Tak Tahan Dimarah dan Dikasari Ayah, Lima Bocah Minggat Dari Rumah, Begini Nasib Mereka Kini
Peristiwa lima bocah minggat dari rumah terjadi di Kampung Poncowati, Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah.
Mereka takut tidak ada yang merawat jika AL pergi.
AL mengatakan, sang ayah kerap berkata kasar.
Baca: Mulai Berlaku Komersial, Tarif MRT Diskon 50 Persen Selama April 2019
Baca: Karyawan Rumah Potong Hewan Kota di Kocar-kacir, Tim Polda Jambi Gerebek Jelang Tengah Malam
Baca: Tarif MRT dari Setiap Stasiun di Jakarta, Berlaku Mulai 1 April 2019
Baca: Psikolog Liat Tubuh Lia Ladysta Saat Nyinyiri Kehidupan Syahrini: Jadi Dia Kayak Memanfaatkan Momen
Baca: 3 Orang Warga Meninggal Dunia Diduga Diserang Suku Primitif Togutil, Begini Penampakan Sosoknya
Baca: Tubuh Clara Duo Semangka Mendadak Lemas, saat Melek sudah di Kamar Hotel, Ada Pria Tak Berbusana
"Kalau sudah marah, semua bahasa kotor itu keluar. Terakhir kami diancam bapak dengan golok. Alasannya selalu nggak jelas. Tiba-tiba aja bapak sering marah. Lalu semua dimarahin dan diancam-ancam," bebernya.
Kondisi tersebut sudah lama terjadi.
Selain kepada anak-anaknya, Mn, ibu mereka, pun kerap mendapat perlakuan kasar dari sang ayah.
"Kalau ibu sudah sering banget digituin (mengalami kekerasan). Bahkan, bapak berbuat kasar kepada ibu ya di depan kami (anak-anak). Sudah lama kalau kasar. Mungkin sejak bapak dan ibu awal nikah dulu," imbuhnya.
Saat ini, kelima bocah bersaudara kandung itu berada di sekretariat Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lampung Tengah, Yukum Jaya.
Mereka menetap di sana atas saran sang ibu dan warga sekitar.
Perlakuan kasar Mj, ayah kelima anak itu, dibenerkan oleh para tetangga.
Apalagi semenjak sang istri pergi ke Cikampek, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
"Memang terkenal kasar orangnya. Di sini juga kerap berbuat onar. Kalau laporan istrinya, dia memang suka berbuat kasar (KDRT). Bahkan, anak-anaknya sering nangis tiap hari," kata seorang warga yang enggan disebut namanya.
Mengetahui tabiat Mj, warga juga menyarankan anak-anak keluar dari rumah itu.
Warga juga berharap pihak berwajib bisa menyelidiki kasus KDRT yang diduga dilakukan Mj.
Mj diketahui bekerja sebagai buruh lepas di sebuah perusahaan di Terbanggi Besar.
Namun, ia bekerja hanya saat ada panggilan dari perusahaan, yakni ketika musim tanam atau panen.