Debat Keempat Pilpres 2019
Debat Keempat Pilpres 2019, Capres Prabowo Subianto Bandingkan Anggaran Militer RI dengan Singapura
Debat capres keempat Pilpres 2019, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyinggung soal pertahanan negara Indonesia.
TRIBUNJAMBI.COM- Debat capres keempat Pilpres 2019, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyinggung soal pertahanan negara Indonesia.
Menurut Prabowo Subianto, pertahanan Indonesia saat ini masih terbatas.
Selain itu Prabowo Subianto juga mengkritik soal keterbatasan anggaran dan fasilitas yang dimiliki pertahanan negara.
Baca: Kedatangan Cawapres Maruf Amin di Lokasi Debat Capres Pilpres 2019, Disambut Selawat
Baca: Maruf Amin Tegaskan Capres Jokowi Tidak Mengusung Isu Ideologi Khilafah Untuk Negara Indonesia.
Baca: Usai Debat Keempat,Cawapres Sandiaga Uno Pamerkan Hadiah Yang Diberikan Putra Prabowo, Didit Prabowo
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menilai bahwa anggaran pertahanan Indonesia saat ini sangat kecil.
Lantas ia mengkritik pernyataan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo yang menyebut anggaran pertahanan saat ini mencapai Rp 107 triliun dan kedua terbesar setelah anggaran Kementerian Pekerjaan Umum.

"Jadi masalah pertahanan Keamanan ini saya kira, maaf Pak Jokowi, mungkin Pak Jokowi dapat briefing yang kurang tepat," ujar Prabowo pada saat debat keempat pilpres di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).
Prabowo menjelaskan, anggaran pertahanan Indonesia saat ini hanya sebesar 5 persen dari total APBN atau 0,8 persen dari total Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto.
Lantas Prabowo membandingkannya dengan anggaran Pertahanan negara Singapura.
Menurut Prabowo, anggaran pertahanan Singapura mencapai 30 persen dari total APBN atau 3 persen dari GDP.
"Jadi Rp 107 T itu 5 persen dari APBN kita, 0,8 persen dari GDP kita. Padahal Singapura anggaran pertahanannya itu 30 persen dari APBN mereka dan 3 persen dari GDP mereka," kata Prabowo.
"Jadi mohon kita kaji pertahanan karena sangat penting. Kita tidak mau mengancam siapapun tapi pertahanan kita lemah," ucapnya.
Berdasarkan data Global Fire Power (GFP) seperti yang dilansir Katadata.com, anggaran belanja militer Indonesia sebesar US$ 6,9 miliar atau setara Rp 98 triliun dengan kurs Rp 14 ribu/dolar Amerika Serikat (AS).
Baca: Saling Sepakat, Hidayat Nur Wahid Ancungkan Jempol Pada Mahfud MD Tanggapi Pernyataan Hendropriyono
Baca: Kenapa Capres Prabowo Subianto Sering Tunjuk-tunjuk Hadirin Saat Mereka Tertawa : Lucu Ya
Baca: Debat Keempat Pilpres 2019, Jokowi Salah Data Soal Suku Bangsa dan Jumlah Bahasa Daerah. Cek Di Sini
Jumlah tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara dengan nilai anggaran militer terbesar kedua setelah Singapura yang memiliki anggaran US$ 9,7 miliar (Rp 135 triliun) seperti terlihat pada grafik di bawah ini.
Di peringkat global, nilai anggaran militer Indonesia berada di urutan ke 30 dari 157 negara yang di survei. Sementara negara dengan anggaran militer terbesar adalah AS, yakni mencapai US$ 716 miliar.
Kekuatan militer Indonesia, masih menurut GFP, berada diperingkat ke-15 dari 157 negara, sedangkan di tingkat ASEAN berada di posisi pertama.