DUA Sejoli 'Lengket' Sehabis Berhubungan Badan, Bukan Isapan Jempol: Inilah Faktanya

TRIBUNJAMBI.COM--Bukan cuma cerita saja, namun sering terjadi bila mendengar kejadian alat kelamin tak bisa lepas. Dalam

Editor: ridwan
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM--Bukan cuma cerita saja, namun sering terjadi bila mendengar kejadian alat kelamin tak bisa lepas.

Dalam bahasa umum di masyarakat biasa disebut gancet. Sungguh terdengar menakutkan ya?

Bukan hanya memalukan namun juga pastinya ada rasa sakit dari orang yang mengalaminya.

Kondisi itu selain secara psikologis membuat malu dan trauma, juga menyakitkan.

Karena ketika berusaha untuk dilepas, justru semakin menderita.
Dalam teori medis, kondisi itu ternyata bisa terjadi karena beberapa faktor.

Baca: Ibu-ibu Disuruh Masuk Rumah, Polisi Lalu Tembak-menembak Lawan Penjahat di Lampung, 2 Tewas

Salah satunya adalah ketakutan atau panik.

Warganet ramai mengomentari pasangan pria dan wanita yang dibawa ke rumah sakit.

Video keduanya dibawa ke rumah sakit viral dan menjadi bahan perbincangan.

Pasalnya, kondisi pria dan wanita itu tak seperti biasanya.

Mereka dibawa menggunakan satu ranjang dalam kondisi berpelukan.

Baca: 11 Pohon Tempat Tinggal Kesukaan Hantu, Pocong, Kuntilanak Sampai Genderuwo Punya Tempat Favorit

Tubuh mereka ditutupi kain dan hanya terlihat wajah saja.

Posisi wanita ada di bawah, sedangkan pria berada di atas.

Keduanya masih sempat berbincang-bincang ketika dibawa menggunakan ranjang rumah sakit tersebut.

Peristiwa itu bukan terjadi di Indonesia.

Bila mendengar bahasa yang digunakan, seperti berasal dari kawasan Eropa.

Tidak jelas dari mana dan kapan kejadian tersebut.

Baca: Perawat Tewas di Kursi RS Adam Thalib Bekasi, Jarum Suntik Berserakan, Ini 5 Faktanya

Dari postingan @fakta.indo, hanya disebutkan 'Gancet'.

Hal itu merujuk pada kasus alat kelamin pria yang tak bisa lepas dari kemaluan wanita karena beberapa faktor.

Lanjut pada video tadi, pasangan tersebut dibawa ke ruangan gawat darurat.

Tidak ada kepanikan dari petugas medis yang melihat fakta mengejutkan itu.

Seorang petugas medis kemudian menanyai sesuai pada sang pria.

Si pria tampaknya masih menahan sakit.

Baca: Niat Buang Air Kecil, Pria Asal Rengat Ditemukan Tak Bernyawa di Kelok Sembilan, Sumbar

Terdengar juga keluhan dari wanita, mungkin mengalami hal yang sama.
Pasangan yang tak bisa lepas dibawa ke rumah sakit

Netizen mengingatkan agar menjadi pelajaran bagi yang lain.

Karena kejadian tersebut di luar kewajaran.

wahyursap
Lah itu ada yg bawa hp di larang masuk, sedangkan ini yg rekam siapa ya ko boleh masuk

evinur85
Itu teguran,makanya klo bukan pasangan halal jangan pada clamitan

Baca: Baku Tembak Dua Pencuri dan Polisi di Lampung, Warga Melihat Penjahat Dibawa Ambulans ke Rumah Sakit

benjosfals
Masih di dunia aja udah di adzab mampus

albani_shop__
jgn jd bahan bully lah ..hrsny kita bsa ambil pljrn .. u lbh mndekatkan diri .. kl d kaitkan dgn agama y ininteguran .. kl secara medis mgkn ada pnjlsn secara logika .. sbgi umat Ny kita d wjbn mnjlnkan perintah Ny ..mnjauhi laranganNy ..

arumpuspitaningrum
Ko bisa gancet , penyebabnya apa yah , serius nanya ini mah

andikaafn
Sadar lah wahai engkau yang suka ngerusak anak orang

Baca: BNNK Batanghari Tes Urin Pejabat di Sarolangun, Sekaligus Sosialisasi P4GN

ariftijil81_
Ati2 bagi para kaum yg katanya enggak2 dan katanya drmh tp ternyta tdr kos2an pulang siang kui sik isuk wes gancet lurr

Tinjauan medis

Dikutip dari alodokter, masih simpang siurnya informasi mengenai kasus gancet menimbulkan pendapat yang berbeda-beda.

Hampir semua pemberitaan dan laporan medis mengenai gancetatau penis captivus hanya didasari oleh desas-desus atau berita yang kebenarannya belum dapat dipertanggungjawabkan.

Baca: BNNK Batanghari Tes Urin Pejabat di Sarolangun, Sekaligus Sosialisasi P4GN

Namun, setidaknya kedua kasus yang telah dijelaskan di atas menjadi bukti bahwa penis captivus dapat terjadi.

Pada dasarnya, penis terjepit akibat kontraksi vagina menjepit penis yang sedang mengalami ereksi.

Ketika ereksi perlahan-lahan berkurang, maka penis dapat dikeluarkan.

Meski masih ada faktor-faktor lain yang menjadi pemicunya, misalnya karena perhiasan yang dikenakan pada organ intim.

Baca: Film Avengers: Endgame Berdurasi 3 Jam, Loki Hidup Lagi? Bedanya dengan Avengers: Infinity War?

Mengenai kejadian gancet yang berlangsung selama berjam-jam atau hingga berujung kepada kematian, masih merupakan kemungkinan yang belum bisa disingkirkan.

Meskipun langka, kasus gancet yang selama ini sering dianggap sebagai rumor, kemungkinan pernah terjadi juga di Indonesia.

Namun, publikasi medis terkait kasus ini sulit ditemukan.

Mengingat penis captivus bisa saja terjadi pada siapapun, maka beberapa cara di bawah ini bisa dilakukan sebelum memutuskan untuk meminta pertolongan medis, yaitu:

Baca: Viral, Perawat Tewas di Kursi RS di Bekasi, Diduga Over Dosis, Ini 5 Faktanya

Hindari panik dan tetap tenang.

Panik justru membuat penis makin terjepit dan menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan bertambah.

Menenangkan diri masing-masing dengan menarik napas panjang selama beberapa kali.

Hal ini dimaksudkan agar otot-otot juga turut rileks dan perlahan organ kelamin yang saling menempel terlepas.

Jangan melakukan apa pun yang bisa menyakiti diri dan pasangan selama hal itu terjadi.

Baca: Pulau Layar di Tanjung Jabung Timur, Pulau Mati yang Punya Potensi Wisata

Misalnya memaksa menarik kelamin atau menggunakan pelumas agar kelamin bisa terlepas, karena hal tersebut tidak akan mengatasi kondisi ini.

Jika setelah beberapa menit masih menemui jalan buntu alias belum terlepas juga, maka segera hubungi layanan medis.

Dokter mungkin dapat menyuntikkan penenang otot pada Anda dan pasangan untuk membantu meringankan kontraksi.

Baca: Update Pembunuhan Pendeta Muda Melinda Zidemi, Lima Orang Diperiksa Polisi, Saksi Kunci Masih Trauma

Jika kejadian tersebut terulang lagi, segera konsultasikan ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan terkait dengan penyebabnya, mulai dari vaginismus atau masalah aliran darah pada organ seksual.

(bangkapos.com/Alza Munzi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved