SALJU Puncak Everest Mencair, Mayat-mayat Bermunculan: Mengerikan, Jasad Pendaki yang Tergeletak
TRIBUNJAMBI.COM-- Salah satu hal unik sekaligus mengerikan dari Gunung Everest adalah keberadaan
"Pendaki lain sudah siap mental melihat pemandangan seperti itu," tambah Tshering Pandey Bhote, wakil presiden Asosiasi Pemandu Gunung Nasional Nepal.
Selain mayat-mayat itu, cairnya es rupanya juga menyingkap keberadaan penyakit kuno.
Hannelore Schmatz
Menurut sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam PNAS, sebuah virus berusia 30.000 tahun pernah ditemukan di lapisan es Kutub Utara, hal tersebut meningkatkan kekhawatiran jika kenaikan suhu juga turut menyebabkan meningkatnya penyakit mematikan.
Gletser yang mencair memang merupakan kekhawatiran seluruh dunia. Sejak awal abad 20, gletser di planet ini telah berkurang dengan cepat.
Misalnya saja jumlah gletser di Taman Nasional Gletser, rumah bagi sekitar 150 gletser, kini berkurang menjadi 30 saja.
SUKU SHERPA
Sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan rahasia kekuatan Suku Sherpa di kaki Gunung Everest, Nepal. Sherpa dikenal sebagai pemandu dan porter tangguh bagi pendaki Gunung Everest.
Sherpa merupakan suku di pegunungan Himalaya yang bermigrasi dari Tibet sekitar lima abad lalu.
Mereka tinggal selama beberapa generasi di desa-desa yang berada di ketinggian 2.000-5.000 mdpl.
Anggota Pendiri Xtreme Everest dan konsultan perawatan klinis di Rumah Sakit Universitas Southampton, Inggris, Denny Levett pada tahun 2013 melakukan ekspedisi ilmiah ke puncak Gunung Everest.
Ekspedisi itu bertujuan untuk menjelajahi latar belakang kemampuan daya tahan manusia pada ketinggian tertentu.
Levett teringat pada satu Sherpa yang tergabung dalam ekspedisi.
"Dia turun sejauh 2.000 meter dari puncak Everest hanya dalam waktu dua jam, ketika tim terbaik kami melakukannya dalam waktu setengah hari. Dia bahkan berhenti hanya untuk minum teh ketika turun dari puncak Everest," kata Levett seperti dikutip dari CNN Travel.
Tantangan terhadap Ketinggian