Debat Keempat Pilpres 2019

Kumpulan Cek Fakta Data Prabowo Subianto Saat Debat, Bahas Korupsi hingga Bandingkan Kapal Selam

Calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto melontarkan banyak data dalam debat pilpres keempat, Sabtu (30/3/2019) kemarin.

Editor: andika arnoldy
Tribunnews/JEPRIMA
Hasil Debat Capres ke-4: Kumpulan cek fakta Prabowo Subianto, bahas korupsi hingga membandingkan kapal selam Indonesia dengan Singapura. 

TRIBUNJAMBI.COM- Calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto melontarkan banyak data dalam debat pilpres keempat, Sabtu (30/3/2019) kemarin. 

Prabowo Subianto menyinggung tentang korupsi hingga membandingkan kapal selam Indonesia dengan Singapura.

Namun bagaimana fakta sebenarnya dari data yang dilontarkan Prabowo Subianto dalam debat Pilpres 2019 tersebut. 

Baca: BEGINI Penjelasan Medis Tentang Fenomena Pasangan Lengket, Setelah Berhubungan Badan

Baca: Awas April Mop 1 April 2019, Hari Mengerjai Orang, Ketahui Sejarah April Fools Day

Baca: WANITA Ini Bisa Bangun Rumah Bertingkat, dari Hasil Sewa Rahimnya: Tarifnya Rp 90 Juta per Kehamilan

Simak kumpulan cek fakta Prabowo, membahas korupsi hingga membandingkan kapal selam Indonesia dengan Singapura, hasil Debat Capres ke-4.

Debat keempat Pilpres 2019 baru saja selesai berlangsung pada Sabtu (30/3/2019) semalam.

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019). Debat itu mengangkat tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019). Debat itu mengangkat tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Bertempat di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, debat keempat Pilpres 2019 bertema ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional.

Dirangkum Tribunnews dari Kompas.com, berikut kumpulan fakta dari hasil Debat Capres ke-4.

Prabowo: Korupsi Indonesia dalam Tahap Parah

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyebutkan korupsi Indonesia berada pada tahap parah.

Baca: WANITA Ini Bisa Bangun Rumah Bertingkat, dari Hasil Sewa Rahimnya: Tarifnya Rp 90 Juta per Kehamilan

Baca: Enam Tersangka Judi di Pasar Hongkong, Segera Diserahkan ke Jaksa Beserta Barang Bukti Rp 30 Jutaan

Baca: Enam Tersangka Judi di Pasar Hongkong, Segera Diserahkan ke Jaksa Beserta Barang Bukti Rp 30 Jutaan

"Saya berpandangan bahwa korupsi di Indonesia sudah dalam taraf yang sangat parah. Kalau penyakit saya kira ini sudah stadium empat," ujar Prabowo dalam debat keempat Pilpres 2019, Sabtu (30/3/2019).

Berdasarakan data Transparency Internasional Indonesia, indeks korupsi Indonesia saat ini berada di skor 38.

Pada 2017 sebelumnya, Indonesia berada di peringkat ke-89 dari 180 negara yang disurvei dan mendapat skor 37.

Menurut Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo, Indonesia memiliki pertumbuhan indeks korupsi paling tinggi di Asia Tenggara.

Dari hasil data Transparency International Indonesia yang telah disebutkan, IPK Indonesia terus tumbuh secara baik.

Namun, sejak 2012, KPK telah menetapkan sejumlah tersangka korupsi besar dari menteri, ketua umum partai, hakim, hingga pejabat tinggi.

Prabowo: Anggaran Pertahanan dan Keamanan Kecil

Baca: NENEK Ini Relakan Rahimnya Mengandung Anak dari Cucunya yang Ingin Miliki Anak Kandung

Baca: Razia Balap Liar di Kawasan Bandara Sulthan Thaha, Polresta Sita Sejumlah Kendaraan Diduga Bodong

Baca: SEDANG TAYANG: Live Streaming ONE Championship A New Era Siaran Langsung SCTV Mulai 23.30 WIB

Prabowo Subianto sempat mengatakan anggaran pertahanan dan ekamanan Indonesia terlalu kecil.

"Di bidang pertahanan dan keamanan, kita terlalu lemah, anggaran kita terlalu kecil," kata Prabowo, Sabtu (30/3/20019).

Berdasarkan data Global Fire Power (GFP), anggaran belanja militer Indonesia berada di peringkat kedua di ASEAN setelah Singapura dengan nominal mencapai Rp 98 triliun.

Sementara di peringkat global, anggaran militer Indonesia berada pada urutan ke-30 dari 157 negara.

Berikut anggaran militer Indonesia dalam lima tahun terakhir:

2018: Rp 107,7 triliun

2017: Rp 117,3 triliun

2016: Rp 98,1 triliun

2015: Rp 101,4 triliun

2014: Rp 86,2 triliun

Prabowo soal Membandingkan Kapal Selam Indonesia dan Singapura

Pada debat keempat Pilpres 2019, Sabtu (30/3/2019), Prabowo Subianto membandingkan kapal selam milik Indonesia dengan Singapura.

"Kita beli kapal selam oke dari Korea. Kapal selam itu adalah tipe 209, kemampuannya sangat terbatas dengan yang dibeli Singapura, dia punya tipenya sudah 218 yang bisa luncurkan peluru kendali dari bawah laut," ucap Prabowo.

Pemerintah Indonesia membeli tiga kapal selam dari Korea Selatan pada 2012 lalu.

Dua unit yang dibeli Indonesia tersebut diproduksi bersama Korea Selatan.

Sementara satu lainnya diproduksi PT PAL, kawasan Tanjung Perak, Surabaya, usai mendapat transfer teknologi dari Negeri Ginseng.

Kapal selam pertama diberi nama KRI Nagapasa-403 dan yang kedua bernama KRI Ardadedali 404.

KRI Nagapasa-403 merupakan kapal selam bertipe 209/1400 yang memiliki panjang 61,3 meter dan kecepatan kurang lebih 21 knot di bawah air.

Kapal selam ini juga mempunyai kemampuan berlayar lebih dari 50 hari dan mampu mengangkut 40 kru.

Selain itu, KRI Nagapasa-403 dilengkapi senjata torpedo dengan delapan buah tabung peluncur.

Senjata tersebut mampu meluncurkan torpedo 533 mm dan peluru kendali anti kapal permukaan.

KRI Ardedali 404 juga termasuk kapal selam tipe 209/1400 yang diproduksi Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME).

Dari segi spesifikasi secara umum, KRI Ardedali 404 serupa dengan KRI Nagapasa-403.

Sementara itu, Singapura diketahui baru saja membeli empat kapal selam bertipe 218SG dan akan mulai dikirim pada 2021 mendatang.

Dikutip dari The Straits Time via Kompas.com, kapal selam tersebut merupakan hasil produksi pertahanan Jerman ThyssenKrup Marine System.

Kapal selam tipe 218SG ini dilengkapi kemampuan sistem tempur modern dan sistem Air Independent Propulsion, serta jangkauan muatan misil lebih luas.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved