Liga Primer Inggris dan FA Dinilai Bersikap tak Adil Soal Serangan Masjid di Selandia Baru

Liga Primer, Liga Sepakbola Inggris dan Asosiasi Sepakbola atau FA dinilai menerapkan "standar ganda"

Editor:
Getty Images
Pemain QPR mengheningkan cipta selama semenit pada Januari 2015, beberapa hari setelah 17 orang dibunuh oleh kelompok Islamis bersenjata di Prancis terkait kartun terbitan majalah Charlie Hebdo Pemain QPR mengheningkan cipta selama semenit pada Januari 2015, beberapa hari setelah 17 orang dibunuh oleh kelompok Islamis bersenjata di Prancis terkait kartun terbitan majalah Charlie Hebdo. 

Tepuk tangan selama semenit dilakukan oleh penonton dan pemain di Craven Cottage sebelum laga Fulham melawan Liverpool pada hari Minggu, meskipun ini adalah penghormatan atas seorang karyawan Fulham yang meninggal bulan lalu.

Lebih lanjut Yunus Lunat mengatakan: "Mengapa penghormatan tidak dilakukan, karena menurut saya kurangnya tokoh panutan dan pimpinan senior berlatar etnis yang dapat memahami situasi seperti itu."

"Kurangnya perwakilan umat Islam dalam peran kepemimpinan di bidang olahraga, terutama sepak bola, meskipun mereka memiliki cukup kompetensi untuk peran tersebut.

"Piala FA adalah kompetisi FA. Ini menunjukkan kelemahan kepemimpinan."

"Kesempatan untuk membuat pernyataan besar tentang apa yang terjadi di seluruh dunia hilang begitu saja," tegasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Liga Primer dan FA dituduh menerapkan 'standar ganda' karena tidak melakukan penghormatan atas korban serangan masjid, http://www.tribunnews.com/internasional/2019/03/19/liga-primer-dan-fa-dituduh-menerapkan-standar-ganda-karena-tidak-melakukan-penghormatan-atas-korban-serangan-masjid?page=all.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved