Sosok Zulfirman Syah, WNI Korban Penembakan di Selandia Baru di Mata Keluarga
Serangkaian teror penembakan di Christchurch Selandia Baru dilakukan oleh teroris pada Jumat (15/3/2019).
Dia berada di Padang selama 15 hari sekaligus temu kangen dan silaturrahmi dengan orang tua sebelum kembali ke New Zealand.
"Sebelum pergi, dia sempat pamitan juga," kata Handra Yaspita.
Zulfirman Syah, korban penembakan berangkat ke New Zealand pada Januari 2019.

Di New Zealand, Zulfirmansyah melakukan perluasan usaha di bidang seni, karena prospek di sana lebih besar.
"Dia ke sana untuk mengembangkan karir," kata Handra Yaspita.
Zulfirmansyah, di New Zealand tinggal bersama istrinya, Alta dan seorang anaknya yang bernama Omar Rois.
"Teman dari istri Alta kebetulan tinggal di New Zealand, makanya mereka ke sana," tambahnya.
Sebelumnya, Zul sudah menetap di Yogyakarta semenjak Tahun 1997 hingga 2018.
Zulfirman Syah bertemu perempuan berkewarganegaraan asing yang sekarang menjadi istrinya di Yogyakarta.
Baca: Pembunuh Bayaran Habisi Jaksa di Bintan, Intai 2 Hari, Rian Tembak Pakai Senjata Semi Otomatis
"Umur mereka terpaut lima tahun. Mereka satu komunitas, mungkin karena sudah intens bertemu kemudian mereka kenalan. Jodoh di tangan tuhan," kata Handra yang akrab disapa Bang Epi ini.
Di mata Handra Yaspita, baginya seorang adiek atau Zul adalah seorang teman ngobrol dan teman bicara.
Bahkan, dia sangat tahu apa yang menjadi kegemaran adiknya yakni cabang olahraga badminton, bola kaki, dan bola futsal.
"Zul itu paling hobi bola kaki," katanya.
Belum cukup tiga bulan berada di New Zealand, Zulfirman Syah sudah menjadi korban penembakan di Selandia Baru dan di rawat intensif di rumah sakit.
Handra Yaspita bersama keluarga yang lain tengah mengurus pelaporan kepada gubernur agar disediakan fasilitas untuk mengunjungi adiknya.