Pilpres 2019
LSI Sebut Golput Akan Berpengaruh Pada Pasangan Jokowi Ma'ruf, Begini Reaksi & Strategi TKN
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma'ruf Amin mengaku memiliki langkah antisipatif untuk menekan tingginya angka golput pada hari "H" Pilpres.
TRIBUNJAMBI.COM- Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma'ruf Amin mengaku memiliki langkah antisipatif untuk menekan tingginya angka golput pada hari "H" Pilpres.
Kampanye-kampanye mengajak masyarakat untuk berbondong-bondong ke TPS pun akan digelorakan TKN, dan partai politik, para Calon Legislatif dan relawan-relawan Jokowi-KH Ma'ruf Amin.
"Insya Allah kami akan memghimbau pentingnya pemilu ini bagi keberlangsungan pemerintah yang mempersatukan Indonesia di bawah Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, agar NKRI tetap terjaga," ujar juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Irma Suryani Chaniago kepada Tribunnews.com, Selasa (19/3/2019).
Baca: 25 Pasangan di Tanjab Barat Jambi Ikuti Nikah Massal di Sidang Isbat Nikah
Baca: Nagita Slavina Ancam Raffi Ahmad Akan Dilaporkan ke Polisi Bila Lakukan Ini, Ayu Dewi Jadi Saksi
Baca: Os, Pengusaha Keripik Pisang yang Aktif di PKK, Bersyukur Dibantu dan Dibimbing Pemerintah
Dia berharap kampanye-kampanye yang mengedukasi masyarakat akan pentingnya pemilu bagi keberlangsungan pemerintahan, dapat menekan angka golput.
"Semoga dengan kebutuhan tersebut Masyarakat tidak mengabaikan suaranya pada pemilu kali ini," tegas Ketua DPP NasDem ini.
LSI Denny JA, merilis hasil survei terbaru terkait golput di Pilpres 2019.
Survei yang dilakukan 18-25 Februari 2019 terhadap 1.200 responden menunjukkan golput bisa membawa kerugian bagi kedua kubu yang tengah berkompetisi.
Elektabilitas pasangan nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin meskipun unggul 27,8 persen atas pasangan nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga, nyatanya masih belum aman.
Sebab, jika berkaca dari angka golput di 2014 mencapai 30,42 persen.
Pasangan nomor urut 01 juga terbilang paling banyak dirugikan jika angka golput tinggi.
Salah satunya, di segmen pemilih minoritas.
Jokowi-Ma'ruf sudah unggul 68,7 persen, yakni 80,3 persen berbanding 11,6 persen milik Prabowo-Sandi. Namun, jika banyak terjadi golput maka pemilih Jokowi akan berkurang.
"Alasan golput di pemilih minoritas yaitu karena libur panjang. Tanggal 19 April itu hari libur nasional, peringatan wafatnya Isa Almasih," ujar Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman dalan rilis 'Siapa Dirugikan Golput: Jokowi atau Prabowo?' di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (19/3/2019).
Alasan lain, terjadinya golput di segemen minoritas yaitu pemilih merasa tidak aman. Sehingga banyak berpindah lokasi mencoblos ke luar negeri.