TENTARA Amerika Saling Tembak dengan Pasukannya Sendiri: 92 Prajurit Tewas Ketika Melawan 'Hantu'
TRIBUNJAMBI.COM- Keadaan pulau sunyi sepi yang ada hanya landasan pacu pesawat, garnisun dan perkubuan
TRIBUNJAMBI.COM- Keadaan pulau sunyi sepi yang ada hanya landasan pacu pesawat, garnisun dan perkubuan Jepang yang sudah rusak.
Tentara AS mulai menyangka jika tentara Jepang sedang bersembunyi di bawah tanah dan ketika lengah mereka akan muncul menyerang.
Saat malam tiba di selatan dan utara pulau terdengar tembak menembak dan suara ledakan, tentara AS semakin yakin jika serdadu Jepang sedang melakukan pertempuran dengan mereka.
Namun keesokan harinya psikologis pasukan AS down.
Bagaimana tidak, mereka melihat rekan-rekannya mati namun tak melihat satu pun mayat tentara Jepang.
Yang mereka temui hanya rokok, bercangkir-cangkir kopi dan mobil ringsek angkutan tentara Jepang.
Hal ini membuat tentara AS malah semakin bingung, ada yang berkelakar jika mereka sedang melawan hantu.
18 Agustus 1943, AS kemudian menghentikan operasi Cottage karena tak menemui sama sekali tentara Jepang di sana.
Lantas bagaimana bisa ada tentara AS yang mati dengan luka tembak dan pertempuran pada malam hari itu?
Di sini Laksda Thomas Kinkaid mau tak mau menjadi biang keladi kekonyolan operasi militer ini.
Ternyata satu bulan sebelum melancarkan operasi Cottage, analis intelijen AS memberitahu Kinkaid bahwa Jepang telah pergi dari pulau Kiska.
Pasukan Jepang di Kiska ternyata telah dievakuasi oleh kapal-kapal perang Admiral Masatomi Kimura, meninggalkan senjata-senjata dan jebakan mematikan sebelum AS menyerbu.
Sialnya, Kinkaid tak mengubris pemberitahuan intelijen AS. Ia tetap nekat menyerbu pulau.
Pasukannya malah saling adu tembak dengan kawan sendiri pada malam hari karena mengira mereka serdadu Jepang.
Total, AS dan Kanada kehilangan 92 nyawa prajuritnya karena Friendly Fire.
Ada pula yang luka-luka karena terkena jebakan maut macam ranjau anti personel yang ditinggalkan oleh tentara Jepang.
Sementara itu, dilaporkan ratusan tentara Amerika Serikat bunuh diri, bahkan ketika pasukan negara tersebut tak lagi terlibat pertempuran.
Angka bunuh diri tentara aktif Amerika selama 2013 turun dibandingkan pada 2012, tetapi ada peningkatan kasus bunuh diri di Garda Nasional dan Pasukan Cadangan Angkatan Darat.
Laporan awal terbaru dari Pentagon, Jumat (25/4/2014), menyebutkan selama 2013 tercatat 261 tentara aktif melakukan bunuh diri. Jumlah itu turun dibandingkan 318 kejadian serupa pada 2012.
AFP menulis perubahan jumlah itu tak dramatis mengingat pasukan Amerika Serikat sudah ditarik dari pertempuran Irak maupun Afghanistan.
Meskipun terjadi penurunan pada angka bunuh diri tentara sepanjang 2013, laporan itu mengakui ada peningkatan angka bunuh diri sebesar 5 persen di Garda Nasional dan Pasukan Cadangan Angkatan Darat pada tahun yang sama.
Penyebab banyaknya kasus bunuh diri di kalangan militer Amerika ditengarai pada laju pengiriman pasukan ke Irak dan Afghanistan selama satu dekade terakhir.
Namun, laporan terbaru ini otomatis membantah pendapat umum tersebut.
Pada saat pasukan Amerika menghadapi puncak perang di Irak pada 2008, kasus bunuh diri di kalangan ini tercatat mencapai 268 kejadian pada 2008 dan 309 kasus pada 2009.
Angka itu jelas tak banyak berubah dari data terakhir pada saat pasukan Amerika tak lagi ada di medan pertempuran.
Para petinggi militer Amerika Serikat disebut terus berupaya mengidentifikasi alasan tepat dari maraknya kasus bunuh diri di pasukannya.
Laporan terbaru dari Pentagon tersebut mendapatkan hanya 13 persen dari tentara yang bunuh diri pernah terlibat langsung dalam pertempuran langsung dan 57 persen pernah dikirim ke zona perang meski tak terlibat perang langsung, dalam satu dekade terakhir.
"Faktor paling umum yang diduga menjadi penyebab bunuh diri adalah kegagalan hubungan, riwayat masalah administrasi dan hukum, serta kesulitan keuangan atau tempat bekerja," ujar laporan tersebut.
Disebutkan pula dalam laporan itu, mayoritas tentara yang bunuh diri adalah laki-laki, kulit putih, berumur di bawah 25 tahun, berpangkat rendah terutama tamtama, dan sudah menikah.
Total angka bunuh diri di kalangan militer Amerika pada 2013 adalah 18 orang per 100 ribu tentara, turun dari 22,7 per 100 ribu tentara pada 2012.
Dari jumlah itu, tentara Angkatan Darat mencatatkan angka bunuh diri tertinggi, disusul tentara dari korps marinir. (AFP/bangka pos)
Artikel ini pernah tayang di GridHot dengan judul "Ketika Amerika Serikat Lakukan Operasi Militer Konyol, Tembak Kawan Sendiri Malah Mengira Bermusuhan dengan Hantu.