Pilpres 2019

Pilih Mana Gaya Kampanye Capres Jokowi dan Prabowo Saat Kampanye, Antara 'Kalem' dan 'Emosional'

Kedua calon menyuguhkan gaya kontras. Joko Widodo dinilai bergaya kalem sedangkan Prabowo Subianto dianggap lebih emosional.

Editor: andika arnoldy
Tribunstyle.com/ Source: Facebook Capres Cawapres 2019
Survei Pilpres 2019, Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Masih Kalah di 6 Lembaga Survei Ini 

"SBY kan sama sekali tidak menunjukkan militer yang terkesan garang, gaya berkomunikasinya santun, dengan pilihan kata yang banyak," katanya.

Turnomo melihat gaya komunikasi kedua capres dalam berkampanye tak sepenuhnya menunjukkan karakter yang melekat, tetapi bisa dibuat-buat.

"Ketika konteks berbicara di depan umum seperti yang ditunjukkan oleh kandidat sebenarnya lebih menujukkan pada konteks, kapan harus menyampaikan sesuatu dengan cara yang berbeda-beda, tidak bisa jadi ukuran yang bersangkutan seperti itu," kata Turnomo.

"Dengan gaya seperti itu dan pilihan kata seperti itu (ndasmu) itu supaya orang memberi perhatian, berbeda dengan cara yang datar-datar saja," tambahnya.

Sayangnya pilihan gaya Prabowo, kata Turnomo, cenderung "tak disukai publik". Menurutnya, kata-katanya cenderung tak pantas, terutama jika ingin merebut hati orang Jawa.

Pun gaya Joko Widodo yang merespons gaya marah-marah Prabowo.

Menurut Turnomo, Jokowi sesungguhnya tak sesantai itu.

"Menarik, dia bisa mempermainkan beberapa gaya, tidak hanya satu gaya. Kalau Prabowo menggunakan satu gaya, keras cenderung kasar, yang dilakukan Jokowi kadang ada kerasnya, tapi bisa lembut. Menggunakan gaya komunikasi yang berbeda untuk konteks berbeda."

Strategi komunikasi Jokowi dalam merespons Prabowo, kata Turnomo membuatnya lebih unggul.

'Antara kalem dan emosional'

Pakar Komunikasi Hamdi Muluk mengatakan kedua kubu memang harus menempatkan posisi kontras baik dalam konten maupun tampilan agar bisa membangun 'branding'.

Dalam konstestasi, branding diperlukan agar orang mudah mengingat.

Meski demikian, branding yang dibangun oleh Prabowo dan Joko Widodo sangat dilatari oleh kondisi psikologis.

Hamdi menyebut pada 2014, sebanyak 204 psikolog politik telah menjawab survei tentang karakter kedua capres.

"Prabowo lebih temperamental, Jokowi lebih kalem, Prabowo lebih emosional, Jokowi lebih tertata, Prabowo lebih kuat untuk menunjukkan dia berkuasa, dia power, dia nasionalistik, dia hebat," papar Hamdi.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved