Tim Penyidik KPK Bekerja Keras Buka 400 Ribu Amplop Uang Serangan Fajar Pemilu 2019, Baru 15 Ribu
Tim penyidik KPK harus bekerja keras. Mereka harus membuka 400 ribu amplop berisikan uang diduga untuk serangan fajar Pemilu 2019
Tim Penyidik harus Bekerja Keras Buka 400 Ribu Amplop Uang Serangan Fajar Pemilu 2019, Baru 15 Ribu
TRIBUNJAMBI.COM - Tim penyidik KPK harus bekerja keras. Mereka harus membuka 400 ribu amplop berisikan uang diduga untuk serangan fajar Pemilu 2019. Setelah beberapa hari, baru bisa dibuka 15 ribu amplop.
Namun, kira-kira untuk dapat membuka 400 ribu amplop milik Anggota Komisi VI DPR Bowo Sidik Pangarso itu, KPK butuh waktu berapa lama?
Menurut Juru Bicara KPK Febri Diansyah, komisi antirasuah memperkirakan butuh waktu sebulan untuk melakukan hal tersebut.
"Dari informasi selama penyidikan ini, diduga proses memasukan uang pada amplop itu membutuhkan waktu satu bulan," ujar Febri kepada wartawan, Kamis (4/4/2019).
Baca: Gisel Blak-blakan Lakukan Ini Sama Wijin Hingga Malam di Thailand, Bagaimana dengan Gading Marten?
Baca: Sinopsis Film The Expendables 2 Malam ini di Trans TV Aksi Tim Para Aktor Laga Terkenal Hollywood
Untuk diketahui, KPK telah mengamankan 82 kardus dan dua boks kontainer yang berisikan sekitar 400 ribu amplop berisi uang itu diduga dipersiapkan oleh Bowo Sidik Pangarso.
“Sampai siang ini tim mulai masuk pada kardus keempat. Sejauh ini telah dibuka 15 ribu amplop,” kata Febri.
Dari 82 kardus dan dua boks kontainer itu, terdapat uang sekitar Rp 8 miliar dalam pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu yang telah dimasukkan dalam amplop-amplop tersebut.
Uang tersebut diduga terkait pencalonan Bowo Sidik Pangarso sebagai anggota DPR RI di Daerah Pemilihan Jawa Tengah II.
Adapun, kata Febri, dari 15 ribu amplop yang telah dibuka itu, total terdapat Rp 300 juta.
Sebelumnya, KPK menyebutkan bahwa pada tiga kardus yang telah dibuka sebelumnya terdapat gambar jempol pada amplop.
Baca: Hore Rp 5 Miliar, TPP Guru dan Pegawai Dinas Pendidikan Batanghari Cair Minggu Depan
Namun, KPK menyatakan bahwa tidak terdapat tulisan nomor urut dari salah satu pasangan calon presiden dalam Pemilu 2019.
“Tidak ada nomor urut, yang ada adalah cap jempol di amplop tersebut,” kata Febri di Gedung Merah Putih KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019) lalu.
Dia pun menyatakan bahwa amplop itu diduga memang akan digunakan oleh Bowo Sidik Pangarso untuk serangan fajar.
“Jadi, kami tegaskan tidak ada keterkaitan dengan kepentingan-kepentingan lain berdasarkan fakta-fakta hukum yang kemi temukan saat ini. Memang ada stempel atau cap-cap tertentu di amplop tersebut tetapi sejauh ini fakta hukum yang ada itu masih terkait kebutuhan pemilu legislatif,” ujar Febri.