Gus Ipul Prihatin, Maruf Amin Ditolak dan Dihadang di Madura, "Aneh, Ini Bukan Karakter Madura"

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf (Gus Ipul) meyesalkan penolakan dan penghadangan yang dilakukan sekelompok massa

Editor: Nani Rachmaini
Tribunnews.com/ Dennis Destryawan
Calon wakil presiden nomor urut 01 KH Maruf Amin saat kampanye terbuka di Lapangan Ahmad Yani, Sumenep, Madura, Jawa Timur, Senin (1/4/2019). 

Gus Ipul Prihatin, Maruf Amin Ditolak dan Dihadang di Madura, "Aneh, Ini Bukan Karakter Madura"

TRIBUNJAMBI.COM-Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf (Gus Ipul) meyesalkan penolakan dan penghadangan yang dilakukan sekelompok massa terhadap kedatangan Calon Wakil Presiden, Ma'ruf Amin di Pamekasan, Senin (1/4/2019).

Gus Ipul mengenal Madura sebagai daerah yang terbuka, utamanya bagi para tamu.

"Kami prihatin sekaligus menyesalkan aksi penghadangan terhadap salah satu calon wakil presiden."

"Sebab, kehadiran kandidat diperbolehkan menurut Undang-undang untuk melakukan perjalanan politik ke manapun sesuai ketentuan KPU," kata Gus Ipul pada jurnalis, Selasa (2/4/2019).

Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2009-2014 dan 2014-2019 ini pun meyakini aksi penolakan terhadap Cawapres Ma'ruf Amin bukanlah karakter asli masyarakat Madura.

Masyarakat Madura, menurut Gus Ipul memiliki tradisi kuat menghormati tamu.

Misalnya, kebiasaan membersihkan rumah hingga mengecat rumah demi menyambut kehadiran tamu.

"Lebih-lebih jika tamunya adalah seorang ulama. Maka itu, ini (kejadian di Pamekasan) aneh, bukan karakter Madura."

"Mungkin ada kesalahpahaman, atau terprovokasi, ini bukan asli Madura," kata Gus Ipul.

Gus Ipul kawatir kejadian ini akan memicu penghadangan-penghadangan serupa terhadap calon lainnya.

Karenanya, penghadangan seperti yang terjadi seharusnya bisa dicegah sejak awal.

"Bila ini terjadi dan dibiarkan, bisa memicu di tempat lain akan terjadi penghadangan serupa bagi calon lain," ujar mantan Wakil Gubernur Jawa Timur dua periode ini.

Karenanya, Gus Ipul mengimbau semua pihak terutama pendukung masing-masing calon bisa menahan diri agar proses demokrasi kali ini bisa berjalan dengan normal dan damai.

"Ada sesuatu yang lebih besar yang harus difikirkan bersama paska 17 April. Siapapun presidennya, rakyat ini harus sejahtera dan Indonesia menjadi semakin kuat. Itulah hal yang harus dijaga bersama-sama," kata dia.

Baca: Susunan Pemain Arema FC vs Kalteng Putra Sedang Tanding Live Streaming Indosiar Piala Predisen 2019

Baca: Sinopsis Film Ghost Rider, Kisah dari Komik Marvel yang akan Tayang Malam Ini di Bioskop TransTV

Baca: Hutan Radah Air di Jambi Rusak, Massa Tuntut BPHP Provinsi Jambi Lakukan Tindakan Tegas

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved