Kisah Sukses Polwan Menyamar Jadi PSK, Dandan ke Salon Agar Diterima Bos, Sempat Diusir Anak Buah
Di balik peristiwa penggerebekan tempat esek-esek yang sering dibaca ternyata ada rentetan aktivitas penuh resiko di baliknya.
Saya juga minta Mira memakai topi. Kaus, hotpant serta topi itu milik anak saya.
"Kalau saya yang berdandan seperti anak muda kan lucu. saya pakai daster saja," ungkap Rochana sambil tertawa.
5. Bergerak tanpa senjata
Rampung berdandan, kedua polwan tanpa berbekal senjata api (senpi) ini bergegas menuju warung kopi Kuro-Kuro. Motor matik diparkir di depan lokasi.
Mereka kemudian masuk ke dalam untuk mengawali aksi penyamaran. Keduanya mengaku sebagai sesama kerabat dengan status janda yang membutuhkan pekerjaan.
Rochana dan Mira kemudian bergantian memelas dan merayu seorang wanita PSK yang ada di dalam warung kopi. Sampai akhirnya Woro Wiranti (34), wanita pemilik bisnis prostitusi itu keluar dari kamar menemui keduanya.
6. Kaget saat ketemu bos wanita PSK
Rochana dan Mira masuk warung kopi itu sehabis magrib dan sepi. Setelah bertemu dengan seorang wanita berpakaian seksi, dan mengutarakan niat sebelumnya, wanita PSK itu pun memanggil bosnya.
"Saya kaget bukan kepalang begitu bosnya keluar. Ternyata ia biduan dangdut yang sering ketemu di panggung saat saya berjaga mengamankan. Kami pernah saling menyapa dan bertatap muka. Saat itu saya hanya berdoa semoga penyamaran lancar. Alhamdulillah ia tak mengenali saya," kata Rochana yang masuk Secaba Polwan tahun 1987 itu.
7. Hadapi bos ketela, bos ikan, bos tepung
Setelah mengobrol selama beberapa jam sembari menikmati secangkir kopi, bos warung kopi Kuro-Kuro selaku mucikari akhirnya memberikan kode lampu hijau.
AKP Rochana dan Bripda Mira pun diterima bekerja dengan syarat harus senantiasa berpenampilan aduhai yang mengundang syahwat lelaki.
Mereka berdua diharuskan berangkat bekerja mulai pagi pukul 09.00 WIB.
"Besok langsung kerja aja layani tamu berkaraoke. Jika tamu minta esek-esek layani saja. Ada satu room karaoke dan dua kamar."
"Oh iya kamu jangan pakai daster lagi. Kalau siang banyak bos-bos berkumpul di sini."