Pilpres 2019

Jelang Debat Cawapres, Topik Ketenagakerjaan Mendominasi di Media Sosial, Banyak Yang Tak Tertarik

“Saya khawatir kalau kita tidak mengawal isu-isu yang sifatnya tidak programatis nanti itu perdebatannya hanya fokus pada tampilan, pada gaya

Editor: Tommy Kurniawan
TribunWow.com/Rusintha Mahayu
Maruf Amin dan Sandiaga Uno, Pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2019 

Jelang Debat Cawapres, Topik Ketenagakerjaan Mendominasi di Media Sosial, Banyak Yang Tak Tertarik

TRIBUNJAMBI.COM - Bagi beberapa orang, debat dua calon wakil presiden (cawapres) kurang menarik.

Apa lagi bagi kaum muda, debat cawapres masih belum begitu menarik perhatian.

Di media sosia Isu tenaga kerja mendominasi perbincangan menjelang berlangsungnya Debat Capres putaran ke-3 yang menampilkan dua calon wakil presiden (cawapres) pada Minggu, 17 Maret 2019.

Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Fisipol UGM kembali melakukan analisis Big Data dengan mengambil data percakapan di Twitter, menggunakan metode Application Programming Interface, antara 3-13 Maret 2019.

Analisa untuk mengetahui isu yang banyak dibicarakan di Twitter menjelang debat dua cawapres itu, menunjukkan topik tenaga kerja dan sosial budaya mendominasi perbincangan.

Baca: Mertua Baru Tiba, Ashanty Malah Cekcok dengan Ibu Anang Hermansyah, Ashanty: Iya lah, Sombong!

Arya Budi, peneliti DPP menjelaskan, hasil analisis hanya terbatas pada kelompok yang memiliki akses Internet dan menggunakan platform Twitter.

Baca: Wow! Lucinta Luna Akui Menstruasi Tiap Tanggal 5, Hotman Paris Bingung Setengah Mati,Ini Kata Dokter

“Topik yang kami crawling (data yang diambil) dari percakapan di Twitter adalah terkait dengan percakapan tentang debat itu sendiri, dan juga terkait dengan topik-topik debat yaitu pendidikan, kesehatan, sosial budaya, ketenagakerjaan,” kata Arya Budi.

“Ini kami potret selama 10 hari, memang analisis ini punya limitasi karena kami hanya menganalisis orang-orang yang punya akses terhadap Internet terutama platform twitter. Kami tidak memotret keseluruhan percakapan orang-orang yang ngumpul di angkringan, di face, misalnya,” kata Arya Budi menambahkan.

Mada Sukmajati, peneliti DPP lainnya menjelaskan hasil analisis Big Data menunjukkan, warganet tertarik membicarakan topik diluar layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan tetapi topik lain yaitu tenaga kerja dan sosial budaya.

“Justru isu ketenagakerjaan dan isu sosial budaya yang menonjol. Kami berharap para cawapres ketika berdebat nanti tidak hanya memberikan penekanan pada kesehatan dan pendidikan. Tetapi juga memberikan porsi yang lebih memadai pada isu tenaga kerja dan sosial budaya. Banyak hal-hal yang dibicarakan termasuk tenaga kerja asing-tenaga dari China, UMR, kesejahteraan buruh, juga jaminan sosial,” kata Mada.

Baca: Dicecar Mantan Mertua, Roy Marten Perihal Jodoh: Jangan Pilih Perempuan Bodoh! Sindir Gisella?

Baca: Karir 5 Atlet Ini Hancur Karena Wanita, Ada Yang Gagal Menikah, No 4 Sempat Viral!

Baca: Viral! Bayi Diberi Nama Syahreina Luna Barack, Inspirasi Kisah dari Syahrini, Reino dan Luna Maya

Baca: Viral! Pernikahan Manusia Langka Kisah Cintanya Menyentuh, Sebar Undangan 100, Yang Datang Seribu!

Secara geografis, menurut Mada, jumlah percakapan warganet soal topik debat cawapres terpantau paling banyak di Jawa Barat (21,05 persen), DKI Jakarta (17,76 persen), Jawa Timur (10,53 persen). Sedangkan daerah lan intensitasnya dibawah 10 persen.

Beberapa topik dominasi dibahas di wilayah tertentu,misalnya topik ketenagakerjaan paling banyak dibahas di Jawa Barat (48,04 persen). Sedangkan topik sosial budaya dibahas di daerah Jawa Timur (59,72 persen).

Topik pendidikan dominan di Kalimantan Utara dan topik kesehatan paling banyak dibicarakan warga net di Sulawesi Tenggara.

Secara umum, hasil analisis menunjukkan kelompok muda kurang tertarik pada debat antar cawapres.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved