunjuk sebagai komandan intelijen pertama di Badan Istimewa (BI).
Tentang Kolonel Zulkifli Lubis
Lahir: Banda Aceh, 26 Desember 1923
Meninggal: Jakarta, 23 Juni 1993
Jabatan: Pejabat KSAD pada 1955, Ketua Badan Intelijen pertama di Indonesia.
Pertengahan 1944, Zulikfli Lubis diajak Rokugawa (bekas komandan Seinen Dojo) ke Malaysia dan Singapura. Di sana dia berkenalan dengan Mayor Ogi, yang wajahnya mirip dengan orang Barat dan pandai berbahasa Perancis.

Perwira intelejen Jepang yang tinggal satu kamar dengan Zulkifli Lubis itu sering bercerita mengenai pengalamannya melakukan kegiatan intelijen di Vietnam.
Zulkifli Lubis beruntung karena ia adalah satu-satunya orang Indonesia yang berada di kota Singa itu memperoleh kesempatan untuk mempelajari dunia intelijen dalam praktik dengan bimbingan dari Rokugawa.
Zulkifli dan Rokugawa senantiasa melapor kepada komandan Jepang untuk wilayah Asia Tenggara di Singapura. Di Singapura inilah Fujiwara Kikan, sebuah badan rahasia Jepang untuk Asia Tenggara yang tersohor beroperasi.
Ketika kemudian Zulkifli Lubis berada di Kuala Lumpur, dia memperoleh kesempatan mengenai dunia intelijen lebih mendalam. Rokugawa mengajari Zulkifli mengenai bagaimana caranya mengetahui jumlah penduduk dalam satu kota atau mengetahui apakah rakyat itu anti atau pro Jepang.
Setelah belajar intelijen di luar negeri, Zulkifli kembali ke Tanah Air. Ia melibatkan diri dalam rencana Jepang untuk membentuk kelompok-kelompok intelijen di berbagai tempat di Jawa sebagai pasukan gerilya untuk menghadapi pasukan Sekutu jika kelak mendarat. Setelah Jepang menyerah, Sekutu pun mendarat dan tidak mendapat perlawanan yang berarti sebagaimana mestinya dari kelompok intelijen yang diorganisir oleh Zulkifli Lubis.
Intelijen pertama
BI merupakan badan intelijen pertama yang didirikan pemerintah pada Agustus 1945 di bawah Badan Keamanan Rakyat (BKR). Kemudian BI bertransformasi menjadi Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani) pada 1946.
Harian Kompas pernah menulis sosok kontroversial itu pada 28 Juni 1992, beberapa hari setelah ia wafat akibat sakit.
Sebagaimana layaknya sosok seorang intelijen, perjalanan kariernya selalu bisa menyulut penilaian pro-kontra.
Kenyataan bahwa Lubis dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kota Bogor dengan sebuah upacara kemiliteran secara layak mungkin merupakan penghargaan yang diberikan negara kepadanya.
Pada era 1950-an, sempat terjadi peristiwa makar, yaitu percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno.
Peristiwa yang lebih dikenal sebagai Peristiwa Cikini itu dilakukan oleh sekolompok teroris asal Nusa Tenggara Barat.
Oleh sejumlah lawan politiknya, Lubis sempat diduga sebagai dalang peristiwa tersebut.
Sebab, pada era itu memang terjadi sejumlah peristiwa pembangkangan militer.
Para teroris yang diadili mengaku kenal Lubis. Namun, selama persidangan, tidak pernah ada bukti dan petunjuk bahwa Lubis mendalangi aksi teror itu.
Hingga sekarang, Lubis belum pernah diajukan ke pengadilan untuk memperjelas kasusnya.
Daan Mogot, bekas rekannya yang belajar bersama di Seinen Dojo di Tangerang pada era penjajahan Jepang, tidak pernah yakin Lubis berada di balik Peristiwa Cikini.
Ia justru menduga ada rekayasa yang dilakukan oleh pihak tertentu sebagai tindak lanjut pelaksanaan Piagam Yogya.
"Dengan meletusnya teror Cikini, perundingan menjadi mentah. Sebaliknya, radikalisme semakin merangsang semua pihak yang selama itu baru dalam tahap berbeda pendapat," demikian kata Daan Mogot.
"Masa seluruh pelaku teror tersebut dalam sehari semuanya sudah bisa digulung? Mana mungkin kalau bukan hasil rekayasa...," lanjut dia.
Veloc et Exactus
Dalam dunia intelijen, kerahasiaan merupakan kunci keberhasilan BIN di dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dalam mengamankan negara.
Ketika kedok seorang agen terbongkar dan misinya diketahui pihak lain, dapat dikatakan agen itu gagal.
Sebuah operasi intelijen yang baik dalam mencari informasi dan mengolahnya sebagai laporan yang baik.
Seorang agen yang andal tak hanya mencari informasi di media massa. Dia akan pergi melakukan cek, ricek, dan kroscek mengenai kabar kebenarannya.
Selain itu, kemampuan analisis merupakan hal yang tak kalah penting yang harus dimiliki seorang personel, selain kewajibannya dalam menjaga kerahasiaan. Selain itu, penting juga kecepatan dan keberanian seorang personel dalam mengambil keputusan.
Berikut ini pergantian nama organisasi intelijen negara dari 1946-sekarang:
BRANI (Badan Rahasia Negara Indonesia)
BKI (Badan Koordinasi Intelijen)
BPI (Badan Pusat Intelijen)
KIN (Komando Intelijen Negara)
BAKIN (Badan Koordinasi Intelijen Negara)
BIN (Badan Intelijen Negara)
Baca kisah-kisah pasukan elite TNI dan intelijen di Tribunjambi.com.
Baca: Tiga Jawara Beraksi Jadi Benteng Spiritual Kopassus, Lindungi dari Serangan Hitam Musuh
Baca: Kehebatan Haji Umar Pendekar Silat Kopassus, Sekali Pukul Master Karate Asal Jepang Tersungkur
Baca: Ogah Pulang ke Belanda, Sosok Bule Ini Jadi Mualaf & Cetak Pasukan Mengerikan Kopassus di Indonesia
Baca: Trailer Film The Secret Life of Pets 2 Resmi Rilis, Misi Baru Hewan Peliharaan
Baca: Hasil Liga Eropa - Arsenal vs Napoli 2-0, Gunners Diambang Semifinal