Ikan Raksasa Berkumis di Jambi

Ikan Raksasa Berkumis Muncul di Jambi, Peneliti Tedjo Sukmono Paparkan Keistimewaan Ikan Tapah

Peneliti taksonomi dan biodiversitas ikan air tawar Indonesia, Tedjo Sukmono, memaparkan kondisi ikan Tapah raksasa berkumis di Jambi.

Penulis: Zulkipli | Editor: Duanto AS
pancingpoint.blogspot.com
Ilustrasi ikan Tapah raksasa. 

Peneliti taksonomi dan biodiversitas ikan air tawar Indonesia, Tedjo Sukmono, memaparkan kondisi ikan Tapah di Jambi. Sebenarnya ikan raksasa 2 meter seperti apa yang ditemukan Edison?

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Temuan ikan raksasa, ikan Tapah, membuat heboh warga Batanghari, Provinsi Jambi.

Warga Desa Bajubang Laut, Kecamatan Muarabulian, Kabupaten Batanghari, bernama Edison (35), menemukan ikan raksasa yang panjangnya mencapai 2 meter itu di aliran Sungai Batanghari.

Ikan ini hidup di sungai-sungai besar, di antaranya Sumatera dan Kalimatan.

Apa keistimewaan ikan raksasa atau Wallago ini?

Peneliti taksonomi dan biodiversitas ikan air tawar Indonesia yang juga Dosen Universitas Jambi, Tedjo Sukmono, memaparkan kondisi ikan Tapah di Jambi.

Walau ikan Tapah relatif sulit ditemukan, tapi masih belum masuk kategori dilindungi.

Dia mengatakan jika di pasar tradisional masih bisa ditemukan ikan Tapah, itu menunjukkan bahwa ikan tersebut masih ada di alam, termasuk Sungai Batanghari.

Baca Juga

 Mengapa Hampir 33 Tahun Agnez Mo Belum Menikah? Akankah Pria Ini Jadi Pelabuhan Terakhir

 3 Orang meninggal pada Insiden Penembakan di Trem Utrecht, Polisi Buru Pria Turki Berusia 37 Tahun

 Diduga Dapat Ancaman Reporter yang Bongkar Kasus Seungri Menghilang hingga Pembelaan CEO Burning Sun

 KPK Temukan Uang dalam Pecahan Rupiah dan Dollar AS di Ruang Menteri Agama, Bagaimana Sikap Kemenag?

 Penyamaran Polwan Mira Totalitas, Jika tamu minta esek-esek layani saja. Ada satu room karaoke

Namun, ia tak menutup mata adanya ancaman terhadap keberlangsungan ikan itu.

“Kondisi Sungai Batanghari yang tercemar, bisa jadi menganggu populasi ikan. Dampak yang bisa diamati adalah sudah jarang ditemukan ikan ukuran besar. Karena pencernaan bisa menghambat pertumbuhan ikan,” ulasnya, Senin (18/3/2019).

"Ikan tapah atau dalam bahasa latin dikenal dengan istilah Wallago hidup alami di perairan air tawar," tuturnya.

Kata Tedjo, jenis ikan tersebut bisa berkembang dengan ukuran besar jika habitatnya cocok.

"Di Kalimantan pernah dapat 80 kilogram. Dia kalau habitatnya cocok, kedalamannya cocok, kemudian tidak ada polusi, dia bisa berkembang besar," sebutnya.

Menurutnya ikan ini cenderung hidup di wilayah antara menengah ke bawah. Dari tengah ke hilir. "Kalau hulu dia gak bisa karena airnya deras," kata Tedjo.

Mengutip wikipedia, ikan Tapah termasuk marga beberapa ikan berkumis (Siluridae) pemakan daging (karnivora) berukuran besar dari Asia tropika.

Ikan tapah sepanjang 2 meter ditemukan penambang pasir di Batanghari.
Ikan tapah sepanjang 2 meter ditemukan penambang pasir di Batanghari. (Tribunjambi/Rian)

Sampai saat ini tercatat ada lima jenis anggotanya, dengan jenis yang paling umum adalah tapah asia Wallago attu.

Nama "Tapah" diambil dari nama kota di negeri Perak, Malaysia yang dikenal sebagai tempat ditemukannya banyak Wallago attu.

Di sungai-sungai Kalimantan hidup tapah Wallago leeri yang berwarna hitam.

Kondisi ikan Tapah di Jambi

Warga Muara Bulian, Edison, menemukan ikan Tapah dengan panjang tubuh 150-200 sentimeter dan berat 70-80 kilogram.

Namun, yang menjadi pertanyaan warga mengapa ikan Tapah itu mati?

 Peristiwa 19 Maret, Nike Ardilla Meninggal 24 Tahun Lalu, Media Asing Dalam Kematian Dia Bersinar!

 Berkali-kali Patah Hati, Ini Kriteria Pria Idaman Luna Maya: Yang Penting Bertanggung Jawab

 Jadi Pembahasan Maruf Amin vs Sandiaga Uno, Apa Itu Stunting? Apa Beda dengan Anak Bertubuh Pendek?

Edison menemukan ikan Tapah dalam kondisi mati, di aliran Sungai Batanghari sekira pukul 13.00 WIB.

"Sayo lihat ikan Tapah itu muncul setelah menambang pasir dan kerikil menggunakan tongkang di aliran Sungai Batanghari," tuturnya kepada Tribunjambi.com.

Awalnya, ia mengira bahwa yang dilihat itu adalah karung bekas.

Namun, setelah menelitinya, ternyata ikan Tapah berukuran besar.

Melihat ikan itu, Edison tak pikir panjang.

Dia langsung terjun ke sungai itu untuk mengangkut ikan tersebut.

Saat mencoba mengangkat ikan tersebut ke tongkang, Edison kesulitan.

Akhirnya, ia dibantu oleh seorang temannya.

"Pertama mengira kalau itu karung. Karena yang nampak hanya perutnya, kepala dan buntut tak terlihat," ujar Edison saat ditemui, Senin (18/3/2019).

Untuk mengangkut ikan tersebut ke daratan, butuh tenaga empat hingga lima orang.

"Karena memang ikan itu berat dan panjang," katanya.

Setibanya di darat, ikan itu menjadi tontonan warga setempat.

Rumah Edison dipadati ratusan orang dari desa tempatnya tinggal dan desa tetangga.

Ikan Tapah raksasa dengan berat 70 Kg panjang 1.6 Meter, diameter 55 Cm hasil tangkapan Mulyadi dan tiga temanya saat disaksikan anak-anak ketika akan dibawah ke pasar untuk dijual, Rabu (26/11/2014).
Ikan Tapah raksasa dengan berat 70 Kg panjang 1.6 Meter, diameter 55 Cm hasil tangkapan Mulyadi dan tiga temanya saat disaksikan anak-anak ketika akan dibawah ke pasar untuk dijual, Rabu (26/11/2014). (SRIPOKU.COM/CADRA OKTA DELLA)

"Ikan itu langsung kami potong dari bagian buntutnya," kata penambang pasir dan kerikil itu.

Bagaimana rasa ikan Tapah ?

Penuturan Edison, tak sedikit yang ingin menyicipi daging ikan besar itu.

Bahkan ada pula warga yang membeli dagingnya.

"Dagingnya kami potong dan bagikan ke orang sekitar. Tapi ada juga yang beli. Kami jual Rp 20 ribu per Kg," tutur Edison.

Penuturan warga setempat yang diberi daging ikan tersebut, kata Edison, ketika dimasak ikan itu malah mengeluarkan banyak minyak dari tubuhnya.

Ada pula yang mengatakan rasa dagingnya enak seperti daging ikan pada umumnya.

Meski mendapatkan ikan Tapa yang langka, Edison tak ingin memakan daging ikan yang ditemukannya itu.

"Rasanya hilang selera saja walau saya yang dapat. Sampai sekarang, cuma nyicip daging itu sedikit," katanya.

Hingga kini, dirinya masih tak mengira bisa mendapat ikan sebesar itu.

"Rasanya seperti mimpi. Karena dari dulu sampai sekarang cuma dapat ikan paling besar 8 Kg," tuturnya.

Sebelumnya, penemuan ikan Tapah itu sempat viral di salah satu akun media sosial.

Serang manusia?

Keberadaan ikan Tapah memang menjadi cerita warga Jambi secara turun-temurun.

Pernah ada cerita, kapal tukang ketek terbalik ditabrak ikan Tapah raksasa di Sungai Batanghari.

Ada cerita juga, seorang warga diseret ikan Tapa hingga meninggal. Namun, cerita itu belum terbukti kebenarannya.

Peristiwa ini terjadi pada Mei 2014, saat seorang warga Desa Sungai Duren, Kabupaten Muarojambi, bernama Samsul, pergi menangguk ikan.

Samsul tidak pulang ke rumah lagi

"Kalau kata istrinya, tidak lama saya pulang dari rumahnya, sekitar jam 10.00 dia pamit nak nanggok ikan, tahu-tahunya jam 12.30 saya ditelepon, katanya dia tenggelam," tutur Samsudin.

"Perahu, sama jaketnya ada. Tapi kata orang-orang di tempat kejadian, memang sebelumnya ada kedengaran orang minta tolong. Kita sempat cari sama warga, tapi tidak ketemu," kata Samsudin saat ditemui di rumah duka, Kamis (15/5/2014).

Tenggelamnya Samsul sempat menghebohkan warga di Desa Sungai Duren. Korban sempat diisukan diserang ikan Tapa.

"Tapi jazadnya utuh, tidak ada cacat atau bekas diserang ikan. Memang kemarin ado orang pintar yang nengok-nengok di sano, katanya adek saya ini diserang ikan Tapa," katanya.

Bantahan juga dinyatakan Kaspul Anwar, Ketua RT 09, Desa Sungai Duren.
Menurutnya, itu hanyalah isu. Pasalnya dari tubuh korban tidak ditemukan bekas luka serangan ikan Tapa.

"Kalau diserang ikan Tapah pasti ada lukanya, tapi ini bersih," katanya saat dikonfirmasi di rumahnya.

Jenazah Samsul sekitar pukul 13.00 WIB dimakamkan di TPU yang berlokasi di RT 02. Semasa hidupnya, ayah tiga anak ini dikenal orang yang ramah dan pekerja keras.

"Kalau ada kegiatan di RT 09 orangnya aktif, termasuk ulet orangnya, pagi dia ke kebun, sore baru nyari ikan di Sungai Batanghari," kata Kaspul.(*)

Subscribe Youtube

Mengapa Hampir 33 Tahun Agnez Mo Belum Menikah? Akankah Pria Ini Jadi Pelabuhan Terakhir

 Tulisan Agnez Mo Skak Mat Siapa? Wijaya Saputra Beri Jawaban Dibilang Menguntit Mantan, Gisel?

 Kepolisian Belanda Tangkap Pria Turki Terduga Pelaku Penembakan di Trem Kota Utrecht

 Ikan Tapah Raksasa yang Langka Muncul Lagi di Sungai Batanghari, Mengapa Dalam Kondisi Mati?

 Tanpa Basa-basi, Dua Polwan Menyamar ke Tempat Hiburan di Bali, Tapi di Suruh Masuk Kamar Dulu

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved