Siapakah Alan Sokal, Ahli Fisika Yang Disebut Rocky Gerung Saat Debat Panas Dengan Rhenald Kasali

Rocky Gerung, yang dikini dikenal sebagai filsuf, terlibat adu argumen dengan Rhenald Kasali tentang hoaks atau kabar bohong dalam diskusi bertajuk 'T

Editor: andika arnoldy
(youtube.com)
Alan Sokal 

"Sejarah hoaks ketika Alan Sokal menguji kedunguan redaktur majalah Social Text. Itu poinnya. Itu pentingnya Anda belajar," kata Rocky.

Rhenald Kasali juga tidak mau kalah. Dia berpendapat bahwa Rocky lah yang harus meningkatkan referensi.

"Saya kira referensi Anda yang harus ditingkatkan. Kalau Anda persepsi tunggal memang itu jadi bahaya," kata dia.

Alan Sokal
Alan Sokal ((youtube.com))

Siapa Alan Sokal?

Dikutip dari Wikipedia, Alan Sokal adalah guru besar fisika di New York University dan University College London.

Alan Sokal mengirim tulisan ke Social Text tahun 1996. Social Text adalah jurnal akademik tentang kajian budaya pascamodern.

Artikel tersebut dikirim guna menguji ketelitian intelektual dan menyelidiki apakah sebuah jurnal kajian budaya ternama di Amerika Utara, yang diisi redaktur terkemuka, menerbitkan artikel yang dipenuhi omong kosong.

Tentu saja Alan Sokal menulisnya menggunakan bahasa yang meyakinkan dan cocok dengan kecondongan ideologis para editornya.

Artikel itu berjudul 'Transgressing the Boundaries: Towards a Transformative Hermeneutics of Quantum Gravity'.

Benar saja. Tulisan Sokal diterbitkan di Social Text edisi musim semi/panas 1996.

Artikel ini menyatakan bahwa gravitasi kuantum adalah konstruksi sosial dan linguistik.

Waktu itu, jurnal tersebut tidak menerapkan penelaahan sejawat dan tidak meminta bantuan fisikawan untuk meninjaunya.

Ketika diterbitkan, Sokal kemudian mengungkapkan di Lingua Franca bahwa artikelnya bohong.

Kebohongan ini memancing perdebatan tentang bobot akademik komentar orang-orang humaniora terhadap ilmu fisika, pengaruh filsafat pascamodern terhadap disiplin ilmu sosial secara umum.

Perdebatan juga mengarah apakah Sokal salah karena menipu penyunting dan pembaca Social Text, dan apakah Social Text sudah menerapkan penelaahan intelektual yang memadai.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved